Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Analisis Perencanaan Lte-advanced Dengan Metoda Carrier Aggregation Inter-band Non-contiguous Dan Intra-band Non-contiguous Di Kota Bandar Lampung Dharma Winata Saputra; Uke Kurniawan Usman; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan teknologi Long Term Evolution (LTE) di Indonesia khususnya di Kota Bandar Lampung memiliki keterbatasan pada alokasi frekuensi contiguous yang dimiliki oleh operator seluler. Release 10 3GPP melahirkan LTE-Advanced yang mendukung fitur carrier aggregation yaitu penggunaan dua atau lebih component carrier secara bersamaan baik pada band frekuensi yang sama maupun berbeda. Dengan adanya fitur carrier aggregation ini, operator seluler dapat menggelar teknologi LTE dengan memanfaatkan frekuensi non- contiguous yang dimiliki. Pada penelitian tugas akhir ini perancangan LTE-Advanced menggunakan metode carrier aggregation inter-band non-contiguous dan intra-band non-contiguous dengan memanfaatkan frekuensi GSM pada salah satu operator seluler yaitu Indosat. Perancangan LTE-Advanced ini menggunakan bandwidth 20 MHz dengan membandingkan skenario carrier aggregation inter-band non-contiguous pada frekuensi 900 Mhz dan 1800 Mhz serta intra-band non-contiguous pada frekuensi 1800. Perancangan LTE Advanced ini menggunakan capacity planning dan coverage planning di Kota Bandar Lampung. Parameter yang dianalisis pada penelitian ini antara lain: jumlah site, signal level, CINR level, persentase user connected dan throughput berdasarkan simulasi pada Software Atoll 3.2.1. Untuk perancangan dengan teknik intra-band non-contiguous diperoleh jumlah site sebesar 29, signal level ≥ -80 dBm sebesar 82.15%, CINR level ≥ 5 dB 71.98%, rata-rata persentase user connected 93.33%, dan rata-rata throughput 1364.22 Mbps. Sedangkan pada perancangan dengan teknik inter-band non-contiguous diperoleh jumlah site sebesar 21, signal level ≥ -80 dBm sebesar 86.13%, CINR level ≥ 5 dB 76.358%, rata-rata persentase user connected 87.3%, dan rata-rata throughput 1273.97 Mbps. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa jaringan dengan teknik carrier aggregation inter-band non-contiguous lebih baik untuk diterapkan di Kota Bandar Lampung. Kata kunci : LTE-advanced, intra-band non-contiguous, inter-band non-contiguous, ATOLL
Analisis Performansi Penerapan Carrier Aggregation Dengan Perbandingan Skenario Secondary Cell Pada Perancangan Jaringan Lte-advanced Di Dki Jakarta Radiah Hamdah; Hafidudin Hafidudin; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pembangunan LTE di Indonesia tidak optimal karena dibangun menggunakan band 900 dimana operator hanya mendapat alokasi rentang frekuensi yang sempit.[10] Dengan memanfaatkan Carrier Aggregation (CA) pada LTE-Advanced diharapkan pengalokasian band 1800 dapat mengoptimalkan pembangunan jaringan LTE pada band 900. Untuk mendapatkan hasil penggelaran yang optimal tersebut, dibutuhkan pemilihan skenario penggelaran CA yang tepat. Pada jurnal ini, dibahas tentang perancangan jaringan LTE dengan mengunakan bandwidth 5 MHz pada band 900 dan jaringan LTE-Advanced dengan melakukan penambahan bandwidth 5 MHz pada band 1800 melalui fitur inter-band carrier aggregation. Perancangan yang dilakukan dengan dua pendekatan yaitu planning by coverage dan planning by capacity. Untuk mendapatkan skenario optimal dalam menerapkan carrier aggregation maka dilakukan perbandingan skenario secondary cell. Perbandingan tersebut didasarkan pada perbandingan antara Carrier Aggregation Deployment Scenario 2 (CADS2) dan Carrier Aggregation Deployment Scenario 3 (CADS3). Parameter yang dianalisis dalam jurnal ini adalah jumlah site, Reference Signal Receive Power (RSRP), Carrier to Interference Noise Ratio (CINR), dan persentase user connected berdasarkan simulasi Monte Carlo. Berdasarkan hasil perancangan dan simulasi, didapatkan hasil performansi CADS3 lebih baik dari tanpa CA dan CADS2. Kata kunci : carrier aggregation, LTE-Advanced Jakarta, deployment scenario
Mitigasi Interferensi Mitigation Pada Jaringan Femtocell Arah Uplink Dengan Algoritma Interference-free Power And Resource Block Allocation (ifprba) Mega Nugraha; Arfianto Fahmi; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan pengguna telepon seluler semakin bertambah. Operator selaku penyedia layanan harus meningkatkan kualitas layanan seiring pertumbuhan tersebut. Namun, terkadang layanan yang disediakan oleh operator masih mengecewakan ketika pengguna memasuki daerah indoor. Banyaknya lubang cakupan dan lemahnya daya terima menjadi masalah pada daerah indoor tersebut. Kini, femtocell dapat mengatasi masalah tersebut. Tetapi, pengguna sering mengubah posisi alat pemancar femtocell (HeNB) menyebabkan interferensi kerap terjadi. Interferensi yang dibahas disini adalah interferensi yang diakibatkan oleh cakupan femtocell yang saling menumpuk. Interferensi tersebut adalah interferensi co- channel dan co-tier. Keduanya menjadi masalah dalam penggunaan femtocell. Teknik mitigasi interferensi telah banyak diajukan. Algoritma interference-free power and resource block allocation (IFPRBA) merupakan salah satunya. Kali ini pengujian terhadap algoritma IFPRBA dilakukan dengan skenario daya dan physical resource block (PRB) yang berbeda. Algoritma ini merupakan algoritma terbaru dan terbaik saat ini untuk mengatasi interferensi yang diakibatkan oleh cakupan femtocell yang saling bertumpuk. Algoritma ini juga memberikan garansi perbaikan throughput. Pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa algoritma IFPRBA konsisten dalam menurunkan daya interferensi dan meningkatkan throughput uplink pengguna. Daya interferensi yang terjadi turun hingga 94.5% dari daya interferensi yang terjadi tanpa algoritma IFPRBA. Throughput uplink pengguna dapat meningkat hingga 2.66 kali lipat dari throughput uplink pengguna tanpa algoritma IFPRBA. Kata kunci: co-channel interference, co-tier interference, femtocell, LTE, mitigasi interferensi, algoritma
Simulasi Dan Analisis Data Trafik Scheduling Dan Performansi Pada Sistem Lte Arah Downlink Menggunakan Algoritma Genetika Josia Ezra; Arfianto Fahmi; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang proses alokasi resource pada sistem LTE mode FDD (Frequency Division Duplex) menggunakan Algoritma Genetika dan Round Robin yang dimodifikasi serta Algoritma Random untuk pembanding sebagai teknik pengalokasian resource. Algoritma Genetika adalah metode pemecahan masalah dalam masalah optimasi dengan menggunakan prinsip seleksi alam. Penggunaan Algoritma Genetika pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan throughput dan efisiensi sistem dengan merapatkan lokasi user data sehingga sistem dapat melayani lebih banyak user. Dari hasil simulasi yang dilakukan didapatkan bahwa penggunaan Algoritma Genetika dalam proses alokasi resource mampu meningkatkan throughput serta efisiensi sistem dibandingkan dengan penggunaan Algoritma Round Robin yang dimodifikasi serta Algoritma Random dengan selisih throughput mencapai 1094,4 kbps dan selisih efisiensi mencapai 7,75%. Kata kunci : OFDMA, resource allocation, algoritma genetika
Analisis Optimasi Akses Radio Frekuensi Pada Jaringan Long Term Evolution (lte) Di Daerah Bandung Fauzi Hidayat; Hafiddudin Hafiddudin; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi LTE di Indonesia memanfaatkan jaringan eksisting yang sudah ada, di mana dalam perkembangannya mengalami kendala terutama dalam menjaga performansi jaringan yang diakibatkan oleh lonjakan data yang semakin meningkat dan kualitas coverage yang tidak maksimal. Operator perlu memikirkan skenario yang efisien dalam mengatasi permasalahan low RSRP Radio Signal Rceive Power), low RSRQ (Radio Signal Reference Quality) dan low Throughput agar memenuhi parameter KPI sesuai yang telah ditentukan.. Penelitian ini menggunakan skenario physical tuning (pengaturan tinggi dan tilting antena), expand bandwidth dan penggunakaan SFR sebagai skenario optimasi jaringan LTE studi kasus di daerah Bandung. Optimasi dilakukan dengan menganalisa permasalahan pada layer akses radio (Radio frekuency layer) dengan meninjau parameter RSRP, RSRQ, connected user dan mean throughput. Performansi jaringan eksisting mengalami peningkatan setelah dilakukan proses optimasi. Nilai mean throughput meningkat dari 7,24 Mbps menjadi 19,18 Mbps, dengan target KPI di atas 12 Mbps. Parameter persebaran nilai rata- rata RSRP menurun dari nilai -93,94 dBm menjadi -96,18 dBm, tetapi jika ditinjau dari persentase nilai yang berada di atas threshold senilai -105 dBm, persebaran nilai RSRP mengalami peningkatan dari 81,58% menjadi 96,67%. Parameter persebaran nilai rata-rata RSRQ meningkat dari nilai -14,6 dBm menjadi –12,93 dBm, dengan persentase nilai yang berada di atas threshold senilai -15 dBm, mengalami peningkatan dari 61,3% menjadi 96,48%. Jumlah user yang dapat terkoneksi dengan batas rejected user 2% meningkat dari 313 menjadi 914 user. Parameter tinjauan yang telah memenuhi target KPI menunjukkan bahwa skenario optimasi yang telah dilakukan berhasil mengatasi permasalahan low RSRP Radio Signal Rceive Power), low RSRQ (Radio Signal Reference Quality) dan low Throughput. Kata kunci: LTE, Optimasi, physica tuning,, expand bandwidth, SFR
Mitigasi Inter-cell Interference Menggunakan Vertical Beamforming Untuk Teknik Fractional Frequency Reuse Pada Jaringan LTE Dody Herdianto Rachmat; Arfianto Fahmi; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 3, No 1 (2016): April, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada jurnal ini terdapat sebuah simulasi menunjukkan bagaimana pengaruh dari metoda vertical beamforming yang diterapkan pada teknik fractional frequency reuse. Dari simulasi ini didapatkan bahwa Vertical Beamforming yang mendapatkan -39,78 dB, lebih unggul daripada Excluding Gain yang hanya -40,76 dB. Selain itu didapatkan juga bahwa penambahan elemen antena array akan menghasilkan performa yang lebih baik. Kata kunci : fractional frequency reuse (FFR), beamforming, LTE, antenna array.
Analisis Reduksi Papr Pada Ofdm Menggunakan Metode Kombinasi Selected Mapping (slm) Dan Partial Transmit Sequences (pts) Suryananda Padmadinata; Arfianto Fahmi; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

OFDM merupakan teknik modulasi multicarrier dimana mempunyai kemampuan dalam melakukan transmisi data berkecepatan tinggi terutama pada kanal multipath, serta efisien dalam penggunaan bandwith. Akan tetapi OFDM ini mempunyai kelemahan. Salah satu kelemahan sistem OFDM adalah besarnya PAPR dimana nilai daya maksimum sinyal OFDM akan jauh lebih besar dibandingkan daya rata-ratanya. Ada beberapa teknik untuk mereduksi PAPR ini, seperti PTS, SLM, dan clipping. Pada jurnal ini dianalisis teknik kombinasi serial SLM dan PTS dibandingkan dengan teknik SLM dan PTS pada performansi  PAPR dan BER. Dimana pada teknik kombinasi  serial PTS-SLM,  teknik PTS diletakan sebelum teknik SLM. Sedangkan pada teknik SLM-PTS, teknik SLM diletakan sebelum teknik PTS. Hasil dari penelitian ini, adalah teknik yang mempunyai nilai performansi yang paling optimum yaitu teknik kombinasi serial SLM-PTS dengan menghasilkan perbaikan PAPR sebesar 4,1 dB, sedangkan perbaikan BER sebesar 6,95 dB pada saat U=8 dan V=8. Kata kunci : PAPR, PTS, SLM
Interference Mitigation Pada Jaringan Femtocell Dengan Penyesuaian Daya Dan Bandwidth Melalui Skema Self-configuration Robie Zulfalaily Ak Robie Zulfalaily AK; Arfianto Fahmi; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring berkembangnya teknologi, komunikasi jarak jauh bukan lagi suatu hal yang eksklusif, kebutuhan akan komunikasi semakin tinggi, termasuk untuk di area indoor building. Permasalahan cukup besar yang dialami saat ini adalah sinyal dari BTS menurun drastis karena terhalang dinding dan beton, sehingga diperlukan adanya femtocell untuk menjaga kualitas sinyal. Salah satu permasalahan yang ditemui dalam penggunaan femtocell itu sendiri adalah munculnya interferensi yang dialami oleh pengguna yang berada pada jangkauan langsung BTS macro, yang dikenal dengan interferensi cross-tier. Permasalahan berikutnya yang muncul dari interferensi tersebut adalah tidak meratanya throughput yang diterima oleh pengguna femtocell. Salah satu skema untuk memaksimalkan kembali kualitas sinyal yang diterima oleh pengguna indoor building atas permasalahan interferensi jenis tersebut adalah dengan skema self-configuration. Siterapkannya sistem reward dan penalty pada skema tersebut, throughput yang didapatkan oleh setiap pengguna akan terus dipantau, sehingga pada akhirnya mendapat throughput diatas nilai yang diinginkan dengan tidak terlalu berlebih. Hasil yang didapatkan pada Tugas Akhir ini, skema self-configuration berhasil menaikkan throughput pengguna yang diobservasi pada saat dibawah nilai yang diinginkan, dan menurunkan throughput yang terlalu berlebih pada seluruh skenario bandwidth yang diujikan. Skema self-configuration dengan bandwidth 10MHz menjadi yang paling efektif jika dibandingkan dengan penggunaan dua bandwidth lainnya, dengan hasil saat throughput awal kurang dari 2Mbps, throughput meningkat 6.364 kali. Sedangkan ketika throughput awal lebih dari 2Mbps+Uf, throughput diturunkan 1.136 kali. Kata kunci: cross-tier interference, femtocell, LTE, interference mitigation, SON
Analisis Perencanaan Lte Studi Kasus Akuisisi Xl-axis Frekuensi Eksisting 1800mhz Menggunakan Metode Fractional Frequency Reuse (ffr) Kota Bandung Farras Fahd Muhammad; Hafidudin Hafidudin; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Long  Term  Evolution  (LTE),  proyek  dari  3rd   Generation  Partnership  Project  (3GPP)  merupakan  awal perkembangan dari  skema  FFR.  Pada  tugas  akhir  ini  dilakukan analisis pengaruh parameter C/(I+N) dan throughput dalam skema FFR dan neighbor planning terhadap performansi jaringan LTE. Studi kasus operator dilakukan dalam melakukan analisis perencanaan jaringan LTE pada frekuensi 1800MHz di kota Bandung menggunakan metode Fractional Frequency Reuse. Tugas akhir ini menghasilkan perbandingan performansi jaringan LTE non-FFR maupun FFR Kebutuhan 41 jumlah site LTE untuk lima tahun kedepan memberikan hasil peningkatan jika dilakukan neighbor planning hingga 0,9 dB dan kemungkinan panggilan terputus (rejected connection) berkurang hingga 1,8%. Sedangkan penerapan skema FFR Skema FFR secara keseluruhan dapat meningkatkan C/(I+N) hingga 11 dB, meningkatkan throughput hingga 9.919,96 kbps, dan menurunkan rejected connection hingga 17,2 %. Skenario III dengan bandwidth cell edge lebih kecil merupakan skema terbaik dalam FFR, dengan C/(I+N) kurang 2,66 dB dari skenario II, namun dapat mencapai throughput yang jauh lebih besar yaitu 37.827,02 kbps. Kata kunci : LTE, FFR, XL-Axis, Interferensi, C/(I+N), Throughput.
Reduksi Papr Menggunakan Coded Pts Pada Sistem Mimo Ofdm 8 X 8 Sabrina Sabrina; Achmad Ali Muayyadi; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan daya antara puncak daya dengan subcarrier lainnya menyebabkan nilai PAPR (Peak to Average Ratio) semakin tinggi. Tinggi nya PAPR menyebabkan distorsi gelombang dikarenakan karakteristik non-linearitas dari amplifier. Salah satu metode yang digunakan untuk menurukan nilai PAPR yang tinggi adalah dengan menggunakan metode Partial Transmit Sequence (PTS). Pada Tugas Akhir ini mengangkat metode coded PTS yang digunakan dalam sistem MIMO OFDM 8 x 8. Pengerjaan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mereduksi PAPR dengan low error transmission yang dicapai dengan menggunakan coded PTS, sehingga penurunan performansi yang ditimbulkan oleh HPA dapat ditekan dengan coded PTS. Ini dapat dilihat dari hasil simulasi dengan parameter yang telah ditentukan melalui grafik karakteristik BER (Bit Error Rate) dan grafik CCDF (Cummulative Distribution Fuction). Hasil dari simulasi memperlihatkan kinerja dari sistem MIMO-OFDM OSTBC 8x8 dengan menggunakan blok reduktor coded PTS lebih baik dari menggunakan blok reduktor PTS pada kecepatan user 40 km/jam dengan ukuran IFFT sebesar 1024 menggunakan teknik modulasi 16 QAM. Sistem ini mencapai nilai BER 10-6 pada nilai Eb/No 6 dB. Kata kunci : MIMO-OFDM, PAPR, PTS, coded PTS