Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Debate on the Plan of Making ‘Fiqh Waria’: Framing Analysis in Online Media Genta Maghvira; Lisa Mardiana; Syukri Syukri
Jurnal The Messenger Vol 12, No 1 (2020): January-June
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/themessenger.v12i1.1310

Abstract

This research is an online media study about the phenomenon of ‘waria’ (transgender) people in Indonesia. Okezone.com reports about plans to make ‘Fiqh Waria.’ Fiqh is expected to be a reference for ‘waria’ to perform religious rituals in Islam. Islam has different laws between men and women. Research using Robert N. Entman's Framing Analysis. According to Entman, framing is a selection process that highlights aspects: problem identification, causal interpretation, moral evaluation, and action recommendations. The results of the study mentioned that in identifying the problem, it was reported about the plan to make a special jurisprudence called ‘Fiqh Waria.’ In causal interpretation, making fiqh is needed so that they can perform worship after gender changes. In moral evaluation, transgenders are considered to have the same right to perform worship rituals. In the recommended action, it was reported that if the fiqh would become religious jurisprudence that humanizes humans.
PENGUNGKAPAN DIRI PENGGUNA AKUN AUTOBASE TWITTER @SUBTANYARL Lisa Mardiana; Anida Fa’zia Zi’ni
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No 1 (2020): FEBRUARI 2020
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v3i1.4134

Abstract

AbstrakFenomena  curhat  atau  mencurahkan  masalah  pribadi  sebagai  bentuk pengungkapan diri melalui media sosial semakin marak terjadi. Salah satu media sosial yang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah akun autobase atau automatic  fanbase Twitter yang bersifat anonim sehingga  menjadi wadah  bagi pengikutnya   untuk   menanyakan   dan   menyampaikan   segala   permasalahan, seperti halnya pada akun @subtanyarl. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  bentuk  dan  alasan  pengungkapan  diri  pengguna  akun  autobase twitter  @subtanyarl  dengan  menggunakan  analisis  teori  self-disclosure. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 7 orang narasumber yang merupakan pengguna akun tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengungkapan diri atau self-disclosure yang dilakukan  oleh  pengguna  akun  @subtanyarl  berupa  pengungkapan  diri evaluative yang dilakukan dengan cara mengeskpresikan  rasa emosi, kesedihan dan kegundahan  pemikiran  melalui pesan  tertulis  yang menceritakan  masalah kehidupan  pribadi. Adapun  alasan pengungkapan  diri dalam akun @subtanyarl dilakukan untuk melepaskan beban perasaan agar lega dan nyaman, tanpa kekhawatiran bahaya ekstrem self disclosure berupa penolakan antarpribadi dan sosial, ataupun kesulitan intrapersonal,  karena dilakukan dalam media anonim. Pengungkapan   diri  juga  dilakukan  dengan   harapan  mendapatkan   dukungan moril, jawaban atau sekedar rasa empati dan simpati dari pengguna lainnya. Kata Kunci: Pengungkapan Diri, Twitter, Autobase, Ekspresi AbstractThe phenomenon  of confiding in or confessing personal problems as a form of self-disclosure through social media is increasingly happening. One of the social media used by the Indonesian  people is an anonymous autobase or automatic Twitter fanbase account so that it becomes a place for followers to ask questions and submit all problems, such as the @subtanyarl  account. The purpose of this study was to determine the form and reasons for self-disclosure  of users of the autobase twitter @subtanyarl account using self-disclosure theory analysis. The research was conducted  using qualitative methods through in-depth interviews with 7 informan  who  are users of the account.  The  results  showed  that  self-disclosure by users of the @subtanyarl account was in the form of evaluative self- disclosure by expressing feelings of emotion, sadness and anxiety through written messages that told about personal life problems. The reasons for self-disclosure in the @subtanyarl account are carried out to release the burden of feelings so that  they  are  relieved  and  comfortable,  without  worrying  about  the  extreme dangers  of self-disclosure  in the  form  of  interpersonal  and  social  rejection,  or intrapersonal difficulties, because it is done in anonymous media. Self-disclosure is also carried out in the hope of getting moral support, answers or just a sense of empathy and sympathy from other users. Keywords: Self-Disclosure, Twitter, Autobase, Expression
Peran New Media Dalam Menciptakan Daya Tarik Wisata Indonesia Bagi Warga Negara Korea Selatan Lisa Mardiana; Fithra Ayu Ratnawati
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2022): AGUSTUS 2022
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v5i2.7430

Abstract

Pariwisata kini telah menjadi kebutuhan hidup manusia, tak terkecuali bagi Warga Negara Korea Selatan. Sebagai negara yang telah hidup berdampingan dengan internet, new media menjadi salah satu alat yang dimanfaatkan untuk mencari informasi pariwisata, termasuk wisata Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran new media dalam menciptakan daya tarik wisata Indonesia bagi Warga Negara Korea Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan model AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share) yang merupakan salah satu model dari teori perilaku konsumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa new media berperan penting dalam proses pencarian informasi hingga keputusan pemilihan destinasi wisata. Dalam proses tersebut, situs Naver menjadi situs new media yang paling sering diakses oleh Warga Negara Korea Selatan, dan dari hasil pencarian yang ditemukan, Warga Negara Korea Selatan memilih atraksi budaya sebagai daya tarik wisata Indonesia yang paling menarik.
Analisis Model Pengetahuan untuk Indigenous Knowledge Management Tembang Macapat Yuventius Tyas Catur Pramudi; Lisa Mardiana
JOINS (Journal of Information System) Vol 8, No 1 (2023): Edisi Mei 2023
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/joins.v8i1.7579

Abstract

The purpose of this study is to apply the indigenous knowledge management model in the form of a process of transforming tacit knowledge into explicit knowledge about local wisdom in Java (tembang macapat) using information technology. Methods of data collection by conducting FGD (Focus Group Discussion), PAR (Participatory Action Research) and questionnaires to 50 respondents. Data were analyzed using the SECI model (Socialization, Externalisation, Combination and Internalization) and descriptive analysis. The results of this study indicate that Sobokartti is a strategic place to manage local wisdom knowledge for the younger generation. The model of transforming tacit knowledge into explicit is used by using socialization and externalization methods. The results of knowledge transformation are recorded in written form which are then disseminated through Information Technology. The use of Information Technology needs to be increased as a medium for knowledge dissemination. Keywords: Macapat, Knowledge Management, Indigenous, Sobokartti, Tacit, Explicit