Endy Agustian
Fakultas Teknik, Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota, Universitas Indo Global Mandiri

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KARAKTERISTIK PERMUKIMAN MUSLIM DI BALI (KASUS: FENOMENA PERMUKIMAN DESA PEGAYAMAN, KABUPATEN BULELENG) Endy Agustian
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v11i1.28709

Abstract

Bali dikenal sebagai pulau seribu pura dengan dominasi masyarakatnya yang beragama Hindu. Keberadaan agama Hindu di Bali memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat setempat. Namun demikian, di tengah kentalnya budaya Bali terdapat fenomena kehidupan umat Muslim sebagai potret permukiman Muslim di Bali, yaitu Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng. Pemilihan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi menjadi pilihan yang sesuai untuk menemukenali karakteristik permukiman Desa Pegayaman. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara, kemudian dilakukan analisis data meliputi analisi domain, taksonomi, komponensial, tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik permukiman Desa Pegayaman dibagi menjadi dua kelompok fenomena di dalam permukiman yang dapat dilihat dari sisi fisik permukiman dan dari sisi non fisik permukiman. Aspek fisik permukiman diidentifikasi berdasarkan pada pola permukiman yang membentuk pola kolonisasi pada permukiman lama dan pola permukiman menyebar pada permukiman baru, pola-pola permukiman yang terbentuk dipengaruhi oleh kuatnya unsur kekerabatan dari masyarakat setempat. Sementara itu, Aspek non fisik permukiman dilihat dari aktivitas ekonomi masyarakat yang bergerak pada bidang pertanian dan aktivitas sosial-budaya sebagai kunci kerukunan dan keharmonisan yang berdasarkan pada nilai-nilai akidah agama Islam.
Fungsi dan Tata Letak Ruang dalam Bangunan Etnik pada Kawasan Permukiman Kampung Melayu Semarang Monaliza Agustina; Endy Agustian
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 1: Januari 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.v20i1.20050

Abstract

Kampung Melayu Semarang merupakan kawasan budaya multietnik antara etnik Arab, Tionghoa, Bugis Banjar dan etnik lainnya dari luar Semarang. Bangunan rumah-rumah yang ada pada kawasan Kampung Melayu Semarang memiliki karakteristik ruang sesuai dengan masing-masing etnik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkomparasi masing-masing fungsi dan tata letak ruang dalam bangunan rumah-rumah berbagai etnik di kawasan Kampung Melayu Semarang. Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif, serta teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi rumah dari masing-masing etnik memiliki kesamaan sebagai rumah tinggal atau tempat berlindung bagi masyarakat, namun pada etnik Tionghoa rumah tinggal juga berfungsi sebagai tempat berdagang. serta penataan ruang dalam bangunan rumah tinggal setiap etnik juga berdasarkan pada kebutuhan, aktivitas dan kegiatan masing-masing penghuninya.
Konsep Penataan Ruang Berkelanjutan Pada Kawasan Tepian Sungai Musi Kota Palembang (Kasus: Kelurahan 5 Ulu Dan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu) Endy Agustian; Arditia Larasati Utomo
Jurnal Planologi Vol 20, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v20i1.29070

Abstract

ABSTRACTThe high rate of population growth causes slums in an area, especially in the Musi riverbank, Palembang City. This is marked by the development of community activities, such as economic and industrial sectors in the area. On the other hand, the population growth is relatively rapid and uncontrollable which causes of the settlement areas to become very dense and irregular which can disrupt the function of rivers and river ecosystems. This study aims to formulate a sustainable spatial planning concept on Musi Riverbank in 5 Ulu and 7 Ulu Villages, Seberang Ulu District, Palembang City. The research method used in this study is qualitative with a spatial approach. Data is collected by means of observation, interviews, and document review, then analyzed rby means of qualitative data analysis, spatial analysis, Spradley model analysis, and triangulation analysis. The results of the study show that the analysis of the suitability of riverbank areas in 5 Ulu and 7 Ulu Villages with existing conditions based on economic, socio-cultural and physical aspects. Meanwhile, the concept of sustainable spatial planning in the area is by developing a mixed-used waterfront / riverside arrangement concept with the direction of industrial village development, fulfillment of public space facilities, as well as protected areas and cultivation areas.Keywords: spatial planning, sustainable space, riverbank. ABSTRAKTingginya angka pertumbuhan penduduk menyebabkan terjadinya kekumuhan pada suatu wilayah, khususnya di kawasan tepian sungai Musi Kota Palembang. Hal ini ditandai dengan perkembangan aktivitas masyarakat terutama pada sektor perekonomian dan perindustrian di kawasan tersebut. Di sisi lainnya, pertumbuhan penduduk yang relatif pesat dan tak terkendali yang menyebabkan kawasan permukiman menjadi sangat padat dan tidak beraturan yang dapat mengganggu fungsi sungai dan ekosistem sungai. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan konsep penataan ruang berkelanjutan pada kawasan tepian Sungai Musi di Kelurahan 5 Ulu dan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu, Kota Palembang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan pendekatan keruangan. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan penelitian dokumen, lalu dianalisis dengan cara analisis data kualitatif, analisis spasial, analisis model Spradley, dan analisis triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kesesuaian kawasan tepian sungai di Kelurahan 5 Ulu dan 7 Ulu dengan kondisi eksisting berdasarkan aspek ekonomi, sosial-budaya, dan fisik. Sementara itu, konsep penataan ruang berkelanjutan pada kawasan dengan mengembangkan konsep penataan mix-used waterfront / riverside dengan arah pengembangan kampung industri, pemenuhan sarana ruang publik, serta kawasan perlindungan dan kawasan budidaya.Kata kunci: penataan ruang, ruang berkelanjutan, kawasan tepian sungai. 
Tempat-Tempat Bersejarah Sebagai Interaksi Ruang Permukiman 3-4 Ulu Laut Palembang Endy Agustian; Ahmad Ridho Sastra
Jurnal Penataan Ruang Vol 18, No 1 (2023): Jurnal Penataan Ruang 2023
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v18i1.14428

Abstract

Abstrak—Keberadaan tempat-tempat bersejarah di permukiman 3-4 Ulu Laut Palembang telah memperlihatkan hubungan timbal balik atau interaksi yang baik dengan lingkungan di sekitarnya. Interaksi yang terbentuk pada masing-masing tempat bersejarah disebabkan karena adanya aktivitas sosial-budaya yang membentuk pola-pola interaksi ruang. Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali interaksi ruang yang terbentuk pada tempat-tempat bersejarah di permukiman 3-4 Ulu Laut Palembang. Tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologi, serta teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tempat-tempat bersejarah memberikan ketergantungan pada masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Interaksi yang terbentuk di dalam permukiman dapat dikelompokan menjadi interaksi antar individu dengan individu di dalam ruang dan interaksi antar kelompok dengan kelompok di dalam ruang. Di sisi lainnya, interaksi spasial yang terbentuk pada tempat bersejarah oleh aktivitas sosial budaya di dalam permukiman Ulu Laut 3-4 dapat disebut sebagai interaksi yang tidak seimbang, karena aktivitas sosial budaya di tempat bersejarah (ruang A) mempengaruhi lingkungan di sekitarnya (ruang B), serta tidak tergantung pada ruang B tersebut. Namun sebaliknya ruang B tergantung pada aktivitas sosial budaya yang muncul di situs sejarah (Ruang A). Intensitas hubungan antara ruang A dan ruang B merupakan interaksi semi tetap.
Analisis faktor-faktor penyebab kemiskinan di Desa Suro, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas Rifaldo Heriska; Endy Agustian; Zenal Mutaqin
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i2.67115

Abstract

Walaupun berlokasi dekat dengan pusat pemerintahan di Kabupaten Musi Rawas, Desa Suro merupakan wilayah dengan tingkat kesejahteraan yang relatif rendah. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Suro mengkonfirmasi isu kemiskinan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor penyebab kemiskinan dengan menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukan beberapa aspek yang menyebabkan kemiskinan, yaitu aspek ekonomi, aspek sosial, aspek fisik lingkungan dan aspek regulasi. Masing-masing aspek memiliki implikasi yang berbeda terhadap tingkat kemiskinan, namun kesemuanya saling terhubung.
Kajian Kelayakan Nilai Inklusivitas Pada Pedestrian Sudirman Kota Palembang Monaliza Agustina; Endy Agustian; Arya Fanza; Kharisma Wahyu Ilahi
Jurnal Tekno Global Vol. 12 No. 01
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jtg.v12i01.3194

Abstract

ABSTRACT Palembang City has a pedestrian or pedestrian path which is located in the middle of the city and is one of the main urban routes in Palembang City, namely the pedestrian path which is in the area of Jalan Jendral Sudirman. This pedestrian has undergone repairs and additional facilities and special facilities for disabilities. However, the Sudirman pedestrian is considered not yet to fill the pedestrian inclusiveness rules, so further studies are needed on the feasibility of the inclusivity value on the Sudirman pedestrian in Palembang City by looking at the existing problems according to the pedestrian inclusivity value variables, that is accessibility, comfort, and safety. Methods of data collection obtained through secondary data and primary data based on observations. Obtained that the Sudirman Pedestrian is considered not yet inclusive because there is still much that needs to be fixed in terms of accessibility, comfort and safety. In terms of accessibility, it was found that pedestrians have not provided facilities for the needs of persons with disabilities and it is difficult for wheelchair users to access it. In terms of convenience, it is considered uncomfortable for persons with disabilities who use public transportation (transmusi) because it is not disabled friendly and has not been connected between bus stops and pedestrians, while for security there is still a lack of lighting at night for pedestrians which can lead to criminal acts.  Keywords : inclusivity, pedestrian, pedestrian sudirman   ABSTRAK Kota Palembang terdapat jalur pejalan kaki atau pedestrian yang terletak di tengah kota dan merupakan salah satu jalur utama perkotaan di Kota Palembang yaitu pedestrian yang berada pada kawasan Jalan Jendral Sudirman. Pedestrian ini telah mengalami perbaikan dan penambahan sarana serta fasilitas khusus untuk disabilitas. Namun, pedestrian Sudirman dianggap belum memenuhi kaidah inklusivitas pedestrian sehingga dibutuhkan kajian lebih lanjut tentang kelayakan nilai inklusivitas pada pedestrian Sudirman Kota Palembang dengan melihat permasalahan yang ada sesuai dengan variabel nilai inklusivitas pedestrian yaitu aksesibilitas, kenyamanan, dan keamanan. Metode pengumpulan data didapatkan melalui data sekunder dan data primer berdasarkan hasil observasi. Didapatkan bahwa Pedestrian Sudirman dinilai belum inklusif karena masih banyak yang perlu dibenahi dari aksesibilitas, kenyamanan dan keamanan. Pada aksesbilitas didapatkan bahwa pedestrian belum menyediakan fasilitas untuk kebutuhan penyandang disabilitas dan sukar untuk diakses pengguna kursi rodi. Dari kenyamanan dianggap belum nyaman untuk penyandang disabilitas yang menggunakan kendaraan umum (transmusi) karena tidak ramah difabel dan belum terkoneksi antara halte dengan pedestrian, sedangkan untuk keamanan masih kurangnya pencahayaan di malam hari pada pedestrian yang bisa menyebabkan terjadinya tindak kriminal.  Kata Kunci : inklusivitas, pedestrian, pedestrian sudirman
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KAWASAN TEPIAN SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG (KASUS: KELURAHAN 5 ULU DAN 7 ULU) Arditia Larasati Utomo; Endy Agustian; Herda Sabriyah Dara Kospa
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 13 No 1 (2024)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v13i1.36431

Abstract

The Musi River waterfront area in Palembang City has been a traditional residential settlement area since the era of the Sriwijaya Kingdom. The riverbank area has been chosen by the community as a place to reside due to the benefits of the river, which offers many potential resources and ease of river transportation access. This research aims to identify the characteristics of areas along the riverbanks in the 5 Ulu and 7 Ulu Subdistricts, Seberang Ulu 1 District, using a qualitative research approach. Data collection techniques employed include observation, interviews, and document review, followed by analysis comprising qualitative data analysis and Spradley model analysis. The research results outline that the identification of the characteristics of the Musi River waterfront area is based on both non-physical settlement aspects and physical settlement aspects. The non-physical settlement aspects describe that the research area has a long history as a traditional settlement for the ethnic Chinese community, with the local economy being predominantly medium to low, engaged in trading, river transport services, and household industries. Additionally, there is a diverse range of community groups with high levels of social interaction. The physical settlement aspect of the research area is predominantly residential, following a linear pattern along the Musi River and roads, with moderate to high population density. The majority of buildings are raised platform houses, and infrastructure and facilities still need further development to meet the needs of the local community.