Gunawan Wibisono
Universitas Sebelas Maret

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good News From Indonesia’ Terhadap Perilaku Nasionalisme Gunawan Wibisono
Jurnal Studi Pemuda Vol 6, No 2 (2017): Pemuda Milenial: Antara Kreativitas, Perlawanan, dan Kerja
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.585 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.39264

Abstract

Perkembangan media baru tak bisa dipungkiri telah merasuki hampir seluruh lini kehidupan manusia. Teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu yang paling kentara adalah penggunaan media baru. Berbagai jenis kebutuhan hidup seperti alat komunikasi, akses informasi, berbelanja hingga alat transportasi dengan sangat mudah digunakan melalui media baru. Selain itu, media baru juga bisa menjadi platform penebar kabar baik yang bisa membangkitkan semangat positif. Di tengah merebaknya berita-berita  bohong atau hoax yang kerap muncul di Indonesia, di saat itu pula muncul beberapa media alternatif. Salah satunya adalah situs Good News From Indonesia. Hipotesis penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada pengaruh penggunaan media sosial Good News From Indonesia terhadap perilaku nasionalisme anak muda. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan regresi linier. Sampel penelitian ini sebanyak 270 responden dari para pengguna media sosial GNFI. Berdasarkan uji t test, hasil menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan nilai t hitung 5,982 > 1,285. Berdasarkan pada koefisien regresi, menunjukkan bahwa perilaku nasionalisme dipengaruhi atas penggunaan situs website gnfi sebesar 15,47%, sedangkan sisanya 84,53% dipengaruhi oleh variabel lainnya, Di tengah derasnya arus informasi pada era global, penelitian ini telah membuktikan bahwa penggunaan media sosial GNFI berpengaruh signifikan terhadap perilaku nasionalisme.
HIDUP ADALAH KOMEDI: ANALISIS FILSAFAT EKSISTENSIALISME PADA TEKS FILM ‘JOKER’ Gunawan Wibisono
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 3, No 2 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v3i2.36069

Abstract

Film sebagai produk dari budaya populer tak hanya dipahami sebagai media hiburan belaka. Lebih dari itu, teks film adalah wacana yang mengandung nilai-nilai intelektual tertentu. Dalam hal ini, penulis menelaah kandungan filsafat eksistensialisme yang terdapat pada film Joker karya Todd Phillips. Tokoh Arthur Fleck yang diperankan oleh Joaquin Phoenix dalam film Joker digambarkan sebagai sosok nelangsa yang kerap mendapatkan masalah hidup bertubi-tubi. Arthur Fleck seorang pengidap gangguan mental, pekerja badut jalanan, dan anak dari orang tua yang tak jelas. Segala macam kesulitan hidup yang dihadapi Arthur ia terima sebagai bentuk konsekuensi menjadi manusia. Proses menjadi manusia dari Arthur Fleck ini yang menarik penulis untuk ditelaah dengan konsep filsafat eksistensialisme. Salah satu aliran filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada subyek eksistensi kemanusiaan. Dalam film Joker, tokoh Arthur Fleck selalu mencoba menjawab pertanyaan bagaimana manusia seharusnya hidup, bagaimana manusia berada dan memahami keberadannya serta mengaktualisasikan segala potensi dan ilusi tentang kebebasannya. Seperti yang ia ucapkan, ‘aku pikir hidupku ini tragedi, namun kini aku sadar ternyata hidupku komedi.’
Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda: Pengaruh Penggunaan Media Sosial ‘Good News From Indonesia’ Terhadap Perilaku Nasionalisme Gunawan Wibisono
Jurnal Studi Pemuda Vol 6, No 2 (2017): Pemuda Milenial: Antara Kreativitas, Perlawanan, dan Kerja
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.585 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.39264

Abstract

Perkembangan media baru tak bisa dipungkiri telah merasuki hampir seluruh lini kehidupan manusia. Teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu yang paling kentara adalah penggunaan media baru. Berbagai jenis kebutuhan hidup seperti alat komunikasi, akses informasi, berbelanja hingga alat transportasi dengan sangat mudah digunakan melalui media baru. Selain itu, media baru juga bisa menjadi platform penebar kabar baik yang bisa membangkitkan semangat positif. Di tengah merebaknya berita-berita  bohong atau hoax yang kerap muncul di Indonesia, di saat itu pula muncul beberapa media alternatif. Salah satunya adalah situs Good News From Indonesia. Hipotesis penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada pengaruh penggunaan media sosial Good News From Indonesia terhadap perilaku nasionalisme anak muda. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan regresi linier. Sampel penelitian ini sebanyak 270 responden dari para pengguna media sosial GNFI. Berdasarkan uji t test, hasil menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan nilai t hitung 5,982 > 1,285. Berdasarkan pada koefisien regresi, menunjukkan bahwa perilaku nasionalisme dipengaruhi atas penggunaan situs website gnfi sebesar 15,47%, sedangkan sisanya 84,53% dipengaruhi oleh variabel lainnya, Di tengah derasnya arus informasi pada era global, penelitian ini telah membuktikan bahwa penggunaan media sosial GNFI berpengaruh signifikan terhadap perilaku nasionalisme.
Social Capital of Tobacco Farmer for Social Welfare Improvement Fatwa Nurul Hakim; Gunawan Wibisono
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 16 No. 4 (2017): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Balai Besar Litbang Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.729 KB) | DOI: 10.31105/jpks.v16i4.1404

Abstract

This research is aimed to reveal the social capital of tobacco farmers in supporting farming activities for increasing their social welfare. The social welfare of tobacco farmers is strongly influenced by the tobacco market prices. In this case, the cigarettes industry becomes the backbone of tobacco farming which supports the livelihood of tobacco farmers. This study uses the theory of Pierre Bourdieu and James Coleman on social capital. This is a qualitative research that uses case study approach. It was conducted at Lamuk Sub-village, Legoksari Village, Tlogomulyo Sub-District, TemanggungDistrict. Five informants of the research were selected purposively. The data were collected by using specific techniques of indepth interview. Then the data were analyzed by using interactive analysis namely omitting irrelevant data, presenting relevant data and making conclusion (verifying). The findings of this study indicate that the Indonesian Tobacco Farmers Association (APTI) and Farmers Group function as social networking; selametan ritual / pray for cultivating soil, taking care of tobacco plants and tasyakuran / ceremony for being grateful which function as the norm of trust; whilst labor relations system functions as reciprocity; and the activities of jimpitan sewu-selawe, mutual lending of labor, division of crops, watching the legislation of smoking prohibition, Djarum Foundation scholarship function as mutual benefit fromtobacco farmers to Legoksari rural society welfare. The result of the research describes that social capital functions as important aspect in empowering the society, especially the tobacco farmers and recommends that the Government, the society empowerment activists or the Society Empowerment Institutions, Ministry of Social RI, Local Government, and Agriculture Office need to support those related to farmers empowerment policy. It is also expected that the support needed will not change the society structure and will not omit the social capital values.
GERAKAN SOSIAL BARU PADA MUSIK: STUDI ETNOGRAFI PADA BAND NAVICULA Gunawan Wibisono; Drajat Tri Kartono
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.413 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18108

Abstract

Popular music not only being understood as entertainment media. Through audiences, popular music can be used as social movement instrument. This qualitative research using ethnography study as its approach. The subject on this resrach is Navicula band. The result of this stusy show that, the Navicula’s habitus about Tri Hita Karana’s life as a Balinese: the harmony between God, human and nature.Navicula’s cutural capital about knowledge of music as media and strong awareness of environment problems, social capital show their collaboration with several social organization, economic capital comes form album sales, band’s accessories and their concerts. Symbolic capital depicted by the term that Navicula as green grunge gentlemen. Navicula’s New social movement through Navicula’s discography as their messages, Borneo Tour  as new paradigm on collective action, cultural rebellion reflection through Navicula’s merchandise and hearing responses as movement’s impact. The finding on this research is relevant Bourdieu’s theory to depictedabout social praxis systematicly.New media movement theory can be alliance with other theory because its flexible nature to adjust with social dynamic society today.Keywords: New Social Movement, Music, Ethnography. AbstrakMusik popular tidak hanya dipahami sebagai media hiburan semata. Melalui khalayak ramai, music popular bias menjadi alat untuk gerakan sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan studi etnografi. Subjek penelitian ini adalah band Navicula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitus Navicula tentang kehidupan Tri Hita Karana sebagai orang Bali; hubungan harmoni antara Tuhan, manusia dan alam semesta. Modal budaya Navicula tentang pengetahuan tentang music sebagai media dan pengetahuan yang kuat tentang masalah lingkungan, modal sosial menunjukkan kerjasama dengan beberapa organisasi sosial, modal ekonomi berasal dari penjualan album, aksesoris band dan konser mereka. Modal simbolik digambarkan dengan istilah Navicula sebagai green grunge gentlemen. Ranah Navicula menjelaskan di ranah jejaring sosial. Gerakan sosial baru Navicula melalui diskografi Navicula sebagai pesan yang disampaikan, Borneo Tour sebagai paradigma baru aksi kolektif, refleksi pemberontakan kultural melalui merchandise Navicula dan responpen dengar sebagai efek gerakan. Temuan penelitian ini menyiratkan teori Bourdieu yang relevan untuk menggambarkan tentang praktik sosial secara sistematis. Teori Gerakan Sosial Baru bisa dielaborasi dengan teori lain karena fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan dinamika sosial masyarakat hari ini.Kata Kunci: Gerakan Sosial Baru, Musik, Etnografi.