Joni Tapingku
Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IBADAH YANG DISUKAI TUHAN DALAM AGAMA KRISTEN MENURUT TEKS AMOS 5:21-24 Joni Tapingku
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2020.1602-01

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman warga Gereja Toraja Klasis Sillanan di Kabupatan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tentang ibadah yang disukai Tuhan berdasarkan teks Amos 5:21-24. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibadah yang disukai Tuhan harus berpusat pada Tuhan sendiri. Yang diagungkan dalam ibadah bukan manusia melainkan hanya Tuhan. Ibadah yang disukai Tuhan dapat pula dilakukan dalam bentuk perayaan yang di dalamnya terdapat unsur persekutuan, pujian, penyembahan, ucapan syukur dan perilaku hidup yang adil dan benar dalam kehidupan sehari-hari.Abstract This qualitative research aimed to describe the understanding of the members of the Toraja Church of Klasis Sillanan in Tana Toraja Regency, South Sulawesi, about worship that is liked by God based on the text of Amos 5: 21-24. The techniques of collecting data were interview, observation and library study. The results of research showed that worship that God liked must be centered on God himself. The glorified in worship is not human but only God. Worship that God likes can also be done in the form of celebration in which there are elements of fellowship, praise, worship, thanksgiving and fair and righteous behavior in daily life.
Makna Kekudusan Hidup Menurut Imamat 19:2 Dan Implementasinya Bagi Kehidupan Rohani Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Jemaat Sion Tiakka’ Resvin Tapparan; Joni Tapingku; Deflit Dujerslaim Lilo
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 3, No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v3i2.102

Abstract

Abstract:The problem of holiness of life among young people is often in the spotlight. The young generation is vulnerable to an attitude of life that does not reflect holiness. The holiness of life itself is emphasized in Leviticus 19:2 which is God's command to His people. To explore this research, the author will use qualitative research methods. Through literature study, the author conducted grammatical analysis while field research was conducted by means of observation and interviews. After doing research, the writer found that First, the meaning of the holiness of life stated in Leviticus 19:2 is related to God's commandments and the life principles of believers, both concerning moral matters and status before God. Second, the members of the Toraja Church Youth Fellowship (PPGT) of the Sion Tiakka' Congregation, Klasis Ulusalu have not understood and implemented the behavior of living in holiness according to God's will. Therefore, the meaning of the holiness of life based on Leviticus 19:2 can be applied to PPGT members of the Sion Tiakka Congregation in order to create a paradigm pattern and a holy life behavior. Abstrak:Permasalahan kekudusan hidup di kalangan anak muda sering menjadi sorotan. Generasi muda rentan dengan sikap hidup yang tidak mencerminkan kekudusan. Kekudusan hidup itu sendiri ditekankan dalam kitab Imamat 19:2 yang merupakan perintah Allah kepada umat-Nya. Untuk mendalami penelitian ini, Penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif.  Melalui studi kepustakaan, penulis melakukan analisis gramatikal sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Setelah melakukan penelitian, penulis menemukan bahwa Pertama, makna kekudusan hidup yang dinyatakan di dalam Imamat 19:2 berkaitan dengan perintah Allah dan prinsip hidup orang percaya baik yang menyangkut urusan moral maupun status di hadapan Allah. Kedua, para anggota Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) Jemaat Sion Tiakka’, Klasis Ulusalu belum memahami dan menerapkan perilaku hidup dalam kekudusan sesuai kehendak Allah. Karena itu, makna kekudusan hidup berdasarkan Imamat 19:2 dapat diterapkan kepada anggota PPGT Jemaat Sion Tiakka’ agar terciptanya pola paradigma dan perilaku hidup yang kudus.