Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI KONSUMEN USAHA (RUMAH MAKAN PADANG) TERHADAP KUALITAS DAN HARGA CABAI UNPAD CK5 DI KOTA BANDUNG Rasyad T Munir; Yayat Sukayat; Hepi Hapsari
AGRIVET JOURNAL Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Cabai besar sebagai tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi dan permintaan yang cukup tinggi,selalu dihadapkan kepada berbagai permasalahan, diantaranya rentan terhadap penyakit,seperti penyakit Antharknos yaitu penyakit (bercak daun) yang berpengaruh pada rendahnya, sehingga berpengaruh terhadap harga di tingkat pasar. Adanya fenomena ini menjadi tantangan bagi peneliti,termasuk peneliti Unpad untuk melakukan rekayasa genetika cabai tahan penyakit. Cabai Keriting 5 (CK5) merupakan hasil rekayasa yang secara laboratorium dan lapangan (di Kawali Ciamis dan Taraju Tasikmalaya) memiliki produksi yang baik, dan  tahan terhadap penyakit Antharknos. Cabai yang baik tidak hanya adaptif pada tataran proses produksi, di laboratorium dan lapangan tapi juga di tingkat pasar agar sesuai kebutuhan konsumen (Plant Breeding Partisipation). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran persepsi konsumen terhadap produk cabai Unpad CK5. Wawancara di lakukan kepada juru masak rumah makan padang di Kota Bandung yang dianggap memiliki pengalaman dalam memilih cabai yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kualitas cabai Unpad CK5 dari segi fisik memiliki warna cerah, tidak ada tanda busuk, minimal residu pestisida, dan segar. Sedangkan dari segi harga yang ditawarkan masih terjangkau untuk konsumen usaha seperti rumah makan padang, namun lebih tinggi dari harga cabai yang biasa digunakan. 
KEPUTUSAN PETANI DALAM PENGEMBANGAN STEVIA DI DAERAH PANGKUAN HUTAN (Kasus pada Kelompok tani Mulyasari Desa Cibodas Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung) Yayat Sukayat; Hepi Hapsari; Pandi Pardian; Dika Supyandi; Rani Andriani BK
AGRIVET JOURNAL Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan gula pasir pada tingkat nasional menempati posisi kedua setelah beras (Maria, 2009).  Tahun 2016 kebutuhan gula pasir alami yang bersumber dari tanaman tebu (Sacharum Oficinarum L) untuk konsumsi dan industri mencapai 5,7 juta ton. Kebutuhan konsumsi sebanyak  2,7 juta ton jauh lebih banyak dari produksi nasional yang hanya mencapai 2,2 juta ton (Kemendag, 2017).  Masih di Tahun 2017, Pemerintah  membuka kran impor gula pasir sebanyak 3,22 juta ton untuk memenuhi kekurangan tersebut. Namun tetap masih kurang, sehingga ada indikasi industri makanan /minuman menggunakan gula sintetis. Alternatifnya dikembangkan pemanis alami berkalori rendah , berupa tanaman stevia (Budiarso,2008).  Suseno Amin dkk (2015)  melakukan rekayasa genetika stevia melalui induksi mutasi sinar gama, produksi daun basah di laboratorium dan dilapangan mencapai 0,08 kg per pohon atau 10 ton /ha setiap panen, yang bisa di penen 6 kali pertahun. Jawa Barat merupakan sentra pengembangan  Stevia, namun dari tahun 1984  sampai dengan tahun 2017 luasnya baru mencapai 10 Ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan  keputusan petani menanam stevia dan Faktor sosial ekonomi yang mendukungnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif , desain kuantitatif dengan teknik survey. Hasil dari penelitian ini hanya 15 % petani yang ikut mengembangkan stevia, sisanya (85%) tidak dan keuntungan ekonomi yang menjadi pertimbangan.