Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Perbandingan Unjuk Kerja Motor Induksi Satu Fasa Split-Phase Dan Motor Induksi Satu Fasa Kapasitor Start-Run Dengan Menggunakan Matlab Simulink Andry Nico Manik; Riswan Dinzi
Singuda ENSIKOM Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.1 KB)

Abstract

Motor induksi satu fasa split-phase adalah motor induksi satu fasa yang dioperasikan dengan bantuan belitan bantu pada belitan utama stator. Belitan bantu dan belitan utama stator terpisah 90° listrik dan memiliki saklar sentrifugal yang dirancang untuk memutuskan rangkaian dari belitan bantu setelah motor mencapai kecepatan nominal. Motor induksi satu fasa kapasitor start-run adalah jenis motor induksi satu fasa yang mempunyai dua buah kapasitor, kapasitor run yang secara permanen dihubungkan seri dengan belitan bantu dan belitan bantu tersebut paralel dengan belitan utama dan kapasitor start yang diparalelkan dengan kapasitor run yang dilengkapi dengan saklar sentrifugal yang digunakan untuk memutuskan rangkaian dari kapasitor start saat putaran mendekati putaran nominal. Dalam penggunaan motor induksi satu fasa ini perlu diketahui unjuk kerja motor agar dapat dipilih motor yang lebih baik dan efisien. Paper ini membahas analisis perbandingan unjuk kerja antara kedua motor induksi satu fasa split-phase dan motor kapasitor start- run dengan menggunakan simulasi.  Setelah dilakukan simulasi didapat nilai efisiensi pada motor induksi satu fasa split-phase bernilai 0,02 sementara pada motor jenis kapasitor start-run sebesar 0,2257. Nilai faktor daya pada motor induksi satu fasa split-phase adalah 0,6497 dan pada motor kapasitor start-run adalah 0,98. Arus start pada motor induksi satu fasa split-phase adalah 29 A dan pada motor kapasitor start-run adalah 22 A. Torsi  pada motor induksi split-phase bernilai 2 N.m yang bernilai lebih kecil dari torsi start pada motor kapasitor start-run yang bernilai 20 N.m.
Pemrograman Programmable Logic Controller (PLC) Pada Mesin Finger Joint Frans Gullit Simarmata; Riswan Dinzi
Singuda ENSIKOM Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa sekarang ini, pengoperasian motor–motor listrik biasanya diaplikasikan dengan beban jenis sequence, interlock, kombinasi antara keduanya, dan lain – lain. Sistem kontrol yang dipakai umumnya masih menggunakan sistem kontrol konvensional. Karena itu, diperlukan sistem yang mempergunakan alat kontrol otomatis yang lebih handal yang mempunyai banyak kelebihan–kelebihan yang lain yang tidak dimiliki sistem kontrol konvensional. Pemanfaatan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem kontrol yang lebih tepat. Dengan PLC, kita semakin mudah dalam hal wiring, karena hanya memasukkan kontrol yang sudah dirancang kedalam program PLC. Dengan PLC juga, semakin mudah melihat titik trouble saat ada kesalahan dalam pemrograman, karena PLC akan menunjukkan indikator yang mengindikasikan adanya trouble. Perumusan masalah dalam Paper ini adalah bagaimana cara memprogram Programmable Logic Controller (PLC) pada mesin Finger Joint. Finger Joint merupakan mesin yang populer di industri perkayuan saat ini. Mesin finger joint adalah mesin yang berproses membentuk finger – finger di ujung – ujung dari kayu – kayu yang masuk ke dalam mesin tersebut dan selanjutnya finger kayu yang satu dengan finger kayu yang lainnya  di satukan melalui proses jointing menjadi satu kesatuan yang utuh dan bernilai ekonomis. PLC sepenuhnya mengontrol kerja dari mesin finger joint tersebut. Pengoperasian program PLC pada mesin finger joint telah berjalan sesuai dengan perencanaan dan perancangan program yang telah dibuat. Semua sistem beroperasi sesuai dengan instruksi yang disimpan pada PLC, baik pada mode “auto” maupun pada mode “manual”. Untuk mode “manual”, selain berfungsi secara manual, mode ini bisa dimanfaatkan ntuk perawatan dan pemeliharaan mesin finger joint. Penggunaan penerapan PLC ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar dan tolak ukur untuk kemajuan teknologi dimasa depan.
PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA Mursyid Yazid; Riswan Dinzi
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 29 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.655 KB)

Abstract

Prakiraan kebutuhan energi listrik diperlukan untuk mengetahui kebutuhan energi listrik di tahun mendatang sehingga dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi defisit energi listrik. Tulisan ini membandingkan dua metode prakiraan kebutuhan energi listrik yaitu metode gabungan dan metode kecenderungan (regresi linier). Kedua metode ini dibandingkan hasil perhitungan jumlah pelanggan dan konsumsi energi listrik untuk wilayah Sumatera Utara tahun 2011 sampai 2013 dan prakiraan kebutuhan energi listrik tahun 2014 sampai 2018. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan jumlah pelanggan dan konsumsi energi listrik, metode gabungan lebih baik daripada metode regresi linier dikarenakan hasil prakiraan dengan metode gabungan lebih mendekati data aktual daripada metode regresi linier. Prakiraan jumlah kebutuhan energi listrik selama setahun untuk wilayah Sumatera Utara pada tahun 2018 dengan metode gabungan adalah sebesar  12.130,050 GWh, sedangkan dengan metode regresi linier adalah sebesar 11.650,635 GWh
Studi Koordinasi Fuse dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 KV Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus : Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematang Siantar) Riko Pasaribu; Riswan Dinzi
Singuda ENSIKOM Vol 14, No 39 (2016)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.038 KB)

Abstract

Penggunaan Distributed Generation pada jaringan distribusi dapat mengganggu koordinasi fuse dan recloser dikarenakan arus gangguan tidak hanya disuplai oleh gardu induk tetapi juga disuplai oleh Distributed Generation. Penelitian sebelumnya telah dilakukan terhadap keandalan koordinasi fuse dan recloser pada jaringan distribusi yang terhubung dengan Distributed Generation dimana penelitian tersebut menjelaskan bahwa terjadi perubahan kinerja dari koordinasi kedua perangkat tersebut sehingga keandalan sistem pengaman dalam mengamankan jaringan distribusi menjadi sangat buruk. Pada penelitian ini, penulis melakukan studi koordinasi fuse dan recloser pada jaringan distribusi 20 KV penyulang PM.6 GI Pematangsiantar yang terhubung dengan PLTM Silau 2 dan PLTmH Tonduhan untuk memperoleh sistem proteksi yang benar menggunakan program komputer dan prosedur – prosedur tertentu.  Dari hasil studi diperoleh bahwa terjadi perubahan setelan recloser – recloser eksisting dan rating fuse yang berkoordinasi dengan recloser. Semua recloser – recloser eksisting (recloser 1, recloser 2, dan recloser 3) dan recloser yang akan ditambah pada jaringan (recloser 4) menggunakan Kurva TCC1  Kyle 102 dan Kurva TCC2 IEC INV. Setelan arus fasa dan tanah recloser 1 dan 2 adalah 15 A dan 7 A, recloser 3 adalah 76 A dan 38 A, serta  recloser 4 adalah 134 A dan 67 A dimana kurva TCC2 recloser 1, 3 dan 4 dikali dengan faktor pengali sebesar 25 sedangkan recloser 2 dikali dengan faktor pengali sebesar 3. Rating fuse yang berkoordinasi recloser 1, 2, 3, dan 4 adalah sebesar 50T dan 80T; 40T; 40T, 65T dan 80T; 40T dan 65T.
PERBANDINGAN METODA DIFFERENTIAL EVOLUTIONARY ALGORITHM DENGAN LAGRANGE MULTIPLIER PADA OPTIMISASI ECONOMIC DISPATCH Riswan Dinzi; Yulianta Siregar; Melinda Zubara Siregar
Jurnal Media Elektro Vol 12 No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jme.v12i2.12317

Abstract

In power plant operation, the highest cost is the cost of fuel, so it is necessary to optimize the Economic Dispatch (ED), which aims to analyze the economic operation of the thermal generator by performing simulation calculations to obtain optimal power and more economical generator operating costs. In this thesis, ED optimization is carried out using the Differential Evolutionary Algorithm (DEA) method at the Pangkalan Susu PLTU. The DEA method is validated with the Lagrange Multiplier method. DEA simulation results are not much different from the Lagrange Multiplier method. The results of the fuel cost comparison using the DEA method are more economical than the fuel costs for the Pangkalan Susu PLTU. In this thesis, the author takes a sample load data of 4 units of Pangkalan Susu PLTU in February 2021. The simulation results of the DEA method for load data for February 2021 produce an average cost savings of 3,111.64 US$/h with a saving percentage of 14, 01%. The lowest average fee is on February 1, 2021, for 17,108.68 US$/d, while the highest average fee is on February 21, 2021, for 20,478.61 US$/h..