Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perbandingan Efektivitas Antibakteri antara Ekstrak Metanol Kulit Batang Kasturi dengan Ampisilin terhadap Staphylococcus aureusin Vitro M. Rizki Valian Akbar; Lia Yulia Budiarti; Edyson Edyson
Berkala Kedokteran Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.876 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v12i1.350

Abstract

Abstract:Kasturi as a typical plant in South Kalimantan is one fruit that has many benefits. The barks of kasturi has proved to have benefits, especially to inhibit the activity of Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus is a gram positive bacteria that cause pneumonia, mastitis, and urinary tract infections. The bark of kasturi can be used in extract form. The objective of this research is to know the difference between the preparations of inhibition kasturi’s bark extract and ampicillin 30μg in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus in vitro. This study used an experimental method consisting of 9 treatments with 3 repetitions. Treatment test in the methanol extract of the bark of kasturi 25%, 37.5%, 50%, 62.5%, 75%, 87.5% and 100%. The control group used ampicillin and 70% methanol. Bacterial test was done by using a diffusion method. The parameter measured was the amount of inhibition zone (mm) which grown on media MH. Analysis of study data used One way Annova test and Post Hoc LSD test at α=0,05. The results showed that there were significant differences between the treatment kasturi’s bark extract 25%, 50%, 62.5%, 75%, 87.5% and 100% concentration different compared to ampicillin. Meanwhile, at the concentration of 37.5% (p <0.05) was not significant. The antibacterial effectiveness was obtained from the concentration of 100%. Key words: the bark of kasturi, methanol extract, Staphylococcus aureus, inhibition zone. Abstrak: Kasturi sebagai salah satu tanaman khas yang ada di Kalimantan Selatan merupakan salah satu buah yang memiliki banyak khasiat. Kulit batang kasturi terbukti memiliki manfaat terutama dapat menghambat aktivitas Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang menyebabkan penyakit pneumonia, mastitis, dan infeksi saluran kemih. Kulit batang kasturi dapat digunakan dalam bentuk ekstrak. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan daya hambat antara sediaan ekstrak kulit batang kasturi dengan ampisilin 30µg dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari 9 perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang di uji adalah ekstrak metanol kulit batang kasturi 25%, 37,5%, 50%, 62,5%, 75%, 87,5% dan 100%. Dan kontrol perlakuan dengan ampisilin dan metanol 70%. Uji bakteri dilakukan menggunakan metode difusi. Parameter yang diukur adalah besaran zona hambat (mm) yang tumbuh pada media MH. Analisis data penelitian mengunakan uji One way ANNOVA dan uji Post Hoc LSD pada α=0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna diantara perlakuan ekstrak kulit batang kasturi 25%, 50%, 62,5%, 75%, 87,5% dan 100% konsentrasi yang beda di bandingkan dengan ampisilin. Sedangkan pada konsentrasi 37,5% (p<0,05) tidak bermakna. Efektivitas antibakteri yang terbesar di peroleh dari konsentrasi 100%.Kata-kata kunci: kulit batang kasturi, ekstrak metanol, Staphylococcus aureus, zona hambat.