Muhammad Hatta
Department Of Aquaculture Faculty Of Agriculture Universitas Malikussaleh, Jl. Cot Tengku Nie, Reuleut, Muara Batu, Aceh Utara, Aceh 24355, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Effectiveness of Curcuma zedoaria Extract in Enhancing Non Spesific Immune Responses of Tiger Grouper (Epinephelus fuscoguttatus) Agus Putra A. Samad; Eva Ayuzar; Ilhamdi Ilhamdi; Muhammad Hatta
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 11 No. 1 (2022): JAFH Vol. 11 No. 1 February 2022
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v11i1.27530

Abstract

The present study was conducted to determine the effect of using turmeric extract (Curcuma zedoaria) on non specific immune of grouper (Epinephelus fuscoguttatus). During the study, fish were fed a diet containing 0, 0.5, 1.0, 2.5 g extract/kg feed twice a day for 14 days. Observations of non-specific immune parameters such as respiratory burst activity, chemiluminescent response, phagocytic activity, superoxidase dismutase (SOD) and lysozyme activity were sampled at 0, 1, 2, 4, 7 and 14 days. The results showed that fish fed C. zedoaria with 0.5 g/kg feed affected non-specific immune responses, and showed significant effect in the short term. On contrary, for long-term administration causes a decrease and inhibition of non-specific cellular defense activity. Thus, this study concluded that the administration of turmeric extract added to the feed can act as an immunostimulant and increase the non-specific immune response in grouper (E. fuscoguttatus).
KEDUDUKAN PIDANA DENDA TERHADAP TINDAK PIDANA PERUSAKAN HUTAN DI KAWASAN HUTAN ACEH UTARA Akbar Naluri; Muhammad Hatta; Johari Johari
JURNAL ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Vol 6, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v6i2.10237

Abstract

Pasal 69 Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2016 mengenai Kehutanan Aceh diantaranya menyatakan “setiap orang atau korporasi dilarang melakukan perambahan Kawasan Hutan, serta dilarang melakukan penggunaan Kawasan Hutan secara illegal dalam berbagai bentuk”. Qanun ini mewajibkan kepada penanggung jawab tindakan itu guna melunasi ganti rugi berdasarkan tingkat kerusakan atau dampak yang dimunculkan kepada negara, bagi dana rehabilitasi, penyembuhan situasi hutan, atau perbuatan lain yang dibutuhkan. Tetapi pada pelaksanaan hukumnya atas perusakan kawasan hutan Aceh Utara tidak pernah dilakukan penjatuhan sanksi pidana denda yang bisa di pakai guna menyembuhkan situasi hutan dampak penebangan liar itu.Tujuan pengkajian skripsi ini yaitu guna mengetahui mengetahui aturan kedudukan pidana denda atas tindak pidana perusakan hutan di Kawasan Hutan Aceh Utara, guna mengetahui implementasi penjatuhan pidana denda atas tindak pidana perusakan hutan di Kawasan Hutan Aceh Utara.Metode penelitian skripsi ini yakni pengkjian hukum yuridis normatif yang memakai sumber data sekunder yang dihimpun dari studi kepustakaan (Library Research) selaku data pokok.Hasil pengkajian menyimpulkan bahwasanya aturan hukum kedudukan pidana denda terhadap tindak pidana perusakan hutan di Kawasan Hutan Aceh Utara yakni dimuat pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 mengenai Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dan Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2016 mengenai Kehutanan Aceh yaitu “pidana denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) yang harus dibayarkan oleh pelaku apabila dalam proses pemeriksaannya terbukti melakukan tindak pidana perusakan hutan”. Kedudukan pidana denda terhadap tindak pidana perusakan hutan di kawasan hutan Aceh Utara belum berlangsung dengan maksimal. Hal ini terlihat dari tidak terpenuhinya tiga unsur sistem hukum yaitu bentuk hukum, isi hukum dan budaya hukum yang tidak terpenuhi dengan baik. Artinya, adanya denda untuk mengembalikan kondisi hutan yang dirusak di lapangan sebenarnya tidak mempan bagi pelaku perusakan hutan seperti yang diharapkan oleh peraturan perundang-undangan.Disarankan kepada petugas pelaksana hukum supaya memaksimalkan  kinerja pada upaya represif (penanggulangan) dan upaya preventif (pencegahan) tindak pidana perusakan hutan, kepada pemerintah lewat lembaga bersangkutan supaya senantasa meningkatkan penyuluhan perlindungan hutan dengan memaksimalkan kinerja lembaga-lembaga yang berwenang.
Pemberdayaan kelompok petani tambak ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch) dengan menggunakan teknologi secara modular di Gampong Lancang Barat Kabupaten Aceh Utara (Empowerment of sea bass farmers group (Lates calcarifer) using modular technology in Lancang Barat Village, North Aceh District) Eva Ayuzar; muliani muliani; Munawwar Khalil; Z Zuriani; Muhammad Hatta; Saiful Adhar
Buletin Pengabdian Vol 2, No 1 (2022): Bull. Community. Serv.
Publisher : The Institute for Research and Community Services (LPPM) Universitas Syiah Kuala (USK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/bulpengmas.v2i1.23616

Abstract

The purpose of this service activity is to increase the knowledge regarding white snapper cultivation using modular technology to the aquaculture farmer group in West Lancang Village, North Aceh District. This service activity used a survey, educative, participatory, and persuasive methods. This community service activity consists of several stages, namely: 1) counseling on white snapper cultivation techniques carried out in a modular manner starting from nursery to harvest 2) counseling on business analysis of white snapper, and 3) training on pond water quality measurement methods. The level of success and satisfaction of service participants was carried out using a questionnaire. Based on the analysis of the level of satisfaction and success, 80-90% of pond farmers are satisfied with this service activity. This service activity provides positive knowledge and motivation for pond farmers. In conclusion, this empowerment activity has a positive impact and increases the knowledge of pond farmers in cultivating white snappers with modular technology.