Sarjito Joko Sisworo
Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Variasi Arus Las SMAW Terhadap Laju Korosi dan Kekuatan Tarik Baja ST 40 Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal; Untung Budiarto; Sarjito Joko Sisworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 9, No 2 (2021): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja saat ini sudah umum digunakan di dunia industri karena kegunaannya yang beragam, akibatnya perkembangan ilmu dan penggunaannya pun semakin luas. Keilmuan yang dekat dengan baja salah satunya pengelasan, pengelasan ialah menyambungkan dua atau lebih logam dengan menggunakan panas. Baja memiliki kandungan karbon sehingga lebih mudah teroksidasi dan berkarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus las terhadap laju korosi dan kekuatan tarik baja ST 40. Metode penelitian yang digunakan ialah metode ekperimen, dimulai dari persiapan benda uji sampai proses pengujian material. Pada penelitian ini dilakukan variasi pada kuat arus las SMAW dengan aru 80A, 90A, 100A dan 110A untuk kemudian dilakukan uji laju korosi dan uji kekuatan tarik. Pada penelitian kali ini laju korosi terbesar terjadi pada spesimen dengan arus 80A dengan nilai 0,11450 mm/year (good), dan nilai laju korosi terkecil pada arus 110A dengan nilai 0,07852 mm/year (excellent). Pada pengujian tarik diperoleh nilai kekuatan tarik dan kekuatan luluh tertinggi pada spesimen dengan arus 90A dengan nilai 475,99 Mpa dan 342,56 Mpa. Dapat disimpulkan pada penelitian ini yaitu arus pengelasan paling baik bagi baja ST 40 pada arus 90A dengan kekuatan tarik yang tinggi dan laju korosi yang baik.
Pengaruh Variasi Temperatur Quenching Terhadap Kekuatan Tarik, Kekuatan Puntir, Dan Kekerasan Baja ST 70 Sebagai Bahan Poros Baling-Baling Kapal (Propeller Shaft) Afif Farid Diantama; Sarjito Joko Sisworo; Wilma Amiruddin
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Poros baling-baling (propeller shaft) adalah salah satu komponen kapal yang berfungsi untuk memindahkan/menyalurkan daya dari mesin induk ke baling-baling menjadi gaya dorong untuk menggerakkan sebuah kapal. Berdasarkan rules BKI, material untuk poros baling-baling harus memiliki kekuatan tarik antara 400-800 N/mm2 dan uji komposisi materialnya adalah C (max 0,5%), Mn (0,3-1,70%), Si (max 0,45%), P (0,0035%), S (0,0035%). Untuk mendapatkan ketahanan destruktif yang tinggi dan  kekuatan material yang baik perlu dilakukan proses perlakuaan panas (heat treatment). Pada penelitian ini  dilakukan proses perlakuan panas quenching dengan variasi temperatur 800°C, dan 900°C dengan waktu penahanan 20 menit kemudian didinginkan cepat dengan menggunakan media pendingin pelumas oli Mesran SAE 20W – 50. Penelitian ini berbasis eksperimen laboratorium dan bertujuan untuk mengetahui apakah baja ST 70 setelah proses quenching memenuhi persyaratan BKI sebagai poros baling-baling kapal ditinjau dari aspek kekuatan tarik dan komposisi materialnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baja ST 70 proses quenching pada suhu 800°C memiliki kekuatan tarik 1833,72 Mpa, kekuatan puntir 711,01 Mpa dan kekerasan rockwell sebesar 39 HRC. Sedangkan baja ST 70 proses quenching pada suhu 900°C memiliki kekuatan tarik 1844,78 Mpa, kekuatan puntir 626,09 Mpa dan kekerasan rockwell Sebesar 49,33 HRC. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kekuatan tarik dan kekerasan tertinggi didapatkan dari spesimen quenching pada suhu 9000C, sedangkan nilai kekuatan puntir tertinggi didapatkan dari spesimen quenching pada suhu 8000C. Berdasarkan hasil eksperimen dapat dikatakan bahwa baja ST 70 yang memenuhi syarat BKI hanya untuk uji komposisi dengan hasil C (0,3934%), Mn (0,6992%), Si (0,2497%), P (0,0113%), S (0,0021%), sedangkan untuk hasil kekuatan tarik tidak memenuhi persyaratan BKI.