Nazliniwaty Nazliniwaty*
Universitas Sumatera Utara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Formulasi Lipstik Menggunakan Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) Sebagai Pewarna Risnawaty Risnawaty; Nazliniwaty Nazliniwaty*; Djendakita Purba
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Journal of Pharmaceutics and Pharmacology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.017 KB)

Abstract

Background: Cacao seeds (Theobroma cacao L.) is potential to be used as an alternative  natural dyes because it has an attractive colour. cacao seeds contain polyphenols which is flavonoids. The purple color of the cacao seeds come from anthocyan pigments, in pelargonin group which are flavonoid derivatives. Anthocyanins have  various benefits, one of  the benefit is as a natural dye that can replace synthetic dyes. Objective: To formulate lipstick using natural coloring agent which contained in cacao seeds. Methods: The extraction of dyes from Cacao seeds was done by maceration method using 96% ethanol with the addition of 2% citric acid then red concentrated extract cacao seeds extract was obtained. Lipstick formulation consisted of components which as cera alba, petroleum jelly alba, cetyl alcohol, carnauba wax, castor oil, lanolin, propylene glycol, butylated hydroxytoluen, Tween 80, perfumes and nipagin was also added with concentration 10, 12, 14, 16, and 18%. The evaluation of product included physical quality inspections such as homogenity test, melting point,  breaking point, stability test of shape alteration, colour and odor during storage in 30 days at room temperature, smear test,  pH test, hedonic test and irritation test on forearm. Results: The results showed that the lipstick was homogeneous, the melting point was 59-60oC, the strength of the lipstick in concentration 10 % was 131.64 g, in the concentration 12% was 118.30 g, in the concentration 14% was 101.64 g, in the concentration 16% was 94.97 g, and in the concentration 18% was 88.30 g. The product was stable and easily applied with a uniform colour. pH of lipstick in the concentration 10% was 4.6, in the concentration 12% was 4.5, in the concentration 14% was 4.4, in the concentration 16% was 4.2, and in the contcentration 18% was 3.9. The lipstick did not cause irritation so it is safe to use. Conclusion: Cacao seeds extract can be used as coloring agent in formulation of  lipstick. Keywords: cacao beans, Theobroma cacao L., lipstick, lipstick components ABSTRAK Latar belakang: Biji coklat (Theobroma cacao L.) memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif pewarna alami karena memiliki warna yang menarik. Biji coklat  memiliki kandungan polifenol. Senyawa polifenol dalam biji coklat yaitu flavonoid. Warna ungu dari biji coklat  disebabkan adanya pigmen antosianin golongan pelargonidin yang merupakan turunan senyawa flavonoid. Antosianin memiliki berbagai manfaat, salah satu diantaranya sebagai pewarna alami yang dapat menggantikan bahan pewarna sintetik. Tujuan: Membuat lipstik dengan  memanfaatkan  pewarna alami yang terkandung dalam biji coklat Metode: Ekstraksi zat warna dari biji coklat dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dengan penambahan 2% asam sitrat, sehingga diperoleh ekstrak kental biji coklat yang berwarna merah. Formulasi lipstik terdiri dari komponen-komponen seperti cera alba, vaselin alba, setil alkohol, carnauba wax, oleum ricini, lanolin,  propilen glikol, butil hidroksitoluen, Tween 80, parfum dan nipagin serta penambahan pewarna ekstrak biji coklat  dengan konsentrasi 10, 12, 14, 16 dan 18%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan, mencakup pemeriksaan homogenitas, titik lebur lipstik, kekuatan lipstik, uji stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna, dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar, uji oles, pemeriksaan pH, uji kesukaan (Hedonic Test) dan uji iritasi dilengan bagian bawah. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa lipstik yang dibuat homogen, titik lebur 59-60oC, kekuatan lipstik pada konsentrasi 10% yaitu 131,64 g, konsentrasi 12% yaitu 118,30 g, konsentrasi 14% yaitu 101,64 g, konsentrasi 16% yaitu 94,97 g,  dan konsentrasi 18% yaitu 88,30 g, stabil, mudah dioleskan dengan warna yang merata, pH dengan konsentrasi 10% 4,6, konsentrasi 12% yaitu 4,5, konsentrasi 14% yaitu 4,4, konsentrasi 16% yaitu 4,2 dan konsentrasi 18% yaitu 3,9, tidak menyebabkan iritasi sehingga aman untuk digunakan. Kesimpulan: Ekstrak biji coklat dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan lipstik. Kata kunci: biji coklat, Theobroma cacao L., lipstik, komponen lipstik *Korespondensi penulis: nazliniwati@usu.ac.id  
Formulasi Lipstik Menggunakan Zat Warna Dari Ekstrak Bunga Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.) Nur Adliani; Nazliniwaty Nazliniwaty*; Djendakita Purba
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Journal of Pharmaceutics and Pharmacology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.206 KB)

Abstract

Background: Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.) belongs to the family Zingiberaceae has strong antioxidant activity. The colour of kecombrang flower is caused by flavonoid which is anthocyanidin. Anthocyanidin is a pigment that can be used as a natural dye and can replace synthetic dye. Objective: This study was carried out to formulate lipstick preparation by colorant contained in kecombrang flower. Methods: The extract was made by maseration method using 96% ethanol containing 2% citric acid, then the solvent was evaporated until the completely dried to obtain the crude extract of kecombrang flower. The components of lipstick were cera alba, petroleum jelly alba, cetyl alcohol, carnauba wax, castor oil, lanolin, propylene glycol, butylated hydroxytoluen, methyl paraben (nipagin), and oleum rosae, as well as the addition of dye agent from kecombrang flower extract with the concentration of 18, 20, 22, 24, and 26%. Melting point, breaking point, stability of shape alteration, colour, and odor, smear, pH tests also irritation and  hedonic tests were also perform in the current study. Results: The lipstick preparations were easy applied, stable, pink to red in colour, the breaking point of lipstick was 127 g, and did not cause irritation. Melting point of the lipstick contained the extract of kecombrang flower at the concentration 18, 20, 22, 24, and 26% were 60.0, 59.7, 59.7, 59.8, and 59.6oC respectively. The pH of these lipstick were 4.1, 4.0, 3.9, 3.8, and 3.8 respectively. The hedonic test showed that the lipstick contained extract of kecombrang flower at concentration of 26% was preffered by voluntir. Conclusion: Kecombrang flower extract can be used as dye agent in lipstick formulation. Keywords: kecombrang flower, Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm., lipstick. lipstick components ABSTRAK Latar Belakang: Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.) termasuk famili Zingiberaceae yang mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Warna dari bunga kecombrang disebabkan oleh flavonoid yaitu antosianidin. Antosianidin merupakan pigmen yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dan dapat menggantikan pewarna sintetis. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk memformulasi sediaan lipstik menggunakan zat warna yang terkandung dalam bunga kecombrang. Metode Penelitian: Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 96% sebagai pelarut yang mengandung asam sitrat 2%, kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak bunga kecombrang. Komponen  sediaan lipstik terdiri dari cera alba, vaselin alba, setil alkohol, carnauba wax, oleum ricini, lanolin, propilen glikol, butil hidroksitoluen, metil paraben (nipagin), dan oleum rosae, serta penambahan pewarna ekstrak bunga kecombrang dengan konsentrasi 18, 20, 22, 24 dan 26%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu yaitu uji oles, uji stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau, pemeriksaan titik lebur, kepatahan lipstik dan pemeriksaan pH, uji iritasi dan uji kesukaan selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar. Hasil: Sediaan lipstik yang dihasilkan mudah dioleskan, stabil, berwarna merah muda hingga merah tua. Titik lebur sediaan lipstik yang mengandung ekstrak bunga kecombrang dengan konsentrasi 18, 20, 22, 24, dan 26% masing-masing adalah 60,0; 59,7; 59,7; 59,8; 59,6oC, sedangkan pH sediaan lipstik masing-masing adalah 4,1; 4,0; 3,9; 3,8; and 3,8. Semua sediaan memiliki breaking point yaitu 127 g, tidak menyebabkan iritasi. Sediaan yang disukai panelis adalah sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 26%. Kesimpulan: Ekstrak bunga kecombrang dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi sediaan lipstik yang dibuat. Kata kunci: bunga kecombrang, Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm., lipstik, komponen lipstik*Korespondensi penulis: nazliniwati@usu.ac.id
Penggunaan Ekstrak Kering Kayu Merbau (Intsia Bakeri Prain.) Dalam Sediaan Pewarna Rambut M. Khairil Nasution; Nazliniwaty Nazliniwaty*; Djendakita Purba
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Journal of Pharmaceutics and Pharmacology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: The part of merbau (Intsia bakeri Prain) used as coloring agent is the inside part of its wood that produce the florid brown. People usually use coloration that produced by this merbau wood is for clothes coloration. Objective: The objective of this research was to formulate hair dye preparation using of merbau wood extract with plant color agent copper (II) sulfate and pyrogalol with various concentrations of merbau wood extract that can produce the best brown colour. Results: The result showed that brown color was influenced by the concentration of merbau wood extract and duration of soaking. The greater concentration of merbau wood extract, until the hair colour was changed from brown to darker at the concentration of 5%. The concentration above 5% the coloring of hairs were lighter.Methods: Extraction of color essence from the body of merbau wood was done with percolation method way using 96% of ethanol then dried to be dried extract. Hair dye preparation was made with a formula consisting of merbau wood extract with various concentrations, these were 2, 3, 4, 5, and 6%. Pyrogallol, copper (II) sulfate, and xanthan gum were 1%, respectively. Aquadest was used as the solvent. Coloring process was done by soaking of gray hair on hair dye preparation for 1-4 hours and the color change was observed visually every hour of gray hair soaking. Conclusion: Merbau wood extract can be used as hair coloring agent. Keywords: dried extract merbau wood, Intsia bakeri Prain), copper (II) sulfate, pyrogalol, xanthan gum, hair dye ABSTRAK Latar Belakang: Bagian merbau (Intsia bakeri Prain.) yang digunakan sebagai pewarna adalah kayunya yang menghasilkan warna coklat kemerahan. Masyarakat biasanya menggunakan zat warna yang dihasilkan oleh kayu merbau ini untuk pewarna pakaian. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan pewarna rambut menggunakan ekstrak kering kayu merbau dengan penambahan bahan pembangkit warna tembaga (II) sulfat dan pirogalol dengan berbagai konsentrasi ekstrak kayu merbau untuk mendapatkan warna coklat terbaik. Metode Penelitian: Ekstraksi zat warna dari kayu merbau dilakukan dengan cara perkolasi menggunakan etanol 96%, kemudian dikeringkan menjadi ekstrak kering. Sediaan pewarna rambut dibuat dengan formula yang terdiri dari ekstrak kering kayu merbau dengan berbagai konsentrasi, yaitu 2, 3, 4, 5, dan 6%. Pirogalol, tembaga (II) sulfat, dan xanthan gum masing-masing 1%. Sebagai pelarut digunakan akuades. Pewarnaan dilakukan dengan cara merendam rambut uban dalam sediaan pewarna rambut selama 1-4 jam dan diamati perubahan warna setiap jam perendaman rambut uban secara visual. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak kering kayu merbau dan lamanya waktu perendaman. Semakin besar konsentrasi ekstrak kering kayu merbau, maka warna rambut yang dihasilkan semakin gelap sampai pada konsentrasi 5%. Diatas konsentrasi 5% warna rambut yang dihasilkan semakin terang. Kesimpulan: Ekstrak kering kayu merbau dapat digunakan sebagai pewarna rambut. Kata kunci: ekstrak kering kayu merbau, Intsia bakeri Prain., tembaga (II) sulfat, pirogalol, xanthan gum, pewarna rambut *Korespondensi penulis: nazliniwati@usu.ac.id