Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pengembangan Kawasan Pinggiran Kota dan Permasalahan Lingkungan di Kampung Seni Nitiprayan, Bantul Brontowiyono, Widodo; Lupiyanto, Ribut
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 3, No 1 (2011): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan wilayah secara umum masih kurang menyentuh dan memperhatikan karakteristik khasdaerah rurban (rural-urban). Daerah ini umumnya berada pada pinggiran perkotaan, yang terpengaruholeh karakter kota (baik fisik maupun non fisik) dan di sisi lain juga masih memiliki karakter desa. Tanpaperhatian yang khusus dalam pengembangannya, wilayah ini akan semakin menerima implikasiproblematika kota yang kompleks dan semakin pudar potensi asalnya. Kampung Nitiprayan adalah salahsatu pinggiran kota yang mengkhawatirkan perkembangan lingkungan dan pembangunannya. Kawasanini secara fisiografis terletak pada pinggiran Kota Yogyakarta dan secara administratif masuk dalamDesa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Tulisan ini bertujuan merancang arahandan strategi pengembangan Kampung Nitiprayan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan danoptimalisasi potensi unggulan wilayah. Analisis dilakukan dengan metode SWOT berdasarkan datasekunder dan survei lapangan. Nitiprayan sebagai wilayah pinggiran kota memiliki potensi unggulandalam bidang seni budaya. Nitiprayan diarahkan secara umum sebagai kampung wisata terpadu danberkelanjutan. Basis pengembangan adalah seni budaya lokal dengan berorientasi pada peningkatankesejahteraan masyarakat, mempertahankan karakter asli, ramah terhadap kelestarian lingkunganhidup, dan penguatan partisipasi masyarakat.Kata kunci: pinggiran kota, pengembangan, lingkungan, Nitiprayan
Pengelolaan Kawasan Sungai Code Berbasis Masyarakat Brontowiyono, Widodo; Lupiyanto, Ribut; Wijaya, Donan
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 2, No 1 (2010): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diantara beberapa sungai yang melintas di Yogyakarta, Sungai Code menjadi pusat perhatian banyakpihak dan memiliki tingkat kemendesakan dalam pengelolaannya. Kawasan Sungai Code memiliki potensipositif berupa letak yang strategis dalam orientasinya dengan lokasi lain, eksotisme lingkungan yangberpotensi bagi pengembangan ekowisata, juga potensi sosial budaya yang menarik. Semakinmeningkatnya aktivitas pembangunan ekonomi, perubahan tata guna lahan dan meningkatnyapertumbuhan penduduk mengakibatkan tingginya tekanan kawasan sungai terhadap lingkungan.Pemukiman yang padat telah menghiasi bantaran sungai dan kondisi kualitas airnya pun menunjukkankecenderungan semakin memburuk. Salah satu prasyarat penting dalam implementasi penataan kawasanyang optimal adalah pelibatan peran seluruh stakeholder (community-based development), mulai dariperencanaan hingga operasionalisasi dan evaluasi. Partisipasi masyarakat lokal menjadi kunci strategisuntuk dapat diberdayakan dan disinergiskan dengan komponen lainnya. Komunitas masyarakat lokalbanyak terbentuk dan terorganisasi di setiap penggal kawasan sungai. Perguruan tinggi dan instansipemerintah juga banyak melakukan program di Sungai Code. Permasalahan mendasarnya adalah pihakpihakterkait tersebut belum terkoordinasi secara terpadu dan program penataannya juga belumsistematis. Hasil analisa tulisan ini merekomendasikan agar supaya pelibatan partisipasi masyarakatdilakukan melalui pemberdayaan komunitas lokal. Seluruh komunitas yang ada dapat dikoordinasikandalam satu lembaga formal yang didukung penuh oleh pemerintah daerah. Dukungan pemerintah daerahberupa fasilitasi program, jaringan, hingga pendanaan. Pihak-pihak lain seperti perguruan tinggi,swasta, LSM, dan lainnya juga dapat berperan dengan turut menguatkan komunitas tersebut denganprogram-program pemberdayaan.Kata kunci: Sungai Code, Pemberdayaan Masyarakat, Komunitas Lokal
Pengembangan ”RWH” dari aspek ”WTP” dan ”ATP”: Studi Kasus Yogyakarta Brontowiyono, Widodo; Lupiyanto, Ribut
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 2, No 2 (2010): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rainwater harvesting (RWH) secara teknis dan ekologis layak dikembangkan di Kartamantul(Yogyakarta, Sleman dan Bantul) DIY dalam bentuk sumur resapan, penampungan air hujan (PAH),kolam konservasi, vegetasi, dan lahan terbuka. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kelayakan sosialekonomi RWH. Kelayakan sosial ditentukan dengan metode Willingness To Pay (WTP) melalui penelitiansurvey. Kelayakan ekonomi ditentukan dengan metode Cost Benefit Ratio (CBR) dan Ability To Pay(ATP). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa teknik RWH yang layak secara sosial ekonomi di daerahsurplus dan daerah kritis antropogenik adalah sumur resapan, kolam konservasi, vegetasi, biopori, danlahan terbuka, sedangkan untuk daerah kritis alami adalah penampungan air hujan.Kata kunci: Rainwater Harvesting (RWH), Kelayakan Sosial Ekonomi, Yogyakarta
Alih Fungsi Kawasan Kampus Terpadu UII dan Pengaruhnya Terhadap Aliran Limpasan Permukaan Brontowiyono, Widodo; Siswoyo, Eko; Lupiyanto, R.
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 1, No 2 (2009): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan Kampus Terpadu UII yang menempati daerah resapan primer dikhawatirkan akanmenimbulkan degradasi sumberdaya air. Perkembangan kawasan terbangun diindikasikan akanmeningkatkan aliran limpasan permukaan dan menurunkan pasokan airtanah. Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui koefisien aliran limpasan permukaan (surface runoff) sesudah didirikannya KampusTerpadu UII dengan menggunakan rumus koefisien aliran puncak (Cp) dan koefisien aliran volumetrik(Cv) serta untuk mengetahui apakah pembangunan gedung Kampus Terpadu UII memiliki dampakterhadap lingkungan, khususnya kondisi hidrologi. Penelitian menggunakan data primer dan sekunderdengan metode analisis, yaitu perhitungan matematis dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkankoefisien aliran puncak (Cp) pada tahun 1993 sebelum berdirinya Kampus Terpadu UII sebesar 0,3 danpada tahun 2004 setelah berdirinya Kampus Terpadu UII sebesar 0,35, sedangkan koefisien aliranvolumetrik (Cv) pada tahun 1993 sebesar 0,3 dan pada tahun 2005 sebesar 0,32. Nilai tersebutmenunjukkan aliran limpasan tidak mengalami peningkatan signifikan. Artinya, pembangunan KampusTerpadu Universitas Islam Indonesia tidak menimbulkan dampak yang sangat berbahaya terhadaplingkungan, khususnya kondisi hidrologi. Hal ini dikarenakan kawasan Kampus Terpadu UII sudahdilengkapi dengan saluran drainase yang cukup baik, sumur-sumur resapan, taman kampus dan hutankampus.Kata kunci: alih fungsi kawasan, aliran limpasan permukaan, Kampus Terpadu UII
IMPROVING CARRYING CAPACITY BY DEVELOPING RAINWATER HARVESTING: A CASE OF OYO WATERSHED, GUNUNGKIDUL, INDONESIA Brontowiyono, Widodo; Lupiyanto, R; Malik, A.H.
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 1, No 1 (2009): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oyo watershed, which mainly consists of rural area with 517,352 inhabitants and 0.65%/annum populationgrowth, is one of degraded watersheds in Indonesia. Although the local government has formulated variouswatershed developments, the agriculture productivity of this area is still low. Water resources are the mainfactor that influences the low carrying capacity of its agriculture sector. Its abundant water availability(225,278,277 m3/year) indicates the potential water carrying capacity. With the annual rainfall of 1,858 mmand the low water demand (25,095,223 m3/year), it has a potential water surplus of 200,183,054 m3/year. Inreality, due to the low rainwater harvesting, the carrying capacity is also low, indicated by the value of 0.67with the population pressure of 1.49. This causes a revenue deficit for farmers who earn Rp 160,017.36million/year while the normal living cost is Rp 2,483,289.60 million. This indicates the low optimality of waterresources management. Therefore, the main target of Oyo Watershed management program is to use theavailable rainwater optimally to guarantee the stability of water availability in dry seasons.
FUTURE WATER MANAGEMENT PROBLEMS IN ASIAN MEGACITIES Prinz, Dieter; Juliani, Any; Brontowiyono, Widodo
Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan Vol 1, No 1 (2009): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Today, about half of the world population lives in urban areas and in the coming 20 years, urbanization isexpected to increase steadily, especially in the Developing World. Based on UN data and projections, about4 out of the 5 billion world urban population will live in developing countries by 2030. Large cities in theDeveloping World face the problem of unplanned growth, coupled with the financial and operationalinability to offer the public services needed to sustain a decent life in urban environments. Water is one ofthose essential commodities which is often short in supply and/or of low quality. Additionally, flood poses athreat to urban dwellers during rainy season. The water management challenges in tropical urban areastoday and in the decades to come can be characterized by (1) fighting physical shortcomings in waterresources, (2) coping with contamination of groundwater, rivers, lakes, and reservoirs by domestic,agricultural or industrial waste and waste water, (3) mitigating environmental impacts of water extraction(such as loss of wetlands, subsidence and seawater intrusion) , (4) preventing / mastering flood situationsand (5) overcoming administrative and financial strains and operational incapacities. Solutions to theproblems of urban water in 20 years time are to be found in supply side and demand side measures. The firstgroup includes (1) optimal use of surface water and groundwater resources, (2) pollution protection, (3)watershed management and (4) more water storage. The second group includes (1) educational training, (2)technological innovation, (3) water conservation and (4) water pricing.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA SOKO KABUPATEN PURWOREJO BERBASIS AIR BERSIH, DRAINASE, DAN LIMBAH DOMESTIK Harsoyo harsoyo; Ilya Fajar Maharika; widodo brontowiyono
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol 1 No 03 (2016): September 2016
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soko village is a village located 8 km south of the town of Purworejo and in the District Bagelen. Geographically, the village of Soko is a hilly region that consists of 5 Hamlet is Krajan, Mojosongo, Sukolegok, Kebonkuning 1 and Kebonkuning 2.Permasalahan difficulty of clean water when dry and rainy seasons causing these areas clean water crisis. During the dry season the water receded and no resources at all. And when the rainy season the water became dirty due to poor drainage and yard waste from residents who go to the source of clean water.The purpose of the implementation of KKN PPM in the village Soko Bagelen districts are: 1) The creation of a favorable environment infrastructure (water, drainage, and sewage), 2) availability of clean water for 4 hamlets, and the creation of alternative water sources through self mapping.The target to be achieved is the creation of the role of NGOs would be willing to clean water for four hamlets (160kk), the creation of environmentally sustainable infrastructure, 3) The creation of an alternative water source.While the methods to be used in achieving that goal is to provide guidance to communities, training, and implimentasi. This activity is supported by the Agency for Family Planning and Community empowerment purworejo district.  
Strategi Penurunan Pencemaran Limbah Domestik di Sungai Code DIY Widodo Brontowiyono; Kasam Kasam; Ribut L; Ike A
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 5 No. 1 (2013): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol5.iss1.art5

Abstract

Kualitas air sungai terutama yang terletak di kawasan urban saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Upaya mengatasi permasalahan pencemaran air yang paling efektif adalah mencegah masuknya bahan pencemaran ke dalam badan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pencemaran limbah dometik, menganalisis potensi pencemar air yang masuk ke Sungai Code, serta menganalisis strategi pengelolaan Sungai Code untuk menurunkan beban pencemaran yang masuk dari sumber domestik. Pengambilan sampel air limbah untuk uji laboratorium dari sumber pencemar domestik untuk 12 IPAL komunal. Parameter yang dianalisis antara lain COD, TSS, dan NH 3 . Penentuan responden didasarkan pada pendekatan penentuan sampel secara acak pada wilayah tertentu (area random sampling). Analisis Data terdiri dari analisa pencemaran limbah domestik, analisis potensi sumber pencemar, serta analisis strategi penurunan bebab pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan kondisi yang baik, dimana konsentrasi outlet lebih rendah daripada inlet antara lain untuk COD di titik 2,3,4, dan 8, TSS di titik 2,3,4,5,6,11, dan 12 serta untuk NH 3 di titik 2,3,4,8, dan 9. Artinya, IPAL pada titik selain itu perlu dicek kembali optimalisasi fungsinya. Strategi sosial penurunan pencemaran limbah domestik antara lain dengan pemberdayaan masyarakat, penguatan komunitas lokal, serta optimalisasi kelembagaan formal. Kata Kunci : Limbah Domestik, Strategi Penurunan, Sungai Code, Yogyakarta.
FUTURE WATER MANAGEMENT PROBLEMS IN ASIAN MEGACITIES Dieter Prinz; Any Juliani; Widodo Brontowiyono
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2009): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol1.iss1.art1

Abstract

Today, about half of the world population lives in urban areas and in the coming 20 years, urbanization is expected to increase steadily, especially in the Developing World. Based on UN data and projections, about 4 out of the 5 billion world urban population will live in developing countries by 2030. Large cities in the Developing World face the problem of unplanned growth, coupled with the financial and operational inability to offer the public services needed to sustain a decent life in urban environments. Water is one of those essential commodities which is often short in supply and/or of low quality. Additionally, flood poses a threat to urban dwellers during rainy season. The water management challenges in tropical urban areas today and in the decades to come can be characterized by (1) fighting physical shortcomings in water resources, (2) coping with contamination of groundwater, rivers, lakes, and reservoirs by domestic, agricultural or industrial waste and waste water, (3) mitigating environmental impacts of water extraction (such as loss of wetlands, subsidence and seawater intrusion) , (4) preventing / mastering flood situations and (5) overcoming administrative and financial strains and operational incapacities. Solutions to the problems of urban water in 20 years time are to be found in supply side and demand side measures. The first group includes (1) optimal use of surface water and groundwater resources, (2) pollution protection, (3) watershed management and (4) more water storage. The second group includes (1) educational training, (2) technological innovation, (3) water conservation and (4) water pricing.
IMPROVING CARRYING CAPACITY BY DEVELOPING RAINWATER HARVESTING: A CASE OF OYO WATERSHED, GUNUNGKIDUL, INDONESIA Widodo Brontowiyono; Ribut Lupiyanto; A.H. Malik
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2009): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol1.iss1.art6

Abstract

Oyo watershed, which mainly consists of rural area with 517,352 inhabitants and 0.65%/annum population growth, is one of degraded watersheds in Indonesia. Although the local government has formulated various watershed developments, the agriculture productivity of this area is still low. Water resources are the main factor that influences the low carrying capacity of its agriculture sector. Its abundant water availability (225,278,277 m3/year) indicates the potential water carrying capacity. With the annual rainfall of 1,858 mm and the low water demand (25,095,223 m3/year), it has a potential water surplus of 200,183,054 m3/year. In reality, due to the low rainwater harvesting, the carrying capacity is also low, indicated by the value of 0.67 with the population pressure of 1.49. This causes a revenue deficit for farmers who earn Rp 160,017.36 million/year while the normal living cost is Rp 2,483,289.60 million. This indicates the low optimality of water resources management. Therefore, the main target of Oyo Watershed management program is to use the available rainwater optimally to guarantee the stability of water availability in dry seasons.