This Author published in this journals
All Journal Singuda ENSIKOM
Eddy Warman
Universitas Sumatera Utara

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN 2013-2017 WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN Syahrizal Agus Siregar; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.238 KB)

Abstract

ABSTRAK Prakiraan kebutuhan energi listrik tidak saja diperlukan sebagai data masukan bagi proses perencanaan pembangunan suatu sistem kelistrikan, tetapi juga diperlukan untuk pengoperasian sistem tenaga listrik dalam penyediaan energi sesuai dengan kebutuhan. Demand Forecast atau prakiraan kebutuhan energi listrik P.T. PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan wilayah Kota Padang Sidimpuan dibagi dalam 4 sektoral yaitu : rumah tangga, bisnis, umum, dan industri. Variabel yang mempengaruhi tiap sektor merupakan data lima tahun sebelumnya. Hasil untuk prakiraan kebutuhan energi total yang harus diproduksi tahun 2017 sebesar 138.871.315 kWh dengan jumlah pelanggan sebesar 81.555. Sehingga prakiraan kebutuhan energi listrik Kota Padang Sidimpuan untuk 5 tahun ke depan pertumbuhannya mencapai 21,8 %.
STUDI RELIABILITY, AVAILABILITY DAN MAINTAINABILITY PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS PAYO SILINCAH UNIT 1 JAMBI Rhivki Habibiansyah; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.904 KB)

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG) memiliki beberapa komponen utama antara lain Kompresor, Turbin Gas, Kombuster dan Generator yang dalam operasinya menggunakan peralatan yang telah terintegrasi antara satu dengan yang lain. Namun, selama unit PLTG itu beroperasi sering terjadi beberapa permasalahan proses produksi. Dari paper ini didapat nilai keandalan terburuk terdapat pada komponen Pressure Gauge sebesar 8.63E-30, availability terburuk terdapat pada komponen Inlet Air Filter sebesar 0.99927 dan maintainability terburuk terdapat pada komponen exciter selama 23 jam.
ANALISA PENGARUH TAHANAN ROTOR TAK SEIMBANG TERHADAP PENGEREMAN DINAMIK MOTOR INDUKSI TIGA PHASA ROTOR BELITAN (APLIKASI PADA PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (P4TK) MEDAN) Fauzan Zulqarnain Nasution; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.289 KB)

Abstract

Pengereman dinamik motor induksi tiga phasa rotor belitan dapat dilakukan dengan sistem pengereman mekanis dan elektrodinamik. Pada sistem elektrodinamik dapat dibedakan atas beberapa metode diantaranya pengereman regeneratif, plugging dan dinamik. Pada metode dinamik dapat menggunakan sumber arus searah atau kapasitor. Pada motor induksi tiga Phasa terkadang batangan yang rusak pada cangkang rotor dapat menyebabkan belitan motor yang tak seimbang, dan juga belitan pada rotor dapat dilengkapi dengan resistansi eksternal tiga fasa yang mungkin belum seimbang. Hal ini memberikan pengaruh terhadap torsi dan putaran motor tersebut. Penelitian pengaruh tahanan rotor tak seimbang terhadap pengereman dinamik motor induksi tiga phasa rotor belitan ini, menggunakan kapasitor minimum 17,35 μF untuk motor dengan kapasitas 1,1 KW dan faktor daya 0,71. Tahanan yang digunakan masing – masing 20 Ω dengan tahanan tak seimbang konfigurasi 26,4 Ω, 31,3 Ω, 37,7 Ω. Waktu tercepat pengereman diperoleh sebesar 3,69 detik dan waktu terlama pengereman diperoleh sebesar 3,95 detik.
STUDI KUALITAS LISTRIK DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN LISTRIK RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN KAPASITOR Rinaldo Jaya Sitorus; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian energi listrik pada beban beban listrik, sering menimbulkan problem karena daya yang dikonsumsi tidak sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh beban. Hal ini disebabkan karena faktor daya pada beban terpasang cukup rendah. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan daya listrik yang tersedia dari PLN, maka keberadaan daya reaktif harus dibuat seminimal mungkin. Beban listrik pada umumnya bersifat induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan. Untuk itu haruslah dilakukan perbaikan faktor daya pada instalasi dengan memperhitungkan kapasitas beban terpasang dengan faktor daya yang dihasilkan. Salah satu cara perbaikan faktor daya adalah dengan memasang kapasitor. Dengan perbaikan faktor daya yang mendekati Cos (phi) =1 maka didapat pemakaian daya listrik yang optimum.
STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR) Junedy Pandapotan; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Susut umur transformator dipengaruhi oleh isolasi belitan trafo dan minyak trafo. Salah satu kerusakan atau kegagalan isolasi dari minyak trafo diakibatkan dari perubahan suhu atau suhu sekitar pada transformator daya terendam minyak tersebut. Pada tugas akhir ini meneliti pengaruh pembebanan tranformator tenaga terhadap susut umur, pengaruh suhu lingkungan terhadap susut umur trafo, dan menganalisi susut umur trafo daya di gardu induk Pematangsiantar dengan mengacu pada pada standar IEC 354 tahun 1972. Susut umur transformator daya di gardu induk Pematangsiantar pada pembebanan 100% sebesar 3,6 p.u/hari, pada pembebanan 90% sebesar 0.96 p.u/hari, sedangkan pada pembebanan 80% sebesar 0,29 p.u/hari . Pengaruh suhu sekitar kota Pematangsiantar yang  berubah dari 20 0C sampai 32 0C mengakibatkan susut umur pada pembebanan 100%  berada pada cakupan 1 p.u/hari sampai 3,98 p.u/hari, pada pembebanan 90% berada pada cakupan 0,26 p.u/hari sampai 1,04 p.u/hari sedangkan pada pembebanan 80% berada pada cakupan 0,08 p.u/hari sampai 0,31 p.u/hari.
ANALISIS SLIP OPTIMAL MOTOR INDUKSI TIGA FASA UNTUK EFISIENSI OPTIMAL PADA BEBAN RENDAH Jones Haposan Manurung; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 3 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.186 KB)

Abstract

Motor induksi tiga fasa tidak selalu bekerja pada beban penuh. Dalam banyak penerapan, motor akan bekerja pada beban dengan kecepatan kurang dari kecepatan nominal. Dalam kondisi ini keseimbangan rugi-rugi akan terganggu yang mengakibatkan efisiensi motor akan rendah. Dalam pembahasan ini efisiensi motor induksi akan dioptimalkan pada beban-beban ringan dengan menggunakan slip sebagai peubah bebas. Pada umumnya, torsi beban dianggap sebagai peubah bebas dengan slip, faktor daya, daya masuk, dan efisiensi, dianggap sebagai peubah tidak bebas. Dari model rangkaian ekivalen akan dapat diperlihatkan bahwa diantara besaran-besaran slip, faktor daya, daya masuk, dan efisiensi, besaran yang merupakan peubah ádalah slip. Oleh sebab itu, impedansi masukan, faktor daya, daya masukan, dan efisiensi dapat dianggap sebagai fungsi slip. Ini berarti jika suatu slip optimal dapat ditentukan, maka efisiensi optimal motor akan diperoleh pada slip optimal. Hasil perhitungan memperlihatkaan bahwa efisiensi akan diperbaiki pada beban- beban ringan, yaitu : 81,27% untuk motor 3 HP, 81,07% untuk motor 5 HP, dan 81,1% untuk motor 7,3 HP. Dari kurva standar efisiensi motor memperlihatkan bahwa efisiensi motor pada beban-beban ringan berkisar 40% sampai 50%. Dengan mengoptimalkan slip, efisiensi naik berkisar 81%. Ada penghematan energi yang akan diperoleh dengan mengoptimalkan slip.
ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA Bayu Pradana Putra Purba; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 6, No 2 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pendistribusian energi listrik dari pembangkit hingga ke konsumen terjadi hilangnya energi atau susut energi (losses).  Susut energi pada suatu sistem kelistrikan pasti selalu ada. Hal ini disebabkan adanya kandungan tahanan pada penghantar yang bersifat permanen dan sifat alamiah jaringan itu sendiri. Berdasarkan standar nasional , losses pada saluran transmisi dan distribusi idealnya adalah sekitar 8% - 10%. Jurnal ini akan memperlihatkan pengaruh dari pertambahan beban daya listrik terhadap susut teknis pada jaringan. Semakin besar beban yang dilayani, maka akan menghasilkan susut teknis yang semakin membesar pula. Pada bulan Juni tahun 2013 total susut teknis pada Gardu Induk Glugur TD II mencapai 350690.76 kWH yang terdiri dari susut pada penyulang JTM  sebesar 64194.97 kWH  dan susut pada transformator distribusi sebesar 286495.79 kWH.
STUDI TATA ULANG LETAK TRANSFORMATOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV APLIKASI PT.PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR Raja Putra Sitepu; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.526 KB)

Abstract

Tata ulang  letak transformator khususnya pada jaringan distribusi 20 kV diperlukan guna mengetahui besar  tegangan  yang ada, masih dalam standar yang ditentukan PT. PLN (Persero), yakni jatuh tegangan tidak lebih dari 5 % sehingga dalam paper ini meneliti agar kondisi tersebut dapat tercapai. Letak transformator pada jaringan distribusi memiliki keterkaitan dengan besar jatuh tegangan, semakin jauh letak transformator tersebut maka jatuh tegangan semakin besar. Tegangan listrik merupakan salah satu besaran yang sangat penting diperhatikan, baik dari sisi pembangkitan, penyaluran, maupun distribusi tenaga listrik. Namun, terdapat suatu persoalan, yakni penyaluran tenaga listrik memiliki jarak yang cukup jauh dari Gardu Induk (GI) untuk sampai kepada konsumen tenaga listrik, yang juga tentunya konsumsi energi yang oleh konsumen menimbulkan arus listrik yang cukup besar, sehingga terdapat regulasi tegangan yang relatif cukup besar dari saluran ke konsumen. Memang tidak dipungkiri, pada faktanya terdapat tranformator distribusi, tetapi jaraknya cukup jauh dari Gardu Induk (GI) sehingga hal ini membuat terjadi voltage drop (jatuh tegangan)  yang diterima sisi primer transformator distribusi melebihi dari standar yang ditetapkan sehingga perlu ditata ulang berdasarkan analisa yang akan dilakukan  terhadap panjang saluran dari distribusi primer dengan mengatur letak transformator distribusi agar kinerja transformator distribusi sesuai standar yang diizinkan. Dalam hal ini, juga membahas Power Losses (Rugi – Rugi Daya) dimana aplikasi penelitian dilakukan pada Gardu Induk (GI) Paya Geli sampai pada transformator distribusi pada PT. PLN (Rayon Binjai Timur) . Setelah dianalisa terdapat terdapat dua  transformator distribusi yang mengalami jatuh tegangan yang melebihi standar sehingga perlu di tata letak ulang. Transformator tersebut, yakni dengan nomor gardu LB 30 -1 dari 26,65 kms dari jarak ke gardu induk ditata letak ulang  menjadi 26,554 kms, LB 28 – 1 dari 19,95 kms dari jarak ke gardu induk ditata letak ulang menjadi 19,894 kms.
Analisis Kedip Tegangan (Voltage Sag) Akibat Pengasutan Motor Induksi Menggunakan Program MatLab Sorganda Simbolon; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan Motor Induksi pada Balai Pelatihan merupakan hal yang sangat penting karena tempat pembelajaran cara mengoperasikan Motor induksi. Pengoprasian beberapa motor induksi yang digunakan secara bersamaan ataupun secara bertahap mengakibatkan kendala saat pengasutannya, dimana ada perubahan tegangan dan frekuensi pada sistem tenaga listrik. Kedip tegangan adalah bukti nyata keadaan transient dari suatu tegangan sistem selama interval waktu tertentu  yang diakibatkan oleh gangguan sistem karena  pengasutan motor berkapasitas besar dan hubung singkat. Saat pengasutan motor listrik arus startingnya dapat mencapai 5-10 kali nilai nominalnya sehingga terjadi kedip tegangan. Kedip tegangan pada motor induksi rotor sangkar 5 hp, 220 V, 1440 rpm untuk percobaan dengan metode pengasutan Direct On Line (DOL) tegangan berkedip hingga 46,159% dengan arus start sebesar 16,879 A , enam kali lebih besar dari arus normal yang besarnya 2,678 A . Untuk pengasutan StarDelta tegangan berkedip hingga 46,15% dengan arus start sebesar 9,745 A ,enam kali lebih besar dari arus normal yang besarnya 1,5447 A. Untuk pengasutan Autotrafo dengan tap 60% arus start sebesar 10 ampere, 70% arus start sebesar 11 ampere dan 80 % arus start sebesar 13 ampere, enam kali lebih besar dari arus normal dengan tegangan berkedip hingga 46,15% .
ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN Rizky Ferdinan; Eddy Warman
Singuda ENSIKOM Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap instalasi PLN dan industri tentunya membutuhkan trafo sebagai alat untuk mengubah tegangan tinggi menjadi tegangan rendah atau sebaliknya. Panjangnya jaringan listrik PLN tentu memerlukan banyak trafo dan peralatan lainnya dalam mendistribusikan tenaga listrik untuk melayani konsumen. Oleh karena itu kita harus mengelola dan mengetahui cara pemilihan trafo. Pada jurnal ini  dihitung biaya rugi daya pada dua trafo dengan kapasitas yang sama sebesar 400 kVA untuk memilih trafo yang memiliki biaya rugi-rugi yang lebih kecil. Walaupun dua buah trafo memiliki kapasitas daya yang sama besar, besarnya rugi tanpa beban dan rugi berbeban pada dua trafo dapat berbeda. Pada jurnal ini rugi-rugi daya yang dihitung bergantung pada rugitrafo tanpa bebantrafo dan rugi trafo berbeban. Kedua rugi-rugi ini dijumlahkan untuk mendapatkan total rugi trafo. Pada trafo 1 rugi daya total sebesar 5325 W dan trafo 2 sebesar 5440 W. Dari jumlah rugi daya total ini dihitung biaya rugi daya setiap trafo. Untuk total biaya rugi daya berbeban pada trafo I lebih kecil sebesar Rp. 15.824.186,64 dibandingkan dengan trafo II sebesar Rp. 16.067.802,24