Harfina Indriani
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudia Husada Madura

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE EFFECT OF CORN SILK EXTRACT (Zea mays) AS BIOLARVICIDES OF Aedes aegypti MOSQUITO LARVAE IN EFFORTS TO CONTROL SPREAD OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER Rahmad Wahyudi; Harfina Indriani; Yogi Abror
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 16 No. 1 (2021): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.649 KB) | DOI: 10.20473/ijph.v16i1.2021.23-31

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a serious health problem in the community. DHF is caused by the dengue virus (DENV) and is transmitted by the Aedes aegypti (Ae. aegypti) mosquito, which is the main vector for the virus. In controlling DHF vectors, larvicides are still used. These larvicides contain chemical compounds that have negative side effects affecting      the human body. Therefore, there is a need for natural-based larvacides (biolarvicides). The purpose of this study was to determine the potential of corn silk as a biolarvicide against dengue vector larvae (Aedes aegypti). This study was carried out at the STIKes Ngudia Husada Madura Bangkalan Laboratory and was done by taking corn silk waste samples disposed of as waste from corn farmers and corn traders in Bangkalan Regency. A Thousand samples of Aedes aegypti larvae that had reached instar III were used and divided into five test groups, namely 0 g/L (control), 6.25 g/L, 12.5 g/L, 25 g/L, and 50 g/L . Each group contained 200 larvae. The experiment was repeated 3 times. Data of the number of deaths of Aedes aegypti larvae were collected every 24 hours. The highest dose that could kill Aedes aegypti larvae was at 20 g/L.Keywords     : biolarvicides, corn silk, larvae, Aedes aegypti
Tahu Sabar (Sari Bahari) Upaya Pemanfaatan Limbah Produksi Garam sebagai Tahu Bahan Organik Ramah Lingkungan bagi Penderita Stunting Rahmad Wahyudi; Harfina Indriani; M.Shofwan Haris
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.44-52

Abstract

Latar Belakang: Stunting menjadi masalah kritis optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan balita. Kurangnya asupan makanan yang mengandung zat gizi menjadi salah satu faktor penentu penyebab kejadian stunting. Tahu salah satu makanan yang menjadi solusi untuk pencegahan stunting. Produksi tahu sebagian besar masih menggunakan koagulan cuka yang tidak ramah lingkungan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.Tujuan: Penelitian ini memanfaatan limbah produksi garam di wilayah madura sebagai tahu bahan organik ramah lingkungan bagi penderita stunting.Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Stikes Ngudia Husada Madura Bangkalan dan PT. Angler Biochemlab Surabaya dengan mengambil sampel limbah produksi garam (sari bahari) yang berada di wilayah madura. Dilakukan pembuatan tahu dengan bahan dasar kedelai dengan koagulan berbeda. Tahu A dengan koagulan cuka sedangkan Tahu B dengan koagulan nigari atau sari bahari. Dilakukan proses pemanasan dan dilakukan proses pengepresan dan pencetakan tahu kemudian dilakukan uji analisis kandungan, uji pH sisa limbah perasan tahu, masa dan tekstur tahu.Hasil: penelitian menunjukan volume limbah sisa air perasan tahu cuka 225 ml lebih banyak dari pada tahu sari bahari 25 ml, pH tahu cuka cenderung asam dengan nilai 4,8 sedangkan tahu sari bahari cenderung basa dengan nilai 6,7. Uji kandungan tahu sari bahari dengan indikator protein (18,3 g), lemak (3,99 g) dan kadar air (73 g) lebih tinggi dari tahu cuka dengan nilai protein (17,4 g), lemak (10,9), kadar air (67,3 g).Kesimpulan: Makanan dengan kandungan protein tinggi diperlukan tubuh untuk membangun matriks tulang dan mempengaruhi pertumbuhan tulang.