Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA DALAM MENANGANI KEKAMBUHAN PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJ PROF. DR. M. ILDREM MEDAN TAHUN 2018 Lestari, Yani
SCIENTIA JOURNAL Vol 8 No 1 (2019): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga dalam menangani kekambuhan pada pasien halusinasi seperti faktor farmakologis yaitu obat-obatan yang digunakan dalam proses pemulihan dan perawatan pasien halusinasi, faktor nonfarmakologis yaitu  kebutuhan pendukung yang harus ada selama proses pemulihan dan perawatan pasien halusinasi yaitu pasien sendiri dan  keluarga. Penelitian dalam studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018 ? Juni 2018 di RS Jiwa Daerah Provsu Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien halusinasi yang mengalami kekambuhan dan sedang di rawat jalan berjumlah 150 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling dan sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa distribusi frekuensi faktor farmakologis yang mempengaruhi keluarga yang positif sebanyak 34 orang (75,6%) dan distribusi frekuensi faktor non farmakologis yang mempengaruhi keluarga yang positif sebanyak 25 orang (55,6%). Disarankan keluarga harus lebih memperhatikan pasien halusinasi, mengontrol pasien agar minum obat secara teratur, memastikan obat telah diminum dan mengetahui penanganan pada saat pasien mengalami gangguan jiwa.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG TERHADAP PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN ANAK DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2018 Lestari, Yani; Elpriska, Elpriska
SCIENTIA JOURNAL Vol 8 No 1 (2019): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawat sebagai komponen penting dalam proses keperawatan dan orang yang terdekat dengan pasien, harus mampu berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat dan pasien. Pelaksanaan komunikasi terapeutik sampai saat ini masih belum baik dan hanya bersifat rutinitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik pada perawat di Puskesmas Bandar Senembah Binjai Tahun 2012. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bandar Senembah Binjai. Penelitian dilakukan pada bulan November 2017 sampai Februari 2018. Populasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Puskesmas Bandar Senembah Binjai dengan jumlah 30 orang. Sampel yang dilakukan peneliti adalah total populasi yaitu berjumlah 30 orang. Dari hasil penelitian melalui uji statistik diketahui bahwa, faktor persepsi mayoritas menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 76,7%, faktor latar belakang sosial budaya mayoritas tidak menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 60%, faktor pengetahuan mayoritas menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 57,7%, faktor lingkungan mayoritas tidak menghambat pelaksanaan komunikasi terapeutik sebanyak 73,3%. Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan uji chi-square diketahui, nilai P faktor persepsi adalah P=0,021 yang menggambarkan ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya, nilai P faktor latar belakang sosial budaya adalah P=0,643 yang menggambarkan tidak ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya, nilai P faktor pengetahuan adalah P=0,177 yang menggambarkan tidak ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya bahwa, nilai P faktor lingkungan adalah P=0,424 yang menggambarkan tidak ada hubungan faktor ? faktor penghambat komunikasi terapeutik dengan pelaksanaannya. Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor ? faktor penghambat komunikasi tidak semuanya berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik di Puskesmas Bandar Senembah Binjai Tahun 2012. Disarankan pihak Puskesmas mengadakan  pelatihan komunikasi terapeutik bagi perawat dan perawat sebagai tenaga kesehatan dan pelayan kesehatan mampu memberikan pelayanan yang baik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DISIPLIN PERAWAT DI RSU ADVENT MEDAN TAHUN 2017 Lestari, Yani
SCIENTIA JOURNAL Vol 5 No 2 (2016): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disiplin merupakan salah satu tiang utama yang dapat menguatkan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Oleh sebab itu disiplin perlu diterapkan dan dipatuhi oleh setiap perawat dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Umum Advent Medan. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 46 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Dari hasil penelitian sebagian besar responden perempuan (89,1%),  berumur <30 tahun (82,6%), berpendidikan D-III Keperawatan  (76,1%), dan lama bekerja <5 tahun (89,1%). Faktor tujuan dan kemampuan perawat yang mempengaruhi disiplin perawat dalam kategori baik (69,6%), faktor teladan pimpinan dalam kategori baik (65,2%), faktor  balas jasa dalam kategori kurang (69,6%), faktor keadilan dalam kategori baik (71,7%), faktor pengawasan melekat dalam kategori baik (82,6%), faktor sanksi hukuman dalam kategori baik (63,0%), faktor hubungan kemanusiaan dalam kategori baik (71,7%), faktor yang baik dan paling dominan mempengaruhi  disiplin perawat yaitu pengawasan  melekat  (82,6%), sedangkan faktor yang dianggap kurang oleh perawat yaitu faktor balas jasa (69,6%). Disimpulkan bahwa, faktor yang paling dominan  mempengaruhi disiplin perawat faktor pengawasan melekat. Diharapkan  pihak RSU Advent Medan dapat memberikan perhatian yang lebih pada perawat terutama pada aspek balas jasa. Dan Bagi Perawat diharapkan agar membuat komitmen  pada diri sendiri maupun pada rumah sakit untuk menerapkan disiplin di rumah sakit..
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN TOILET TRANING PADA ANAK PRA-SEKOLAH DI TK TUNAS BARU MEDAN TAHUN 2017 Lestari, Yani
SCIENTIA JOURNAL Vol 7 No 1 (2018): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Pola asuh sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Setiap keluarga biasanya memiliki pola asuh terhadap anak yang berbeda-beda. Pola asuh juga berpengaruh terhadap keberhasilan keluarga dalam mentransfer dan menanamkan nilai-nilai agama, kebaikan, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pola asuh anak meliputi interaksi antara orang tua dan anak dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan. Penelitian ini akan mengkorelasikan pola asuh orang tua (permisif, oteriter, demikrasi) dengan keberhasilan toilet traning pada anak. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian yang mana data menyangkut variabel bebas yaitu pola asuh orang tua dan variabel terikat yaitu keberhasilan toilet traning yang akan dikumpulkan dalam waktu bersama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki anak  pra sekolah yang berusia 4-6 tahun di TK Tunas Baru Medan dengan jumlah murid keseluruhannya sebanyak 66 murid. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua secara otoriter  dengan tingkat keberhasilan toilet traning pada anak pra-sekolah, dimana diperoleh nilai p = 0.004. Pola asuh sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Setiap keluarga biasanya memiliki pola asuh terhadap anak yang berbeda-beda.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DISIPLIN PERAWAT DI RSU ADVENT MEDAN TAHUN 2017 Lestari, Yani
SCIENTIA JOURNAL Vol 7 No 2 (2018): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitasdiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disiplin merupakan salah satu tiang utama yang dapat menguatkan suatu organisasidalam mencapai tujuannya. Oleh sebab itu disiplin perlu diterapkan dan dipatuhi oleh setiapperawat dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan untuk meningkatkan kualitaspelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi disiplin perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan diRumah Sakit Umum Advent Medan. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifatdeskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 46orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Dari hasilpenelitian sebagian besar responden perempuan (89,1%), berumur <30 tahun (82,6%),berpendidikan D-III Keperawatan (76,1%), dan lama bekerja <5 tahun (89,1%). Faktortujuan dan kemampuan perawat yang mempengaruhi disiplin perawat dalam kategoribaik (69,6%), faktor teladan pimpinan dalam kategori baik (65,2%), faktor balas jasadalam kategori kurang (69,6%), faktor keadilan dalam kategori baik (71,7%), faktorpengawasan melekat dalam kategori baik (82,6%), faktor sanksi hukuman dalamkategori baik (63,0%), faktor hubungan kemanusiaan dalam kategori baik (71,7%),faktor yang baik dan paling dominan mempengaruhi disiplin perawat yaitu pengawasanmelekat (82,6%), sedangkan faktor yang dianggap kurang oleh perawat yaitu faktorbalas jasa (69,6%). Disimpulkan bahwa, faktor yang paling dominan mempengaruhidisiplin perawat faktor pengawasan melekat. Diharapkan pihak RSU Advent Medandapat memberikan perhatian yang lebih pada perawat terutama pada aspek balas jasa.Dan Bagi Perawat diharapkan agar membuat komitmen pada diri sendiri maupun padarumah sakit untuk menerapkan disiplin di rumah sakit
Meningkatkan Kompetensi Guru SD dalam Membuat Media Pembelajaran Power Point melalui Kegiatan Workshop Yani Lestari
Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan Vol 5 No 4 (2019)
Publisher : Rumah Jurnal Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kompetensi guru di SDN 1 Pajukungan dalam membuat media pembelajaran power point masih tergolong kurang. Karenanya guru jarang menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran. Mengatasi hal demikian perlu dilakukan kegiatan pengembangan dan pembinaan melalui workshop. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam membuat media power point, di samping untuk mengetahui aktivitas guru dan pelaksanaan workshop. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 dengan subjek 9 orang guru di SDN 1 Pajukungan. Penelitian berlangsung 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data penelitian meliputi kompetensi guru dalam membuat media power point, aktivitas guru dan pelaksanaan workshop oleh peneliti. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan diskusi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif berdasarkan nilai persen (%) yang tercapai pada masing-masing aspek. Hasil penelitian disimpulkan, bahwa dari siklus I ke siklus II kegiatan workshop terlaksana semakin baik dari 75% dalam kategori baik menjadi 90% dalam kategori sangat baik. Aktivitas guru semakin meningkat dari 62% dalam kategori cukup aktif menjadi 81% dalam kategori aktif. Kompetensi guru dalam membuat power point semakin meningkat dari 54% dalam kategori cukup baik menjadi 80% dalam kategori baik. Disarankan kepada rekan kepala sekolah hendaknya dapat melaksanakan workshop di sekolah sebagai sarana supervisi manajerial dengan menyesuaikan tujuan atau urgensinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK AKIBAT HOSPITALISASI PADA USIA PRASEKOLAH DI RSU ADVENT MEDAN TAHUN 2019 Yani Lestari
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.112 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.574

Abstract

Latar Belakang: Dukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga kepada anggota keluarga yang membutuhkan ketika menghadapi masalah sedangkan kecemasan adalah reaksi yang timbul pada anak usia pra sekolah, khususnya  yaitu tanda fisik seperti ketegangan otot, peningkatan tekanan darah, resah, menutup muka dan suara kuat, intelektual seperti perhatian rendah terhadap sesuatu, disorientasi waktu, sosial dan emosional seperti menarik diri, depresi, menangis dan kemarahan. Tujuan: Tingkat kecemasan pada anak saat dirawat di rumah sakit yaitu sekitar 8,3- 27% dimana cemas akibat perpisahan yang dialami anak untuk usia prasekolah adalah 4 %, serta kecemasan anak pada  usia prasekolah yang sakit dan harus dirawat inap, merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang berarti gangguan terpenuhinya kebutuhan emosional anak yang adekuat.Metode: desain penelitian analitik terhadap menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling berjumlah 30 responden yang merupakan keluarga dan pasien anak di RSU Advent Medan. Proses pengumpulan data  dilakukan terhadap pengisian kuesioner menggunakan metode wawancara. Uji yang digunakan peneliti adalah uji chi-square.Hasil: Berdasarkan  hasil uji chi square diperoleh nilai p (fisher) 0.05 (p=0,005). Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 3 orang anak yang mengalami kecemasan 100% tidak ada dukungan dari keluarga sebaliknya dari 24 orang anak tidak mengalami kecemasan sebesar 88,8% memperoleh dukungan dari keluarga, bukan hanya pada masalah fisiknya saja, tetapi juga masalah psikologis.Kesimpulan: Diharapkan kepada institusi Rumah sakit agar dapat memberikan informasi kepada keluarga pentingnya dukungan keluarga terhadap anak yang sedang menjalani hospitalisasi untuk menurunkan tingkat kecemasan anak.Kata kunci: Cemas anak, Dukungan keluarga, dan Hospitalisasi.  Abstract Background: Family support is assistance provided by families to family members in need when facing problems, while anxiety is a reaction that occurs in pre-school children, especially physical signs such as muscle tension, increased blood pressure, restlessness, covering of faces and a strong voice. , intellectual such as low attention to something, time disorientation, social and emotional such as withdrawal, depression, crying and anger.Objective: The level of anxiety in children when hospitalized is around 8.3-27%, where the anxiety due to separation experienced by children for preschool is 4%, and anxiety of children at preschool age who are sick and have to be hospitalized, is one form of mental disorder which means the disturbance of meeting the child's emotional needs is adequate.Methods: The design of this study was analytic using a cross sectional approach. Sampling using convenience sampling technique totaling 30 respondents who are families and pediatric patients at RSU Advent Medan. The data collection process was carried out on filling out the questionnaire using the interview method. The test used by researchers is the chi-square test.Results: Based on the results of the chi square test, the p value (fisher) was 0.05 (p = 0.005). From the results of the study, it is known that out of 3 children who experience anxiety 100% there is no support from their family, whereas 24 children do not experience anxiety as much as 88.8% get support from family, not only on physical problems, but also psychological problems. Conclusion: It is expected that hospital institutions can provide information to families on the importance of family support for children who are undergoing hospitalization to reduce children's anxiety levels. Keywords: Child anxiety, family support, and hospitalization.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK AKIBAT HOSPITALISASI PADA USIA PRASEKOLAH DI RSU ADVENT MEDAN TAHUN 2019 Yani Lestari
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.574

Abstract

Latar Belakang: Dukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan oleh keluarga kepada anggota keluarga yang membutuhkan ketika menghadapi masalah sedangkan kecemasan adalah reaksi yang timbul pada anak usia pra sekolah, khususnya  yaitu tanda fisik seperti ketegangan otot, peningkatan tekanan darah, resah, menutup muka dan suara kuat, intelektual seperti perhatian rendah terhadap sesuatu, disorientasi waktu, sosial dan emosional seperti menarik diri, depresi, menangis dan kemarahan. Tujuan: Tingkat kecemasan pada anak saat dirawat di rumah sakit yaitu sekitar 8,3- 27% dimana cemas akibat perpisahan yang dialami anak untuk usia prasekolah adalah 4 %, serta kecemasan anak pada  usia prasekolah yang sakit dan harus dirawat inap, merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang berarti gangguan terpenuhinya kebutuhan emosional anak yang adekuat.Metode: desain penelitian analitik terhadap menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling berjumlah 30 responden yang merupakan keluarga dan pasien anak di RSU Advent Medan. Proses pengumpulan data  dilakukan terhadap pengisian kuesioner menggunakan metode wawancara. Uji yang digunakan peneliti adalah uji chi-square.Hasil: Berdasarkan  hasil uji chi square diperoleh nilai p (fisher) 0.05 (p=0,005). Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 3 orang anak yang mengalami kecemasan 100% tidak ada dukungan dari keluarga sebaliknya dari 24 orang anak tidak mengalami kecemasan sebesar 88,8% memperoleh dukungan dari keluarga, bukan hanya pada masalah fisiknya saja, tetapi juga masalah psikologis.Kesimpulan: Diharapkan kepada institusi Rumah sakit agar dapat memberikan informasi kepada keluarga pentingnya dukungan keluarga terhadap anak yang sedang menjalani hospitalisasi untuk menurunkan tingkat kecemasan anak.Kata kunci: Cemas anak, Dukungan keluarga, dan Hospitalisasi.  Abstract Background: Family support is assistance provided by families to family members in need when facing problems, while anxiety is a reaction that occurs in pre-school children, especially physical signs such as muscle tension, increased blood pressure, restlessness, covering of faces and a strong voice. , intellectual such as low attention to something, time disorientation, social and emotional such as withdrawal, depression, crying and anger.Objective: The level of anxiety in children when hospitalized is around 8.3-27%, where the anxiety due to separation experienced by children for preschool is 4%, and anxiety of children at preschool age who are sick and have to be hospitalized, is one form of mental disorder which means the disturbance of meeting the child's emotional needs is adequate.Methods: The design of this study was analytic using a cross sectional approach. Sampling using convenience sampling technique totaling 30 respondents who are families and pediatric patients at RSU Advent Medan. The data collection process was carried out on filling out the questionnaire using the interview method. The test used by researchers is the chi-square test.Results: Based on the results of the chi square test, the p value (fisher) was 0.05 (p = 0.005). From the results of the study, it is known that out of 3 children who experience anxiety 100% there is no support from their family, whereas 24 children do not experience anxiety as much as 88.8% get support from family, not only on physical problems, but also psychological problems. Conclusion: It is expected that hospital institutions can provide information to families on the importance of family support for children who are undergoing hospitalization to reduce children's anxiety levels. Keywords: Child anxiety, family support, and hospitalization.
Factors Influencing the Risk of Reumatoid Arthritis in Patients at Baiturrahman Health Center Yani Lestari
International Journal of Clinical Inventions and Medical Sciences (IJCIMS) Vol 5 No 2: September 2023
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.ijcims-0502.526

Abstract

Rheumatoid arthritis or rheumatism is an inflammation of the connective tissue, especially affecting the skeletal muscles, bones, ligaments, tendons and joints in men and women of all ages. Risk factors for rheumatoid arthritis are caused by infection, occupation, food, genetics, age and psychological factors. Rheumatoid arthritis can cause muscle changes, so that its function can decrease if the muscles in the patient's part are not trained to activate muscle function. This type of research is Analytical with a Cross Sectional research design. The aim is to analyze the factors that influence the risk of developing rheumatoid arthritis in patients at the Baiturrahman Health Center. The study population consisted of 314 patients with rheumatoid arthritis. The sample of this research was 76 people who were taken by accidental sampling. The data collected is primary data obtained by direct interviews using questionnaires. Data were analyzed in distribution and frequency tables. The results of the study showed that the majority of risk factors were infection (77.6%), the majority of occupational factors were at risk of (85.5%), the majority of food factors were at risk of (56.6%), the majority of genetic factors were at risk of (90.8%), and psychological factors (100%) are at risk. In conclusion, the dominant risk factor for rheumatoid arthritis in patients is psychological factors. Rheumatoid arthritis patients are expected to reduce psychological burdens such as stress and anxiety which easily tire the body, to avoid consuming foods that contain purines, and in doing daily work so as not to put excessive pressure on joints and muscles. It is hoped that Baiturrahman Health Center staff should provide counseling to rheumatoid arthritis patients on how to reduce the psychological burden, types of food consumed, and jobs that can put excessive pressure on joints and muscles.