Qholiva Yuni Fadila
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemberitaan Sriwijaya Air 182 dalam perspektif jurnalisme optimis dan air mata Filosa Gita Sukmono; Mohammad Jafar Loilatu; Qholiva Yuni Fadila
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 9, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.48 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v9i1.32387

Abstract

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air 182, jurnalisme optimis, jurnalisme air mata serta perlombaan dalam menyampaikan sebuah berita secara cepat dalam media online menjadi pijakan sekaligus pemantik awal penelitian ini dilakukan. Pintu masuk dari penelitian ini adalah memahami dua konsep penting yaitu jurnalisme optimis dan air mata. Jurnalisme optimis arahnya tidak mengeksploitasi penderitaan korban bencana, mengedepankan sensitivitas pada penderitaan korban bencana, informasi mitigasi bencana diperhatikan dengan baik, fungsi edukasi media menjadi aspek utama, optimisme pada korban menjadi perspektif utama. Sedangkan jurnalisme air mata dekat dengan mengeksploitasi penderitaan korban bencana, tidak memiliki sensitivitas pada penderitaan korban bencana, informasi mitigasi bencana kurang diperhatikan, fungsi edukasi media kurang, mencampurkan mitos dengan berita tidak mengedepankan optimisme pada korban. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menjawab terkait posisi jurnalisme optimis dan jurnalisme air mata dalam pemberitaan media online di Indonesia ketika kasus jatuhnya Sriwijaya Air di awal tahun 2021. Media online yang dipilih dalam penelitian ini adalah detik dan okezone. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis media steps coding conten, dan menggunakan Nvivo sebagai alat analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan pertemuan jurnalisme optimis dengan jurnalisme air mata dalam berita-berita tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di okezone dan detik lebih mengutamakan eksploitasi penderitaan korban dan dramatisasi sedangkan aspek-aspek terkait jurnalisme optimis dan mitigasi bencana persentasenya tergolong kecil. Kemudian hasil penelitian ini juga menemukan pemberitaan-pemberitaan pasca jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut mayoritas menggunakan sumber berita dari media sosial.