Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA TERHADAP DAYA TURBIN AIR FRANCIS PADA SUB UNIT PLTA JELOK SEMARANG Erry Thriana Sasongko; Khairul Muhajir; I.G Gde Badrawada; Anton Anton
Jurnal Teknologi Vol 1 No 1 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju aliran massa terhadap daya turbin air francis pada sub unit PLTA Jelok, SemarangDaya turbin sangat dipengaruhi oleh faktor laju aliran massa dan tinggi tekan, tetapi analisa ini yang ditekankan adalah faktor laju aliran massa yang selalu berubah-ubah setiap waktu.Analisa ini mengambil data debit air selama 3 bulan dari desember 2006 sampai Februari 2007 dan setelah itu dilakukan penghitungan daya turbin untuk melihat pengaruhnya.Pada analisa didapatkan daya turbin cenderung lebih kecil pada saat laju aliran massa mengalami penurunan dengan laju aliran massa terkecil dengan nilai 4370 kg/det dan daya output terkecil 5.323 MW pada bulan januari 2007 begitu pula sebaliknya daya turbin cenderung besar ketika laju aliran massa mengalami kenaikan dengan nilai laju aliran massa terbesar 10330 kg/det dan nilai daya output 12.218 MW pada bulan februari 2007.
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP DAYA MOTOR PESAWAT BRAVO AS-202/18A3 Khairul Muhajir
Jurnal Teknologi Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap tenaga mesin pesawat udara AS-202 / 18A3 Bravo. Mesin tenaga diperlukan untuk berjalan jauh melampaui umur yang diinginkan. Membuka mesin untuk inspeksi itu mahal, dan pemilik perlu mempertimbangkan semua informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan. Masalah pada mesin tenaga pesawat terbang yang mengurangi efisiensi dan output alat berat, seperti drag pada baling-baling dan sayap baling-baling, bodi dan badan pesawat serta stabilizer horizontal dan vertikal, seperti yang terdapat pada sistem kemudi dan roda pendarat. Metode penelitian ini adalah dengan pesawat udara Bravo AS-202 / 18A3 LM 2004 dengan mesin Avco Lycoming AEIO-360 BIF sebagai 4 silinder mesin piston empat langkah dengan tenaga maksimum 180 hp dengan volume silinder 360 inci kubik dan maksimum kecepatan 2.700 rpm. Pesawat udara Bravo AS-202 / 18A3 LM 2004 menggunakan bahan bakar AVIGAS 91/96 dengan angka 100/130 oktan yang terbang di kota Yogyakarta dengan 300 kaki dari permukaan laut pada suhu 30oC. Penelitian ini melihat papan panel instrumentasi di kokpit pesawat udara Bravo AS-202 / 18A3 LM 2004, sebagai altimeter, indikator rpm, tekanan manifold yang dapat dideteksi dan dipantau menggunakan pemantauan kondisi dengan analisis kinerja. Tes kinerja biasanya dilakukan sebelum dan setelah penerbangan, sehingga kami dapat mengamati penurunan kinerja selama satu siklus bahan bakar serta efektivitas pemeliharaan saat perbaikan. Karena kita harus mengontrol beberapa parameter dan memeriksa pengaturan kapan pun kita ingin melakukan tes kinerja, kita tidak bisa melakukannya kapan saja. Dalam penelitian ini kami akan melakukan yang disederhanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada nol kaki dan kecepatan mesin tenaga 2.700 rpm, tekanan manifold 24,6 di Hg, daya engin sebagai 52 hp. Yang lain di ketinggian yang sama pada putaran mesin 2.700 rpm, tekanan manifold turun 23,2 dalam Hg dan tenaga mesin 51,66 hp. Hasil penelitian diperoleh bahwa pada ketinggian yang lebih tinggi membuat tekanan manifold menurun tetapi dalam daya yang lebih besar, dan pada tekanan manifold yang besar, pertumbuhan tenaga mesin lebih rendah. Pada ketinggian nol dan kecepatan engine 2700 rpm, tekanan manifold 23,2 Hg, dan tenaga mesin 55,75 hp, dan pada ketinggian 8000 kaki pada kecepatan mesin yang sama 2700 rpm, tekanan manifold sebagai 21,5 di Hg, mesin tenaga sebagai 51,66 hp., Yang berarti bahwa di ketinggian yang lebih tinggi tekanan berjenis menurun, dan mesin tenaga juga dalam kondisi lebih rendah.
KARAKTERISASI ALIRAN FLUIDA GAS-CAIR MELALUI PIPA SUDDEN CONTRACTION Khairul Muhajir
Jurnal Teknologi Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efisiensi tempat dan bentuk, di dalam perancangan peralatan yang melibatkan aliran fluida, keadaan saluran berbelok, pengecilan, perbesaran, katup dan sejenisnya menjadi hal yang terkadang sulit dihindarkan sekalipun menimbulkan kerugian, terlebih jika fluida yang mengalir terdiri dari beberapa komponen. Penelitian bertujuan membuat visualisasi garis arus aliran satu fase air dan pola aliran dua fase air-udara, selanjutnya mendiskripsikan distribusi tekanan dan penurunan tekanan aliran satu fase air, maupun aliran dua fase air-udara melewati pengecilan pipa bulat dengan perbandingan sisi masuk dan keluar masing-masing 1,5 : 1, 2 : 1 dan 2,5 : 1 dengan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa visualisasi garis arus tampak bagus pada pengecilan 1,5 : 1 dengan panjang daerah pusaran Xl (cyrculation zones) dan perbesaran (H) merupakan fungsi dari Re, pada fluks massa Gl = 4,733 kg/m2det sampai Gl = 13,253 kg/m2det dengan Xl /H berturut-turut 20.7, 20, 11.02, 7.87, 3.14, sedang pada rasio 2:1 dan 2.5 :1 hubungan Re terhadap Xl dan H sulit untuk diamati karena keterbatasan seksi uji. Hasil visualisasi pola aliran dua fase pada kecepatan supervisial Jg = 0.016 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran bubble, pada Jg = 0,048 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran kantong, pada Jg = 0,048 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran strata gelombang dan pada Jg = 0,065 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran sumbat liquid. Hasil pengukuran dan perhitungan distribusi tekanan sepanjang sumbu saluran memperlihatkan bahwa penurunan tekanan meningkat dengan kenaikan fluks massa (G) dan kualitas (x). Penurunan tekanan pada assumsi aliran homogen lebih besar dibanding dengan assumsi aliran terpisah menggunakan teori Chisholm. Kata Kunci : Karakterisasi, gas-cair, pengecilan mendadak.
PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA TERHADAP DAYA TURBIN AIR FRANCIS PADA SUB UNIT PLTA JELOK SEMARANG Erry Thriana Sasongko; Khairul Muhajir; I.G Gde Badrawada; Anton Anton
Jurnal Teknologi Vol 1 No 1 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju aliran massa terhadap daya turbin air francis pada sub unit PLTA Jelok, SemarangDaya turbin sangat dipengaruhi oleh faktor laju aliran massa dan tinggi tekan, tetapi analisa ini yang ditekankan adalah faktor laju aliran massa yang selalu berubah-ubah setiap waktu.Analisa ini mengambil data debit air selama 3 bulan dari desember 2006 sampai Februari 2007 dan setelah itu dilakukan penghitungan daya turbin untuk melihat pengaruhnya.Pada analisa didapatkan daya turbin cenderung lebih kecil pada saat laju aliran massa mengalami penurunan dengan laju aliran massa terkecil dengan nilai 4370 kg/det dan daya output terkecil 5.323 MW pada bulan januari 2007 begitu pula sebaliknya daya turbin cenderung besar ketika laju aliran massa mengalami kenaikan dengan nilai laju aliran massa terbesar 10330 kg/det dan nilai daya output 12.218 MW pada bulan februari 2007.
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP DAYA MOTOR PESAWAT BRAVO AS-202/18A3 Khairul Muhajir
Jurnal Teknologi Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap tenaga mesin pesawat udara AS-202 / 18A3 Bravo. Mesin tenaga diperlukan untuk berjalan jauh melampaui umur yang diinginkan. Membuka mesin untuk inspeksi itu mahal, dan pemilik perlu mempertimbangkan semua informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan. Masalah pada mesin tenaga pesawat terbang yang mengurangi efisiensi dan output alat berat, seperti drag pada baling-baling dan sayap baling-baling, bodi dan badan pesawat serta stabilizer horizontal dan vertikal, seperti yang terdapat pada sistem kemudi dan roda pendarat. Metode penelitian ini adalah dengan pesawat udara Bravo AS-202 / 18A3 LM 2004 dengan mesin Avco Lycoming AEIO-360 BIF sebagai 4 silinder mesin piston empat langkah dengan tenaga maksimum 180 hp dengan volume silinder 360 inci kubik dan maksimum kecepatan 2.700 rpm. Pesawat udara Bravo AS-202 / 18A3 LM 2004 menggunakan bahan bakar AVIGAS 91/96 dengan angka 100/130 oktan yang terbang di kota Yogyakarta dengan 300 kaki dari permukaan laut pada suhu 30oC. Penelitian ini melihat papan panel instrumentasi di kokpit pesawat udara Bravo AS-202 / 18A3 LM 2004, sebagai altimeter, indikator rpm, tekanan manifold yang dapat dideteksi dan dipantau menggunakan pemantauan kondisi dengan analisis kinerja. Tes kinerja biasanya dilakukan sebelum dan setelah penerbangan, sehingga kami dapat mengamati penurunan kinerja selama satu siklus bahan bakar serta efektivitas pemeliharaan saat perbaikan. Karena kita harus mengontrol beberapa parameter dan memeriksa pengaturan kapan pun kita ingin melakukan tes kinerja, kita tidak bisa melakukannya kapan saja. Dalam penelitian ini kami akan melakukan yang disederhanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada nol kaki dan kecepatan mesin tenaga 2.700 rpm, tekanan manifold 24,6 di Hg, daya engin sebagai 52 hp. Yang lain di ketinggian yang sama pada putaran mesin 2.700 rpm, tekanan manifold turun 23,2 dalam Hg dan tenaga mesin 51,66 hp. Hasil penelitian diperoleh bahwa pada ketinggian yang lebih tinggi membuat tekanan manifold menurun tetapi dalam daya yang lebih besar, dan pada tekanan manifold yang besar, pertumbuhan tenaga mesin lebih rendah. Pada ketinggian nol dan kecepatan engine 2700 rpm, tekanan manifold 23,2 Hg, dan tenaga mesin 55,75 hp, dan pada ketinggian 8000 kaki pada kecepatan mesin yang sama 2700 rpm, tekanan manifold sebagai 21,5 di Hg, mesin tenaga sebagai 51,66 hp., Yang berarti bahwa di ketinggian yang lebih tinggi tekanan berjenis menurun, dan mesin tenaga juga dalam kondisi lebih rendah.
KARAKTERISASI ALIRAN FLUIDA GAS-CAIR MELALUI PIPA SUDDEN CONTRACTION Khairul Muhajir
Jurnal Teknologi Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efisiensi tempat dan bentuk, di dalam perancangan peralatan yang melibatkan aliran fluida, keadaan saluran berbelok, pengecilan, perbesaran, katup dan sejenisnya menjadi hal yang terkadang sulit dihindarkan sekalipun menimbulkan kerugian, terlebih jika fluida yang mengalir terdiri dari beberapa komponen. Penelitian bertujuan membuat visualisasi garis arus aliran satu fase air dan pola aliran dua fase air-udara, selanjutnya mendiskripsikan distribusi tekanan dan penurunan tekanan aliran satu fase air, maupun aliran dua fase air-udara melewati pengecilan pipa bulat dengan perbandingan sisi masuk dan keluar masing-masing 1,5 : 1, 2 : 1 dan 2,5 : 1 dengan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa visualisasi garis arus tampak bagus pada pengecilan 1,5 : 1 dengan panjang daerah pusaran Xl (cyrculation zones) dan perbesaran (H) merupakan fungsi dari Re, pada fluks massa Gl = 4,733 kg/m2det sampai Gl = 13,253 kg/m2det dengan Xl /H berturut-turut 20.7, 20, 11.02, 7.87, 3.14, sedang pada rasio 2:1 dan 2.5 :1 hubungan Re terhadap Xl dan H sulit untuk diamati karena keterbatasan seksi uji. Hasil visualisasi pola aliran dua fase pada kecepatan supervisial Jg = 0.016 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran bubble, pada Jg = 0,048 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran kantong, pada Jg = 0,048 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran strata gelombang dan pada Jg = 0,065 m/s, Jl = 0,622 m/s membentuk pola aliran sumbat liquid. Hasil pengukuran dan perhitungan distribusi tekanan sepanjang sumbu saluran memperlihatkan bahwa penurunan tekanan meningkat dengan kenaikan fluks massa (G) dan kualitas (x). Penurunan tekanan pada assumsi aliran homogen lebih besar dibanding dengan assumsi aliran terpisah menggunakan teori Chisholm. Kata Kunci : Karakterisasi, gas-cair, pengecilan mendadak.