Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tahu Sabar (Sari Bahari) Upaya Pemanfaatan Limbah Produksi Garam sebagai Tahu Bahan Organik Ramah Lingkungan bagi Penderita Stunting Rahmad Wahyudi; Harfina Indriani; M.Shofwan Haris
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i1.2022.44-52

Abstract

Latar Belakang: Stunting menjadi masalah kritis optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan balita. Kurangnya asupan makanan yang mengandung zat gizi menjadi salah satu faktor penentu penyebab kejadian stunting. Tahu salah satu makanan yang menjadi solusi untuk pencegahan stunting. Produksi tahu sebagian besar masih menggunakan koagulan cuka yang tidak ramah lingkungan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan.Tujuan: Penelitian ini memanfaatan limbah produksi garam di wilayah madura sebagai tahu bahan organik ramah lingkungan bagi penderita stunting.Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Stikes Ngudia Husada Madura Bangkalan dan PT. Angler Biochemlab Surabaya dengan mengambil sampel limbah produksi garam (sari bahari) yang berada di wilayah madura. Dilakukan pembuatan tahu dengan bahan dasar kedelai dengan koagulan berbeda. Tahu A dengan koagulan cuka sedangkan Tahu B dengan koagulan nigari atau sari bahari. Dilakukan proses pemanasan dan dilakukan proses pengepresan dan pencetakan tahu kemudian dilakukan uji analisis kandungan, uji pH sisa limbah perasan tahu, masa dan tekstur tahu.Hasil: penelitian menunjukan volume limbah sisa air perasan tahu cuka 225 ml lebih banyak dari pada tahu sari bahari 25 ml, pH tahu cuka cenderung asam dengan nilai 4,8 sedangkan tahu sari bahari cenderung basa dengan nilai 6,7. Uji kandungan tahu sari bahari dengan indikator protein (18,3 g), lemak (3,99 g) dan kadar air (73 g) lebih tinggi dari tahu cuka dengan nilai protein (17,4 g), lemak (10,9), kadar air (67,3 g).Kesimpulan: Makanan dengan kandungan protein tinggi diperlukan tubuh untuk membangun matriks tulang dan mempengaruhi pertumbuhan tulang.
ANALISIS KADAR APO-A1 SERUM PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus novergicus) DISLIPIDEMIA TERHADAP PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH APEL [Malus sylvestris Mill] VARIETAS ROOM BEAUTY Riyadatus Sholihah; M. shofwan Haris
JURNAL MEDICAL P-ISSN : 2685-7960 e-ISSN : 2685-7979 Vol 1 No 1 (2019): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, low density lipoprotein atau penurunan high-density lipoprotein dalam darah, sedangkan hiperlipidemia adalah kondisi dimana terjadi peningkatan kadar lipid yaitu trigliserida darah, kolersterol. atau keduanya. Keadaan ini tehadap resiko tinggi penyakit kardiovaskuler (CVD). Jika data normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji annova satu jalan dengan tingkat signifikansi uji, pada varians p = 0,05. Uji varians diperoleh tingkat signifikan dengan Apo A1 diperoleh p = 0,001, data memiliki p <0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan ekstrak Kulit Apo terhadap peningkatan kadar dan Apo A1 pada tikus. Ekstrak kulit apel mengandung pektin yang mengaktifkan d PPAR α dapat meningkatkan kadar Apo-A1 serum dalam sirkulasi yang merupakan fraksi protein utama dan terbesar yang berperan dalam transpor kolesterol.
PENGARUH LAMA BERMAIN VOLI TERHADAP KADAR ION KLORIDA (Cl-) DALAM DARAH PEMAIN VOLI STIKES NGUDIA HUSADA MADURA RIYADATUS SOLIHAH; RIZAL UMAR R; M SHOFWAN HARIS
JURNAL MEDICAL P-ISSN : 2685-7960 e-ISSN : 2685-7979 Vol 3 No 2 (2021): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/jm.v3i2.604

Abstract

Sweat consist of both water and electrolytes, including chloride ion, so if the excretion of water and electrolyte is not corrected can disturb the body’s homeostasis and health. This study aimed to determine the different of chloride ion (Cl-) levels in the blood of volleyball players Ngudia Husada Madura STIKes between before and after playing volleyball 2 sets and 5 sets. This study was a pre –experimental with one group pretest-posttest, with two variables, namely the duration of playing volleyball and the levels of chloride ion (Cl-), the volleyball player population was 12 respondents. The sampling method was purposive sampling to obtain a total sample of 12 respondents blood sampling was performed before and after playing volleyball 2 sets and 5 sets for examination of chloride (Cl-) ion levels. The results showed that before playing volleyball the average value of chloride ion (Cl-) was 99,27 mEq/l, , after playing volleyball 2 sets and 5 sets in a row had an average value of chloride ion (Cl-) 99,58 mEq/l, and 99,72 mEq/l, . The statistical test results showed p = 0.04. It was concluded that there were significant differences in the levels of chloride ions(Cl-) When playing volleyball, there is a lot of sweat coming out, accompanied by some electrolyte fluid in the body so that it is necessary to pay attention to fluid and electrolyte intake from outside.