Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PEMUDA GMIT DAN MASYARAKAT SEHAMPARAN MELALUI INTENSIFIKASI USAHA DI PEKARANGAN Obed Haba Nono; Johanis Ly; Agust R. Riwu; J. F. Theedens; Yulianus Linggi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.802 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v5i1.420

Abstract

usaha ternak (babi, dan ayam buras), pertanian/tanaman organic dan ikan air tawar di pekarangan; (2) meningkatkan sanitasi/ pengendalian lingkungan dari polusi limbah organic/kandang dan limbah an organic seperti plastic, kertas dan lainnya; (3) meningkatkan keterampilan dan atau pendapatan mitra. Sebagai  luaran yang akan dihasilkan dari Program IbM yang diusulkan ini adalah pada: (1)  Aspek produksi: (a) aneka produk hasil olahan sampah plastic, kebersihan/kesehatan lingkungan, (b) ternak babi yang bermutu lebih sehat dan produktif,  (c) Usaha tani/tanaman pekarangan: aneka sayur organic (kangkung, sawi, bayam, bawang, tomat) dan ikan lele; (2) Aspek manajemen : Mitra  lebih mampu dalam menata : (a) kebersihan/kesehatan lingkungan (b) pengendalian kesehatan ternak, (d) pembuatan dan aplikasi pupuk organic, pestisida nabati,pertanian vertical, mesin tetas, serta pemanfaatan pekarangan yang lebih optimal/produktif  .Metode yang diterapkan adalah pelatihan dan demoplot dari setiap inovasi/teknologi yang ditawarkan, yaitu pengolah limbah an organic (terutama plastic),  instalasi kandang , mesin tetas, pengendalian kesehatan ternak. dan pemanfaatan limbah kandang untuk pembuatan pupuk organic, pesitisida nabati dan aplikasinya kepada tanaman, pertanian vertical serta pembuatan kolam terintegrasi dengan sayuran di pekarangan. Kegiatan selanjutnya adalah pendampingan.  Lama kegiatan direncanakan selama 6 bulan. Hasil kegiatan berupa sejumlah produk meliputi : ternak ayam/babi bermutu, pupuk organik (padat ) dan pestisida nabati.  Hasil berupa pupuk organic,pestisida   nabati untuk aneka sayuran organik. Kesimpulan : Manfaat dari penerapan   aneka teknologi tepat guna pada sejumlah cabang usaha di pekarangan  menunjukkan : (1) hasil pupuk organic meningkatkan  produksi sebesar  (30-100%) efisiensi input dari : pupuk (40-50%), waktu  panen lebih cepat untuk sayur organic (16-20%),  (2) efisiensi pestisida  kimiawi Dari penerapan pestisida nabati  mencapai 60-100%;  (3) Hasil perkandangan  ayam buras sanggup meningkatkan produktivitas sebesar 3-4xlipat dari 3-4 ekor menjadi  18-20 ekor anak selama selama bulan pertama setelah menetas , (4) aplikasi teknologi mesin tetas berdampak kepada efisiensi waktu dan produktivitas dan mutu ayam meningkat (s/d 300%); (5) kesehatan  ternak babi dan anjing meningkat, 6) aneka hasil kerajinan dari pengolahan sisa/limbah plastic berupa asbak, tempat tisu, tas, keranjangsayur dsb.dan 7) ternak ikan dan aneka sayuran hasil intgerasi dalam system aquaponik .Kata kunci :  aquaponik,  limbah, mesin tetas, pestisida nabati , pupuk organik
Pengaruh penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot (Achatina fulica) dalam ransum terhadap kecernaan nutrisi babi lokal Marice Yosefa Wea; Winfrit A. Lay; Johanis Ly
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot dalam ransum sebagai sumber protein terhadap kecernaan nutrisi babi lokal telah dilaksanakan di Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTT selama 10 minggu, yang terdiri dari 2 minggu masa penyesuaian dan 8 minggu pengambilan data. Dalam penelitian ini menggunakan 12 ekor ternak babi lokal jantan fase pertumbuhan umur 5 bulan, dengan kisaran berat berat badan awal 5,00 - 6,60kg, dengan rata-rata 5,68 kg (KV = 5,23%). Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan mengikuti prosedur rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud yaitu: 0% tepung bekicot dalam ransum selaku control, 3%, 6%, dan 9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot mampu meningkatkan (P<0,01) kecernaan serat kasar dan protein kasar. Sementara kecernaan bahan kering dan bahan organik realatif sama (P>0,05). Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa tepung bekicot dapat digunakan sebagai komponen penyusun ransum hingga level 9% dengan kecernaan serat kasar dan protein kasar tertinggi. Kata kunci: Babi lokal, tepung ikan, tepung bekicot, kecernaan nutrien ABSTRACT The study aimed at evaluating the effect of substituting fish meal with snail (Achatina fulica) meal on nutrient digestibility in local pig was carried out in Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTTfor 10 weeks consisting of 2 weeks adaptation and 8 weeks data collection periods. There were 12 local boars of 5 months of age with 5.0-6.6 kg (CV = 5,23%) initial body weight used in the study. Completely randomized design 4 treatment with 3 replicates procedures were applied in the study. The 4 treatments applied were formulated as: diet with 0% snail meal; diet with snail meal substituting 3% fish meal;diet with snail meal substituting 6% fish meal; anddiet with snail meal substituting 9% fish meal. The result showed that effect of treatment is highly significant (P<0.01) on crude fiber and crude protein digestibility, but not significant (P>0.05) on either dry matter or organic matter digestibility. The conclusion is that snail meal can substitute fish meal up to 9% in pig diet and it performed the highest both crude fiber and crude protein digestibility. Penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot dalam ransum sebagai sumber protein terhadap kecernaan nutrisi babi lokal telah dilaksanakan di Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTT selama 10 minggu, yang terdiri dari 2 minggu masa penyesuaian dan 8 minggu pengambilan data. Dalam penelitian ini menggunakan 12 ekor ternak babi lokal jantan fase pertumbuhan umur 5 bulan, dengan kisaran berat berat badan awal 5,00 - 6,60kg, dengan rata-rata 5,68 kg (KV = 5,23%). Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan mengikuti prosedur rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud yaitu: 0% tepung bekicot dalam ransum selaku control, 3%, 6%, dan 9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian tepung ikan dengan tepung bekicot mampu meningkatkan (P<0,01) kecernaan serat kasar dan protein kasar. Sementara kecernaan bahan kering dan bahan organik realatif sama (P>0,05). Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa tepung bekicot dapat digunakan sebagai komponen penyusun ransum hingga level 9% dengan kecernaan serat kasar dan protein kasar tertinggi. Kata kunci: Babi lokal, tepung ikan, tepung bekicot, kecernaan nutrien The study aimed at evaluating the effect of substituting fish meal with snail (Achatina fulica) meal on nutrient digestibility in local pig was carried out in Desa Le’un Tolu Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu-NTTfor 10 weeks consisting of 2 weeks adaptation and 8 weeks data collection periods. There were 12 local boars of 5 months of age with 5.0-6.6 kg (CV = 5,23%) initial body weight used in the study. Completely randomized design 4 treatment with 3 replicates procedures were applied in the study. The 4 treatments applied were formulated as: diet with 0% snail meal; diet with snail meal substituting 3% fish meal;diet with snail meal substituting 6% fish meal; anddiet with snail meal substituting 9% fish meal. The result showed that effect of treatment is highly significant (P<0.01) on crude fiber and crude protein digestibility, but not significant (P>0.05) on either dry matter or organic matter digestibility. The conclusion is that snail meal can substitute fish meal up to 9% in pig diet and it performed the highest both crude fiber and crude protein digestibility. Key words: local pig, fish meal, snail meal, nutrient digestibility.
Pengaruh penggunaan berbagai konsentrat Dalam pakan berbasis pollard terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik ternak babi fase starter Nino Janry Dalle; Johanis Ly; Sabarta Sembiring
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 2 (2019): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk membandingkan pengaruh penggunaan 3 jenis konsentrat (KGP 709, Hi-Grow, Menara dan campuran ketiganya), terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi kastrasi peranakan landrace berumur 1,5-2 bulan dengan berat badan awal 13,00 – 19,00 kg (KV = 11,09%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas empat perlakuan, R1: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat KGP 709 (25%), R2: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat Hi-Grow 152 (25%), R3: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat Menara (25%), R4: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat KGP 709 (8,3%) + Konsentrat Hi-Grow 152 (8,3%) + Konsentrat Menara (8,3%). Variabel yang diteliti adalah: konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Disimpulkan bahwa penggunaan 3 jenis konsentrat dan campuran ketiga konsntrat tersebut dalam pakan berbasis pollard menghasilkan kececernaan yang relatif sama dan penggunaan ketiganya secara bersama (R4) secara empiris memberikan hasil yang relatif lebih baik. Disarankan agar penggunaan pollard harus ditambahkan konsentrat sesuai standar pemberian dan umur babi yang tepat dan akan lebih baik dalam bentuk campuran beberapa jenis konsentrat. Kata kunci : Konsentrat, Konsumsi, Kecernaan, Bahan Kering, Bahan Organik, babi ABSTRACT The study was carried out for 8 weeks: June 17 to August 26, 2018. The study aimed at evaluating the effect of including 3 different concentrate feeds (KGP 709, Hi-Grow, Menara and their mixture) into pollard based-feeds on dry and organic matter intake and digestibility in pig. There were 12 landrace crossbred barrows 1.5-2 months old with 13,00 – 19,00 kg (KV = 11,09%) initial body weight. Complete block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatment feeds were formulated as: R1: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP 709 (25%); R2: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate Hi-Grow 152 (25%); R3: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate Menara (25%); and R4: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP 709 (8.3%) + consentrat Hi-Grow 152 (8.3%) + concentrate Menara (8.3%). The variable studied were: dry and organic matter intake and digestibility in pig. The results show that effect of treatment is not significant (P>0,05) on either intake or digestibility of either dry matter or organic matter in pig. The conclusion is that including the 3 different concentrates and their mixture perform the similar result in both intake and digestibility of both dry matter and organic matter in pig, which empiricaly the mixture (R4) relatively performs higher results. It is advisavle to include feed contrate in pollard-based feeds and would be better in the mixture of concentrates. Key words: concentrate, intake, digestibility, dry matter organic matter, pig Tujuan penelitian ini untuk membandingkan pengaruh penggunaan 3 jenis konsentrat (KGP 709, Hi-Grow, Menara dan campuran ketiganya), terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi kastrasi peranakan landrace berumur 1,5-2 bulan dengan berat badan awal 13,00 – 19,00 kg (KV = 11,09%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas empat perlakuan, R1: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat KGP 709 (25%), R2: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat Hi-Grow 152 (25%), R3: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat Menara (25%), R4: Pollard (50%) + Jagung (25%) + Konsentrat KGP 709 (8,3%) + Konsentrat Hi-Grow 152 (8,3%) + Konsentrat Menara (8,3%). Variabel yang diteliti adalah: konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Disimpulkan bahwa penggunaan 3 jenis konsentrat dan campuran ketiga konsntrat tersebut dalam pakan berbasis pollard menghasilkan kececernaan yang relatif sama dan penggunaan ketiganya secara bersama (R4) secara empiris memberikan hasil yang relatif lebih baik. Disarankan agar penggunaan pollard harus ditambahkan konsentrat sesuai standar pemberian dan umur babi yang tepat dan akan lebih baik dalam bentuk campuran beberapa jenis konsentrat. Kata kunci : Konsentrat, Konsumsi, Kecernaan, Bahan Kering, Bahan Organik, babi ABSTRACTThe study was carried out for 8 weeks: June 17 to August 26, 2018. The study aimed at evaluating the effect of including 3 different concentrate feeds (KGP 709, Hi-Grow, Menara and their mixture) into pollard based-feeds on dry and organic matter intake and digestibility in pig. There were 12 landrace crossbred barrows 1.5-2 months old with 13,00 – 19,00 kg (KV = 11,09%) initial body weight. Complete block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatment feeds were formulated as: R1: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP 709 (25%); R2: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate Hi-Grow 152 (25%); R3: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate Menara (25%); and R4: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP 709 (8.3%) + consentrat Hi-Grow 152 (8.3%) + concentrate Menara (8.3%). The variable studied were: dry and organic matter intake and digestibility in pig. The results show that effect of treatment is not significant (P>0,05) on either intake or digestibility of either dry matter or organic matter in pig. The conclusion is that including the 3 different concentrates and their mixture perform the similar result in both intake and digestibility of both dry matter and organic matter in pig, which empiricaly the mixture (R4) relatively performs higher results. It is advisavle to include feed contrate in pollard-based feeds and would be better in the mixture of concentrates. Key words: concentrate, intake, digestibility, dry matter organic matter, pig