This Author published in this journals
All Journal Singuda ENSIKOM
Zulkarnaen Pane
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA Doni Rivi Hermando; Zulkarnaen Pane
Singuda ENSIKOM Vol 9, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.669 KB)

Abstract

Pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat yang seimbang, idealnya arus pada penghantar netral bernilai nol. Namun pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat yang melayani beban nonlinear, arus harmonisa urutan nol akan mengalir pada penghantar netral. Hal ini terjadi pada kondisi beban nonlinear yang seimbang maupun tidak seimbang. Untuk mengurangi arus harmonisa urutan nol yang mengalir pada penghantar netral, maka digunakan transformator wye-delta. Transformator wye-delta dirancang sebagai transformator zero-passing yang memiliki impedansi urutan nol yang kecil sehingga arus harmonisa urutan nol yang berasal dari beban akan mengalir melalui transformator wye-delta kembali ke beban. Transformator wye-delta yang digunakan terdiri dari satu unit transformator tiga fasa dan untuk mendapatkan impedansi urutan nol yang kecil digunakan jenis belitan bifilar. Agar kinerja transformator wye-delta dalam mengurangi arus pada penghantar netral dapat diketahui, maka dilakukan eksperimen di laboratorium dan perhitungan secara matematis. Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa transformator wye-delta menunjukkan kinerja yang stabil dalam mengurangi arus rms yang mengalir pada penghantar netral yaitu dengan persentase pengurangan sebesar 40,4% saat kondisi daya beban seimbang dan 40,2% saat kondisi daya beban tidak seimbang. Perhitungan secara matematis untuk kondisi daya beban seimbang menunjukkan persentase pengurangan arus netral yang hampir sama dengan hasil eksperimen yaitu sebesar 40,1%.
PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER T. Fakhrul Hadi; Zulkarnaen Pane
Singuda ENSIKOM Vol 9, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.803 KB)

Abstract

Pada jaringan distribusi tiga fasa empat kawat, idealnya arus yang mengalir pada penghantar netral sama dengan nol. Akan tetapi apabila jaringan distribusi tiga fasa empat kawat melayani beban nonlinear dan atau beban tidak seimbang maka pada penghantar netral akan mengalir arus. Beban nonlinear ini membangkitkan arus harmonisa urutan nol. Arus yang mengalir pada penghantar netral didominasi oleh arus harmonisa urutan nol. Zero sequence blocking transformer memiliki impedansi yang besar terhadap arus harmonisa urutan nol dan impedansi yang rendah terhadap arus harmonisa urutan positif dan negatif. Sehingga pemasangannya pada sisi sumber pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat yang melayani beban-beban nonlinear satu fasa dapat menahan arus harmonisa urutan nol dan melalukan arus urutan positif dan negatif. Pada tulisan ini digunakan dua jenis zero sequence blocking transformer dengan jenis belitan konvensional dan bifilar. Di mana setiap zero sequence blocking transformer terdiri dari tiga trasformator satu fasa dengan perbadingan belitan 1:1. Hasil ekperimen menunjukkan bahwa pada beban seimbang dan beban variasi penurunan arus  penghantar netral saat penggunaan zero sequence blocking transformer dengan jenis belitan konvensional dan bifilar mendekati 93%, dan penurunan tertinggi terjadi saat presentase beban 100%.
PENGARUH VARIASI KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN NILAI FAKTOR KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN YANG SAMA Ahmad Muntashir Aulia; Zulkarnaen Pane
Singuda ENSIKOM Vol 9, No 1 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.992 KB)

Abstract

Tegangan suplai tiga fasa tidak seimbang merupakan fenomena yang terjadi ketika tegangan sistem yang seharusnya bernilai sama akan tetapi karena beberapa faktor terjadi adanya perbedaan yang cukup signifikan antara salah satu fasa dengan fasa yang lain. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap kinerja beban listrik yang membutuhkan tegangan yang seimbang untuk dapat bekerja secara optimal, salah satunya adalah motor induksi tiga fasa.Tegangan suplai tiga fasa yang tidak seimbang tentu saja berpengaruh terhadap kinerja dari motor induksi tiga fasa pada saat beroperasi. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak matlab / simulink untuk melihat pengaruh delapan kondisi ketidakseimbangan tegangan terhadap kinerja motor induksi tiga fasa dengan faktor ketidakseimbangan tegangan yang sama namun terlebih dahulu sudah dilakukan beberapa percobaan untuk mengetahui parameter motor. Setelah dianalisis pada kondisi steady state (tunak) terlihat bahwa adanya perbedaan pengaruh dari tiap kondisi ketidakseimbangan tegangan walaupun faktor ketidakseimbangan tegangannya bernilai sama. Pada faktor ketidakseimbangan tegangan 4%, kondisi  memiliki efisiensi paling rendah yaitu 78.97%, kondisi memiliki torsi terendah yaitu 8.247 Nm dan kondisi  memiliki penurunan kecepatan terbesar yaitu hingga 1388 Rpm.
STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) Andika Handy; Zulkarnaen Pane
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 29 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.519 KB)

Abstract

Kehadiran Distributed Generation (DG) yang telah meluas pada jaringan distribusi memberikan keuntungan dan kerugian tersendiri. Salah satu kerugian tersebut adalah sulitnya mempertahankan nilai tegangan yang memadai akibat aliran daya yang tidak satu arah (uniflow). Diperlukan pengaturan tegangan untuk menjaga nilai tegangan berada pada variasi standar yang diizinkan sebesar +5% dan -10% dari tegangan nominal di seluruh jaringan distribusi dan variasi sebesar ±5% dari tegangan nominal pada titik hubung antara DG dan jaringan distribusi. Dalam Tulisan ini, membahas tentang studi pengaturan tegangan menggunakan On-Load Tap Changer (OLTC) transformator dan kapasitor bank pada jaringan distribusi 20 kV penyulang TR 5 Gardu Induk Tarutung yang terhubung dengan PLTM Aek Hutaraja 2 x 3 MW dalam keadaan beban puncak menggunakan bantuan program komputer. Dari hasil studi pengaturan tegangan tersebut didapatkan bahwa saat jaringan belum terhubung dengan DG dibutuhkan pengaturan tegangan dengan kapasitor bank yang mempunyai rating total sebesar 1.375 KVAR dan posisi tap OLTC pada tap 5 (157,5 kV), sedangkan ketika terhubung dengan DG hanya dibutuhkan pengaturan tegangan menggunakan OLTC pada posisi tap 7 (153,8 kV) untuk mendapatkan nilai tegangan pada standar yang telah diizinkan.
STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR) Rimbo Gano; Zulkarnaen Pane
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 29 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.201 KB)

Abstract

Distributed Generation (DG) dapat didefinisikan sebagai pembangkit tenaga listrik dengan skala kecil yang ditempatakan pada sisi beban dan diinterkoneksikan pada jaringan distribusi. Dengan adanya DG pada jaringan distribusi maka akan berdampak pada operasi sistem distribusi itu sendiri. Untuk mengetahui kondisi operasional sistem jaringan distribusi yang terinterkoneksi dengan DG perlu dilakukan studi aliran daya. Pada Tulisan  ini dilakukan studi aliran daya pada jaringan distribusi 20 kV penyulang PM.6 GI Pematang Siantar yang terinterkoneksi dengan PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan menggunakan program komputer. Pada saat kondisi kedua pembangkit tidak beroperasi, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang Siantar menuju pusat-pusat beban, serta tegangan di sepanjang saluran mengalami penurunan, di ujung saluran pada bus 869 sebesar 9,92% dengan posisi tap 1 (165,75 kV) pada transformator daya 2. Sebaliknya dengan beroperasinya kedua pembangkit aliran daya tidak bergerak satu arah lagi, serta tegangan di sepanjang saluran  mengalami kenaikan dibanding tanpa adanya DG, di ujung saluran pada bus 869 hanya mengalami penurunan sebesar 3,92% dengan posisi tap 5 (156,75 kV). PLTM Aek Silau 2 mampu untuk melayani seluruh beban daya aktif pada penyulang PM.6, tidak dengan PLTmH tonduhan hanya mampu untuk melayani beban di sekitarnya.
Studi Keandalan Jaringan Distribusi 20 kV yang Terinterkoneksi Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM.6 Photo Gardu Induk Pematangsiantar) Rizky Kurniawan; Zulkarnaen Pane
Singuda ENSIKOM Vol 11, No 31 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.077 KB)

Abstract

Jaringan distribusi merupakan bagian sistem tenaga listrik yang terletak paling dekat dengan pelanggan. Distributed Generation (DG) yang terinterkoneksi pada jaringan distribusi memberikan dampak terhadap tingkat keandalan jaringan distribusi. Pembahasan pada tulisan ini menggunakan metode section technique. Dimana DG yang terinterkoneksi diasumsikan dapat beroperasi pada kondisi islanding. Dari pembahasan diperoleh perubahan lamanya pemadaman sebesar 40,67 % setelah jaringan distribusi terinterkoneksi DG dengan frekuensi pemadaman yang tetap. Nilai keandalan sebelum terinterkoneksi DG adalah SAIFI = 80,3419 kali/tahun dan SAIDI = 87,6505 jam/tahun sedangkan setelah terinterkoneksi DG adalah SAIFI = 80,3385 kali/tahun dan SAIDI = 52,0064 jam/tahun.
Penentuan Titik Interkoneksi Distributed Generation (DG) pada Jaringan Distribusi 20 KV Dengan Bantuan Metode Artificial Bee Colony. Syilvester Sitorus Pane; Zulkarnaen Pane
Singuda ENSIKOM Vol 12, No 34 (2015)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.077 KB)

Abstract

Abstract - Development of a Distributed Generation (DG), is a solution to overcome the lack of power capacity on the network. However, the development of DG often negative impact that the increasing loses on the network. Increased loses on the network caused by a mismatch between the location of the construction of a DGwith DG power capacity built. A possibility that can be done to reduce the total loses of network is the determination of an interconnection point DG. This paper discusses the determination of interconnection points better for Hydropower of Aek Silau 2 are currently interconnected to PM6 feeders. G.I. Pematangsiantar, North Sumatra, Indonesia. By using the methods of Artificial Bee Colony represented by MATLAB program, produced a better interconnection point for  a Hydropower of Aek Silau 2 in order to reduce the value of loses of network. Prior research conducted, DG studied interconnected on the bus 20, and after the study, obtained DG interconnection point on the bus 15 with the use of different cable sizes on a link between the DG to the network PM6. As a result, the value of loss - loss of tissue was reduced by approximately 19%. In addition, the voltage profile in several buses to be better.Abstark - Pembangunan sebuah Distributed Generation (DG), merupakan sebuah solusi untuk mengatasi kurangnya kapasitas daya pada jaringan. Namun, pembangunan DG kerap menimbulkan dampak negatif yaitu meningkatnya rugi – rugi pada jaringan. Meningkatnya rugi – rugi pada jaringan terjadi akibat ketidakcocokan antara lokasi dibangunnya sebuah DG dengan kapasitas daya DG yang dibangun. Sebuah kemungkinan yang dapat dilakukan untuk mengurangi total rugi – rugi jaringan adalah dengan penentuan sebuah titik interkoneksi DG. Tulisan ini membahas mengenai penentuan titik interkoneksi yang lebih baik untuk PLTMH Aek Silau 2 yang saat ini terinterkoneksi pada Penyulang PM6. G.I. Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia. Dengan menggunakan metode Artificial Bee Colony yang direpresentasikan dengan program MATLAB, dihasilkan sebuah titik interkoneksi yang lebih baik bagi sebuah DG PLTMH Aek Silau 2 guna mengurangi nilai rugi – rugi jaringan. Sebelum penelitian dilakukan, DG yang diteliti diinterkoneksikan pada bus 20, dan setelah dilakukan penelitian, diperoleh titik interkoneksi DG pada bus 15 dengan penggunaan ukuran kabel yang berbeda pada saluran penghubung antara DG ke jaringan PM6. Hasilnya, nilai rugi – rugi jaringan berkurang hingga sekitar 19%. Selain itu, profil tegangan pada beberapa bus pun menjadi lebih baik.