Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERTUMBUHAN KEBUN PANGKASAN JENIS Shorea leprosula Miq. Deddy Dwi Nurcahyono; Rayan Rayan; Rini Handayani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.1.43-52

Abstract

Kebun pangkasan merupakan tahapan dalam membangun kebun pangkas. Pembangunan kebun pangkasan bertujuan menyediakan materi stek pucuk, dalam kegiatan ini juga mendukung pemuliaan. Pengamatan pertumbuhan tingkat semai Shorea leprosula dilakukan untuk mengukur beberapa parameter pertumbuhan yaitu tinggi dan diameter di kebun pangkasan dari enam provenans, meliputi ITCIKU, Gunung Lumut, Carita, Gunung Bunga, Sungai Runtin dan SBK. Rancangan Acak Berblok (RAB) digunakan dengan provenans dan pohon induk sebagai perlakuan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit antar provenans dan pohon induk sangat signifikan. Provenan Sungai Runtin menunjukkan pertumbuhan tinggi yang paling tinggi (60,092 cm) sedangkan pertumbuhan terbesar untuk diameter (4,515 mm) adalah provenan Gunung Bunga.
PERTUMBUHAN SEMAI Shorea leprosula Miq. DARI BERBAGAI POHON INDUK ASAL KALIMANTAN BARAT DI PERSEMAIAN Deddy Dwi Nurcahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.23-30

Abstract

Pembangunan hutan tanaman menjadi alternatif untuk mencukupi penyediaan bahan baku industri perkayuan khususnya jenis yang bernilai ekonomi tinggi seperti Shorea leprosula Miq. Penggunaan benih bermutu perlu dilakukan untuk pembangunan hutan tanaman yang berproduktifitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan semai S. leprosula Miq. dari berbagai pohon induk asal Gunung Bunga Kalimantan Barat di persemaian Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pohon induk sebagai perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya kecambah benih, pertumbuhan tinggi dan diameter bibit yang tertinggi adalah dari pohon induk nomor 7. Sebaliknya, daya kecambah benih terendah, pertumbuhan tinggi dan diamaterterkecil berturut-turut berasal dari pohon induk nomor 1, 4 dan 5. Setelah dianalisis secara statistik parameter daya kecambah, pertumbuhan tinggi dan diameterdari berbagai pohon induk menunjukkan hasil berbeda nyata. 
PENGARUH SUNGKUP SETENGAH LINGKARAN DAN SUNGKUP KOTAK TERHADAP PERSENTASE HIDUP CABUTAN ANAKAN ALAM JENIS DIPTEROCARPACEAE DI PERSEMAIAN Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2008.2.1.49-58

Abstract

Penyiapan  bibit  adalah hal penting dalam pembangunan hutan tanaman  Dipterokarpa. Pendekatan umum yang telah diaplikasikan secara luas adalah mengkondisikan cabutan anakan alam ke dalam kondisi persemaian. Ada dua jenis sungkup yang biasa digunakan di persemaian, yaitu setengah lingkaran dan kotak. Penelitian ini menguji 2 jenis sungkup terhadap tingkat hidup Shorea agamii P. S. Asthon, Shorea macroptera Dyer, Shorea baccariana Burck dan Shorea sp.  Percobaan ini dilaksanakan di persemaian Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Samarinda dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan ulangan masing-masing 50 cabutan anakan.  Secara umum (rata-rata  4 species tersebut) sungkup setengah lingkaran memberikan tingkat hidup bibit  yang jauh lebih tinggi  (93.96%), bila dibandingkan dengan sungkup kotak (61.25%).  Secara statistik hanya tingkat hidup  Shorea agamii P.S. Asthon dalam dua jenis sungkup tidak memberikan hasil yang berbeda nyata (berturut-turut 96,96 dan 85,65%).  Species lainnya perbedaannya nyata atau sangat nyata yaitu Shorea macroptera Dyer (93,03% dan 59,60%), Shorea baccariana Burck (89,71% dan 24,75%) dan Shorea sp (93,5 dan 59,60%).  Persentas hidup bibit yang lebih tinggi pada sungkup setengah lingkaran berhubungan dengan kelembaban dalam sungkup yang lebih tinggi.  Sungkup setengah lingkaran juga lebih praktis dan lebih ekonomis.
PERBANDINGAN SEMAI EMPAT PROVENANS Shorea Gysbertsiana BURCK DI PERSEMAIAN Deddy Dwi Nur Cahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.67-73

Abstract

Studi pertumbuhan tingkat semai Shorea gysbertsiana Burck dilakukan terhadap empat provenans yaitu Bukit Baka, Gunung Bunga, Haurbentes dan Sungai Runtin. Variasi pertumbuhan yang diamati adalah tinggi dan diamater bibit. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dengan provenans sebagai perlakuan. Dua puluh lima bibit diseleksi dari tiap provenans dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 12 bulan di persemaian, perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit diantara provenans sangat signifikan. Provenan Sungai Runtin menunjukkan pertumbuhan terbesar baik untuk tinggi (123,28 cm)dan diameter (9,70 mm) dibandingkan dengan provenans lainnya. 
PERTUMBUHAN KEBUN PANGKASAN JENIS Shorea leprosula Miq. Deddy Dwi Nurcahyono; Rayan Rayan; Rini Handayani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2013.7.1.43-52

Abstract

Kebun pangkasan merupakan tahapan dalam membangun kebun pangkas. Pembangunan kebun pangkasan bertujuan menyediakan materi stek pucuk, dalam kegiatan ini juga mendukung pemuliaan. Pengamatan pertumbuhan tingkat semai Shorea leprosula dilakukan untuk mengukur beberapa parameter pertumbuhan yaitu tinggi dan diameter di kebun pangkasan dari enam provenans, meliputi ITCIKU, Gunung Lumut, Carita, Gunung Bunga, Sungai Runtin dan SBK. Rancangan Acak Berblok (RAB) digunakan dengan provenans dan pohon induk sebagai perlakuan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit antar provenans dan pohon induk sangat signifikan. Provenan Sungai Runtin menunjukkan pertumbuhan tinggi yang paling tinggi (60,092 cm) sedangkan pertumbuhan terbesar untuk diameter (4,515 mm) adalah provenan Gunung Bunga.
PERTUMBUHAN SEMAI Shorea leprosula Miq. DARI BERBAGAI POHON INDUK ASAL KALIMANTAN BARAT DI PERSEMAIAN Deddy Dwi Nurcahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.23-30

Abstract

Pembangunan hutan tanaman menjadi alternatif untuk mencukupi penyediaan bahan baku industri perkayuan khususnya jenis yang bernilai ekonomi tinggi seperti Shorea leprosula Miq. Penggunaan benih bermutu perlu dilakukan untuk pembangunan hutan tanaman yang berproduktifitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan semai S. leprosula Miq. dari berbagai pohon induk asal Gunung Bunga Kalimantan Barat di persemaian Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pohon induk sebagai perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya kecambah benih, pertumbuhan tinggi dan diameter bibit yang tertinggi adalah dari pohon induk nomor 7. Sebaliknya, daya kecambah benih terendah, pertumbuhan tinggi dan diamaterterkecil berturut-turut berasal dari pohon induk nomor 1, 4 dan 5. Setelah dianalisis secara statistik parameter daya kecambah, pertumbuhan tinggi dan diameterdari berbagai pohon induk menunjukkan hasil berbeda nyata. 
PENGARUH SUNGKUP SETENGAH LINGKARAN DAN SUNGKUP KOTAK TERHADAP PERSENTASE HIDUP CABUTAN ANAKAN ALAM JENIS DIPTEROCARPACEAE DI PERSEMAIAN Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2008.2.1.49-58

Abstract

Penyiapan  bibit  adalah hal penting dalam pembangunan hutan tanaman  Dipterokarpa. Pendekatan umum yang telah diaplikasikan secara luas adalah mengkondisikan cabutan anakan alam ke dalam kondisi persemaian. Ada dua jenis sungkup yang biasa digunakan di persemaian, yaitu setengah lingkaran dan kotak. Penelitian ini menguji 2 jenis sungkup terhadap tingkat hidup Shorea agamii P. S. Asthon, Shorea macroptera Dyer, Shorea baccariana Burck dan Shorea sp.  Percobaan ini dilaksanakan di persemaian Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Samarinda dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan ulangan masing-masing 50 cabutan anakan.  Secara umum (rata-rata  4 species tersebut) sungkup setengah lingkaran memberikan tingkat hidup bibit  yang jauh lebih tinggi  (93.96%), bila dibandingkan dengan sungkup kotak (61.25%).  Secara statistik hanya tingkat hidup  Shorea agamii P.S. Asthon dalam dua jenis sungkup tidak memberikan hasil yang berbeda nyata (berturut-turut 96,96 dan 85,65%).  Species lainnya perbedaannya nyata atau sangat nyata yaitu Shorea macroptera Dyer (93,03% dan 59,60%), Shorea baccariana Burck (89,71% dan 24,75%) dan Shorea sp (93,5 dan 59,60%).  Persentas hidup bibit yang lebih tinggi pada sungkup setengah lingkaran berhubungan dengan kelembaban dalam sungkup yang lebih tinggi.  Sungkup setengah lingkaran juga lebih praktis dan lebih ekonomis.
PERBANDINGAN SEMAI EMPAT PROVENANS Shorea Gysbertsiana BURCK DI PERSEMAIAN Deddy Dwi Nur Cahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.67-73

Abstract

Studi pertumbuhan tingkat semai Shorea gysbertsiana Burck dilakukan terhadap empat provenans yaitu Bukit Baka, Gunung Bunga, Haurbentes dan Sungai Runtin. Variasi pertumbuhan yang diamati adalah tinggi dan diamater bibit. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dengan provenans sebagai perlakuan. Dua puluh lima bibit diseleksi dari tiap provenans dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 12 bulan di persemaian, perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit diantara provenans sangat signifikan. Provenan Sungai Runtin menunjukkan pertumbuhan terbesar baik untuk tinggi (123,28 cm)dan diameter (9,70 mm) dibandingkan dengan provenans lainnya.