Khairunnisa Khairunnisa
Chemistry Department, Tadulako University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN EKSTRAK ETANOL MAHKOTA BUNGA KETEPENG CINA (Cassia alata L) SEBAGAI BIOINDIKATOR ASAM BASA Khairunnisa Khairunnisa; Khairuddin Khairuddin; Dwi Juli Puspitasari
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 3 No. 3 (2017): Edisi Desember
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.761 KB)

Abstract

The acid-base bioindicator is an alternative substitute for the synthetic indicator. The study about ethanol extract of Ketepeng Cina crown flowers as an acid-base bioindicator source has been done. The research about utilization of ethanol extract of Ketepeng Cina crown flower was aimed to study compound group, pH range and acid-base titration which is suitable as bioindicator. This research was performed with gradual extraction by maceration method with three solvents. The results showed that ethanol extract from Ketepeng Cina crown flowers contained flavonoid, polyphenol, alkaloid, and tannin. Extract of Ketepeng Cina crown flower was yellow in acid and orange in the base with the pH range of 7-9.Keywords: Ketepeng Cina, Bioindicator, Acid-Base, Titration.
RECOVERY REMAZOL YELLOW MENGGUNAKAN GEL KITOSAN TERTAUT SILANG GLUTARALDEHID Nurhaeni Nurhaeni; Desi Hardianti; Jaya Hardi; Diharnaini Diharnaini; Khairunnisa Khairunnisa
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 4 No. 3 (2018): Edisi Desember
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.016 KB) | DOI: 10.22487/kovalen.2018.v4.i3.11851

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang recovery Remazol yellow menggunakan gel kitosan tertaut silang glutaraldehid. Tujuan penelitian ini untuk menentukan persentasi recovery Remazol yellow menggunakan kitosan tertaut silang glutaraldehid terhadap pengaruh pH, waktu kontak dan konsentrasi larutan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), pada variasi pH 2, 3, 4, 5 dan 6; variasi waktu kontak 6, 12, 18, 24 dan 30 jam; serta variasi konsentrasi larutan zat warna Remazol yellow 10, 15, 20, 25 dan 30 ppm, dan setiap perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan. Persentasi recovery terbaik diperoleh pada pH 6, waktu kontak 24 jam dan konsentrasi Remazol yellow 30 ppm dengan persentasi recovery masing-masing 77,39%, 79,68% dan 86,46%. Kata kunci : kitosan, glutaraldehid, recover, remazol yellow, tertaut silang
EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PEKTIN DARI KULIT DAN DAMI BUAH CEMPEDAK (Artocarpus chempeden) Nurhaeni Nurhaeni; Nur A Atjiang; Jaya Hardi; Diharnaini Diharnaini; Khairunnisa Khairunnisa
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 4 No. 3 (2018): Edisi Desember
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.666 KB) | DOI: 10.22487/kovalen.2018.v4.i3.11857

Abstract

Telah dilakukan ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit dan dami buah Cempedak (Artocarpus chempedan) dengan tujuan untuk mengetahui jenis pelarut dan waktu ekstraksi terbaik yang diperlukan untuk menghasilkan rendemen pektin tertinggi. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor, yaitu jenis pelarut yang terdiri idar 3 taraf (asam sitrat, asam klorida, dan asam asetat) dan waktu eksraksi terdiri dari 5 taraf (30, 60, 90, 120, dan 150 menit) yang masing-masing dilakukan sebanyak dua kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan jenis pelarut terbaik adalah asam sitrat dengan rendemen 38,85% dan waktu terbaik diperoleh pada waktu 90 menit dengan rendemen 34,65%. Pektin yang diperoleh mengandung kadar air 5,5 %; kadar metoksil 12,4%; kadar galakturonat 71,6%; dan kadar abu 6 %.Kata Kunci : Pektin, kulit dan dami Cempedak, pelarut, waktu ekstraksi