Sri Sulandari
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jln. Flora 1, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengelolaan Kutu Kebul (Bemisia tabaci Gen.) dengan Sistem Barier pada Tanaman Tembakau Tri Maruto Aji; Sedyo Hartono; Sri Sulandari
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 19, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.16014

Abstract

Since 2009, the leaf curl disease was observed on tobacco plants grown under net shadow of PTPN X (Persero) and has caused yield losses up to 70%. The disease was likely to be associated with the existence of a high population of the sweet potato whitefly (Bemisia tabaci Gen.) and the symptoms resembled that reported for Begomovirus infection on eggplant and tomatoes. This study aimed to know the effectiveness of physical barriers in combination with a biological barrier to avoid B. tabaci in infesting the farm. The research was done by monitoring tobacco diseases to measure the diseases intensity. Research for the management of insect vectorsB. tabaci were done based on two pretexts: (1) physical barrier using the type of net; and (2) combinations of a net with a plant (corn belt). The result showed that an effective control was obtained using a net with higher mesh size rather than using a standard net with low mesh size which was presently used by PTPN X (Persero). Corn barrier did not effective to control B. tabaci except as a wind breaker.INTISARIPeningkatan populasi kutu kebul (B. tabaci Gen.) di daerah Klaten, Jawa Tengah pada tahun 2009 ternyata menjadi penyebab mewabahnya penyakit kerupuk pada tanaman Solanaceae di wilayah tersebut. Tanaman tembakau cerutu Vorstenlanden milik PTPN X (Persero) yang ditanam di area bawah naungan (TBN) yang berada di wilayah tersebut turut terjangkit wabah penyakit kerupuk setelah sebelumnya terindikasi terjadi peningkatan jumlah kutu kebul. Wabah penyakit kerupuk pada tembakau cerutu Vorstenlanden milik PTPN X (Persero) telah menurunkan hasil hingga 70%. Gejala penyakit pada tembakau berupa penyakit kerupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan barier fisik sebagai langkah awal untuk mengendalikan populasi kutu kebul pada pertanaman tembakau cerutu milik PTPN X (Persero). Penelitian dimulai dengan memonitoring populasi kutu kebul dan peningkatan intensitas penyakit kerupuk pada tanaman tembakau. Percobaan dilakukan secara demplot pada lahan pertanaman tembakau di wilayah PTPN X (Persero). Teknis budidaya tembakau seluruhnya mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) dari PTPN X (Persero), sedangkan untuk strategi pengendalian kutu kebul dilaksanakan dengan mengikuti 2 macam perlakuan yaitu ; (1) penerapan sistem barier tunggal berupa kelambu (bermesh rapat) dan kelambu standar dari PTPN X sebagai barier fisik (2) penerapan sistem barier ganda yaitu kombinasi barier fisik dan barier biologis berupa tanaman jagung penghalang. Hasil menunjukkan bahwa penerapan sistem barier baik tunggal maupun ganda dapat menekan populasi kutu kebul sehingga berdampak pada penurunan intensitas penyakit kerupuk pada tembakau.
Infeksi Ganda Begomovirus dan Crinivirus pada Tanaman Tomat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Fitri Kusumaningrum; Sedyo Hartono; Sri Sulandari; Susamto Somowiyarjo
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 19, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.17542

Abstract

Since 2006, a yellowing disease has been observed in tomato (Lycopersicon esculentum) fields in Central Java, Indonesia. Epidemics of the diseases were mainly associated with populations of the whitefly Trialeurodes vaporariorum and Bemisia tabaci, the major whitefly pests in vegetable crops. The main symptoms were severe yellowing on lower leaves, and curling on upper leaves of plant. Total DNA was extracted from tomato leaves using CTAB methods, while total RNA was extracted using NucleoSpin RNA Plant extraction kit (Macherey-Nagel). Because of occurring mixed symptom on an individual plant, hereby it is important to detect the causal agent to manage of the disease. Samples from symptomatic plants were analyzed by polymerase chain reaction (PCR) and shown to be infected with Tomato infectious chlorosis virus (TICV) (family Closteroviridae, genus Crinivirus) and a virus species belongs to the genus Begomovirus, family Geminiviridae. The research result is the first report of Crinivirus and Begomovirus double infection in single tomato fields in Indonesia. INTISARIPenyakit kuning pada tanaman tomat (Lycopersicon esculentum) telah ditemukan sejak tahun 2006 di Jawa Tengah, Indonesia. Epidemi penyakit tersebut terutama berkaitan dengan keberadaan dua spesies whitefly (Trialeurodes vaporariorum dan Bemisia tabaci). Gejala utama yang ditemukan adalah daun-daun pada tanaman bagian bawah berwarna kuning sedangkan daun daun pada tanaman bagian atas menunjukkan gejala keriting. Adanya gejala campuran pada satu individu tanaman maka perlu dideteksi penyebabnya untuk pengelolaannya. DNA total diekstraksi dari daun tomat yang terinfeksi menggunakan metode CTAB, sedangkan total RNA diekstraksi dengan menggunaan NucleoSpin RNA Plant extraction kit (Macherey-Nagel). Analisis sampel tanaman sakit menggunakan teknik poymerase chain reaction (PCR) menunjukkan adanya infeksi Tomato infectious chlorosis virus (TICV) (famili Closteroviridae, genus Crinivirus) dan satu spesies virus anggota genus Begomovirus, famili Geminiviridae. Hasil penelitian ini merupakan laporan pertama kali adanya infeksi ganda kelompok Crinivirus dan Begomovirus pada satu individu tanaman tomat di Indonesia.