Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

DAAN MOGOT DALAM PERTEMPURAN LENGKONG SEBAGAI SUPLEMEN MATERI PERJUANGAN REVOLUSI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN Hanifa Rizky Indriastuty; Jumardi Jumardi
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v7i1.9434

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peran Daan Mogot dalam Pertempuran Lengkong, (2) mengetahui pentingnya Suplemen ajar untuk mendekatkan peristiwa sejarah pada peserta didik dalam Materi Perjuangan dan Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pertempuran Lengkong merupakan peristiwa pelucutan senjata untuk mempertahankan revolusi kemerdekaan Indonesia. Pertempuran berlangsung mendadak dikarenakan adanya kesalahpahaman antara Jepang dan Akademi Militer Tangerang yang tidak sengaja meledakan senjata milik Jepang. Daan Mogot sebagai pendiri sekaligus ketua Akademi Militer Tangerang menjadi korban dalam Pertempuran Lengkong. Daan gugur diusia yang masih muda yaitu 18 tahun. (2) Dalam buku teks sejarah kelas 11 materi Perjuangan dan Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan hanya membahas seputar peristiwa nasional. Berdampak pada kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap sejarah lokal, (3) Suplemen materi ajar dibutuhkan untuk mendekatkan peserta didik pada peristiwa sejarah yang ada disekitarnya. Daan Mogot dalam Pertempuran Lengkong merupakan bentuk nyata suplemen materi Perjuangan dan Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan bagi peserta didik khususnya di Tangerang.
Workhsop Peningkatan Profesionalisme Guru SD Melalui Kompetensi Membuat Media Pembelajaran IPS Jumardi Jumardi; Andi Andi; Rizki Dwi Siswanto
Publikasi Pendidikan Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Prodi PGSD FIP UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.407 KB) | DOI: 10.26858/publikan.v10i2.11372

Abstract

Pembelajaran akan lebih bermakna jika materi yang disampaikan oleh guru mampu membawa kesenangan tersendiri bagi peserta didik. Kesenangan dalam menerima materi bagi siswa sangat beragam, salah satunya adalah penggunaan permainan monopoli. Pelatihan pembuatan media pembelajaran monopoli ini akan membantu guru dalam membuat siswa tertarik akan materi pembelajaran yang diberikan. Metode pelaksanaan adalah dengan metode pelatihan. Guru-guru dibimbing untuk membuat media pembelajaran monopoli. Pelaksanaan pelatihan di fokuskan pada guru SD Negeri Pasar Baru 5 Pagi. Hasil yang dicapai, guru-guru mampu menghadirkan media pembelajaran menarik dengan menggunakan media pembelajaran monopoli dan media pembelajaran dapat disesuaikan dengan mata pelajaran yang ada dilingkungan sekolah.
Keberadaan Balai Pengelola Cagar Budaya (BPCB) Banten dalam Pelestarian Situs Cagar Budaya di Daerah Cibungbulang Nurhalimah Nurhalimah; Desvian Bandarsyah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 2 (2019): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.453 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i2.4721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelestarian dan pengelola situs sejarah di Cibungbulang serta mengidentifikasi situs peninggalan sejarah cagar budaya di daerah Cibungbulang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yakni: (1) Wawancara; (2) Dokumentasi; (3) Observasi. Hasilnya adalah Situs Cibungbulang yang berada di wilayah Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor merupakan daerah kekuasan kerajaan Tarumanegara yang ditandai dengan adanya bukti-bukti peninggalan berupa prasasti. Pengelolaan situs cagar budaya Cibungbulang berada di bawah wewenang Balai Pengelola Cagar Budaya (BPCB) Banten dan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Bentuk pelestarian yang dilakukan adalah melakukan perlindungan, yang terdiri dari penyelamatan dan pengamanan, zonasi, serta pemeliharaan dan pemugaran.
Peran Perguruan Silat Silo Macan untuk Mempertahankan Lokalitas Budaya Betawi di Condet Ade Andrian; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.464 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4726

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana Peran Perguruan Silat Silo Macan untuk mempertahankan lokalitas Budaya Betawi. Silat Betawi yang mulai bersaing dengan seni beladiri lainnya dan bahkan seni beladiri dari luar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sebagaimana yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Observasi Perguruan Silat Silo Macan di Balekambang Condet 2) wawancara dengan informan diantaranya Guru Perguruan Silo Macan. 3) Dokumetasi, 4) Tringulasi Data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Perguruan Silat Silo Macan masih ada dan belum punah gerakan-gerakannya masih asli belum tercampur dengan gerakan beladiri lainnya. Pemerintah daerah bisa mendukung dan berpartisipasi salah satunya dengan cara memberikan tempat latihan yang layak agar bisa bersaing dan berprestasi di ajang ilmubeladiri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Peran Perguran Silo Macan menanamkan karakteristik rohani kepada setiap anggota dalam menghadapi zaman yang modern sehingga sampai saat ini Perguruan Silo Macan masih dapat mempertahankan Eksistensinya.
Eksistensi Kesenian Wayang Ajen di Tengah Budaya Populer (Studi Kasus: Sanggar Wayang Ajen, Duren Jaya Bekasi Timur) Apriza Tri Gunarto; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.135 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4730

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi eksistensi kesenian wayang ajen di Bekasi Timur, mengetahui makna dalam kesenian Wayang Ajen, mengetahui tujuan Sanggar Wayang Ajen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yakni wawancara, dokumentasi, observasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kesenian Wayang Ajen di Bekasi Timur lahir dengan tafsir baru dan cara-cara modern. Nama Wayang Ajen di ambil dari kata Ajen yang artinya menghargai, tujuannya bermaksud untuk menghargai segala aspek kesenian yang ada seperti seni musik, seni tari, seni drama. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Sanggar Wayang Ajen bisa diterima oleh masyarakat karena memiliki warna baru dalam memberikan pertunjukan wayang, dengan cara tersebut Wayang Ajen bisa bertahan di tengah persaingan dengan budaya populer saat ini. Oleh karena itu Sanggar Wayang Ajen ini harus tetap melakukan perkembangan dalam hal kesenian agar selalu bisa diterima oleh masyarakat.
Eksistensi Kesenian Sintren di Kampung Tanjung Kerta, Kecamatan Karang Kancana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat Dea Novianti Gunawan; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.34 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4732

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana eksistensi kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta dan bagaimana rangkaian kesenian Sintren di Tanjung Kerta dan mengetahui bentuk pemanfaatan kesenian Sintren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan prosedur pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, dokumetasi, dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta merupakan kesenian tradisional yang menunjukkan aktivitas tarian diiringi dengan musik menggunakan alat musik gendang, kendi dan seorang sinden menyanyikan lagu-lagu Sunda seperti Sulasih Sulandana dan turun sintren dalam mengiringi seorang penari. Kesenian Sintren juga digunakan sebagai hiburan masyarakat di sela-sela aktivitas sore hari di kampung Tanjung Kerta, selain itu dapat juga dijadikan alat untuk meminta hujan, keberkahan, karena menjadi bagian dari nilai-nilai tradisi di kampung Tanjung Kerta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta masih dilestarikan oleh masyarakat kampung Tanjung Kerta.
Sejarah Lokal dan Public history (Sejarah Bagi Masyarakat) Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 3 No 3 (2022): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jhe.v3i3.8921

Abstract

The correlation between local history and national history is very strong, because national history is generally formed from various combinations of existing local histories. The main focus of local history is not much different from national history, starting from the role of the people, whether religious leaders or local leaders who were involved in the struggle against the invaders or other important roles that deserve to be considered as one of the historical events. Apart from character, other themes that can be identified in local history are institutions, the general public involved in important events and the geography of a particular area. Despite having a broad study and close meaning to the value of people's lives, it cannot be denied that there are still many who underestimate local history. On the other hand, there are still many who assume that local studies have high difficulties in validating the data. In order to maintain this, this research was conducted. On the other hand, this research also aims to enrich information about local history so as to increase love for the country and nation. In order to obtain valid results, in this study a qualitative descriptive analysis method was applied. For data collection techniques themselves, using library instruments and documentation. The results of this study found that national history is an extension of local history, the link between local history and public history, as well as the benefits of local history for the Indonesian people.
Peran Guru dalam Menanamkan Sikap Nasionalisme terhadap Peserta Didik Sekolah Dasar Nursamsi DJ; Jumardi Jumardi
Jurnal Basicedu Vol 6, No 5 (2022): October Pages 7664-9236
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3775

Abstract

Nasionalisme adalah ciri khas cinta tanah air, rasa akan Nasionalisme merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang. Sehingga waktu yang dihabiskan untuk menanamkan sikap nasionalime menjadi modal yang signifikan dalam ketahanan hidup bernegara. Penelitian ini didasari pada bagaimana tugas pendidik dalam menanamkan sikap patriotik terhadap siswa. Metode penelitian yang diaplikasikan yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan subjek dalam tinjauan ini adalah 7 (individu) yang terdiri dari kepala sekolah dan enam pendidik di SDN Kali Baru Bekasi. Teknik pengumpulan inforrmasi melalui dokumentasi, persepsi dan strategi wawancara. Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui peran guru dalam penanaman sikap nasionalisme serta pengimplementasiannya. Hasil dari penelitian mengatakan bahwa peran yang dilakukan pendidik dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air siswa harus dimungkinkan selama pembelajaran di kelas serta pemahaman mentalitas sikap patriotisme peserta didik. Selama ini siswa tidak ada penciptaan perspektif patriotisme dalam bergaul di sekolah dan kantor dan ada dua faktor masalah yang dialami oleh seorang pendidik, yaitu faktor internal siswa dan faktor luar peserta didik.
Peran Kapitan Jonkers Dalam Menolak Tindakan Rasisme Ditinjau dari Kebijakan VOC di Marunda (1684-1689) Ardiansyah Ardiansyah; Jumardi Jumardi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v11i2.14671

Abstract

Abstrak: Kapitan Jonkers memiliki merupakan orang kepercayaan pimpinan di VOC. Ia menolak kebijakan untuk pemisahan antar suku yang tinggal di Marunda karena sebagian dari pasukannya berasal dari berbagai macam etnis dan suku yang berbeda. Permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana upaya Kapitan Jonkers menolak kebijakan rasis di Marunda?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk menggenang akan kepahlawanannya dalam menentang konsep rasisme yang sejak dulu tanamkan di Nusantara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode historis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kapitan Jonkers berupaya mempersatukan etnis-etnis yang tinggal di daerah Marunda. Penolakan yang dilakukannya terhadap kebijakan pemisahan antar etnis di Marunda merupakan bukti bahwa Kapitan Jonkers ialah seorang yang berjuang untuk persatuan antar etnis mengingat kebanyakan pengikutnya berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Pemecahan tiap suku dan etnis di Marunda, menurutnya dapat menimbulkan kecemburuan satu sama lain sehingga perpecahan dapat terjadi antar suku-suku yang tinggal di sana.Kata Kunci: Kapitan Jonkers, Rasisme, VOC, Marunda.The Role of Kapitan Jonkers in Rejecting Racism From the VOC Policy in Marunda (1684-1689) Abstract: Kapitan Jonkers had a confidant of leadership in the VOC. He rejected the policy of segregation between the tribes living in Marunda because some of his troops came from different ethnic groups and tribes. The problem of this research is how is Kapitan Jonkers' efforts to reject racist policies in Marunda?. The purpose of this research is to garner his heroism in opposing the concept of racism that has been instilled in the archipelago for a long time. The research method used is the historical method. The results of this study indicate that Kapitan Jonkers seeks to unite the ethnic groups living in the Marunda area. His rejection of the policy of inter-ethnic separation in Marunda is proof that Kapitan Jonkers is a person who struggles for inter-ethnic unity considering that most of his followers come from various regions in the archipelago. The division of each tribe and ethnicity in Marunda, according to him, can cause jealousy with each other so that divisions can occur between the tribes who live there.Keywords: Kapitan, Jonkers, Racism, VOC, Marunda. 
Peran Guru dalam Menanamkan Sikap Nasionalisme terhadap Peserta Didik Sekolah Dasar Nursamsi DJ; Jumardi Jumardi
Jurnal Basicedu Vol 6, No 5 (2022): October Pages 7664-9236
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3775

Abstract

Nasionalisme adalah ciri khas cinta tanah air, rasa akan Nasionalisme merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang. Sehingga waktu yang dihabiskan untuk menanamkan sikap nasionalime menjadi modal yang signifikan dalam ketahanan hidup bernegara. Penelitian ini didasari pada bagaimana tugas pendidik dalam menanamkan sikap patriotik terhadap siswa. Metode penelitian yang diaplikasikan yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan subjek dalam tinjauan ini adalah 7 (individu) yang terdiri dari kepala sekolah dan enam pendidik di SDN Kali Baru Bekasi. Teknik pengumpulan inforrmasi melalui dokumentasi, persepsi dan strategi wawancara. Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui peran guru dalam penanaman sikap nasionalisme serta pengimplementasiannya. Hasil dari penelitian mengatakan bahwa peran yang dilakukan pendidik dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air siswa harus dimungkinkan selama pembelajaran di kelas serta pemahaman mentalitas sikap patriotisme peserta didik. Selama ini siswa tidak ada penciptaan perspektif patriotisme dalam bergaul di sekolah dan kantor dan ada dua faktor masalah yang dialami oleh seorang pendidik, yaitu faktor internal siswa dan faktor luar peserta didik.