Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisa Engine-Propeller Matching pada Kapal Perintis 500 DWT Asiando Wijaya; Untung Budiarto; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kapal Perintis 500 DWT adalah kapal yang beroperasi di wilayah Indonesia dan kapal tersebut mengalami modifikasi lambung yang dimaksudkan agar meningkatnya peforma penggerak kapal dari lambung sebelumnya. Dalam perencanaan perancangan sistem permesinan dan propulsi pada kapal, engine-propeller matching (EPM) sangatlah dibutuhkan. Ketidaksesuaian antara daya yang dihasilkan oleh main engine, propeller dan hambatan kapal mengakibatkan tidak optimalnya gaya dorong yang dihasilkan untuk mendapatkan kecepatan service. Besaran daya menjadi tidak efisien apabila karakteristik dari main engine tidak sesuai dengan karakteristik propeller. Penelitian dilakukan dengan mengkaji hambatan kapal dengan metode holtrop, kemudian menghitung daya dan karakteristik tiap propeller yang telah ditentukan diantara variasinya adalah J dari 0,5 sampai 1,4 dan P/D dari 0,5 sampai dengan 1,4 untuk dilakukan engine propeller matching guna mencari kesesuaian antara daya dan kecepatan pada main engine dengan propeller. Dari hasil perhitungan didapatkan spesifikasi mesin dan propeller yang memiliki match point terbaik. Diantara spesifikasi mesinnya yaitu merk Catterpillar C32Acert dengan daya 1000 HP pada 1800 rpm. Sedangkan untuk spesifikasi propellernya yaitu dengan Diameter 1,46 m dengan Ae/Ao = 0,60, P/D = 1,20 dan J = 0,60. Adapun, menggunakan konfigurasi gearbox 3,7:1. Dari grafik Matching Point diketahui bahwa grafik matching point Kapal Perintis 500 DWT dengan modifikasi lambung baru lebih baik dari sebelumnya.
Pengaruh Kedalaman Pin (Depth Plunge) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impak Pada Sambungan Las Aluminium 6061 Hasil Pengelasan Double Sided Friction Stir Welding Rio Wahyu Prabowo; Sarjito Jokosiworo; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.778 KB)

Abstract

Dalam dunia perkapalan, aluminium 6061 banyak digunakan untuk konstruksi kapal. Pengelasan Friction Stir Welding (FSW) menggunakan prinsip gesekan dari benda kerja yang berputar dengan benda kerja lain yang diam sehingga mampu melelehkan benda kerja yang diam dan akhirnya tersambung menjadi satu.  Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kukatan Tarik dan harga Impak dengan feed rate 10 mm/menit dengan variasi kedalaman pin (3 mm, 5 mm, 7 mm, dan 9 mm) terhadap pengelasan Double Sided Friction Stir Welding dengan jenis penyambungan butt joint. Hasil penelitian menunjukkan sambungan las FSW pada kedalaman 3 mm memiliki kekuatan uji tarik 48.28 MPa, regangan 0.0622%, dan kekuatan uji impak 0.12 J.  Pada kedalaman 5 mm memiliki kekuatan uji tarik 59.54 MPa, regangan 0.0872%, dan kekuatan uji impak 0.12 J. Pada kedalaman 7 mm memiliki kekuatan uji tarik 51.51 MPa, regangan 0.0698%, dan kekuatan uji impak 0.18 J. Pada kedalaman 9 mm memiliki kekuatan uji tarik 11.87 MPa, regangan 0.0216%, dan kekuatan uji impak 0.08 J. Nilai kekuatan Tarik rata-rata terbesar dihasilkan dengan pengelasan variasi kedalaman 5 mm yaitu sebesar 59.54 Mpa dan harga impak rata-rata terbesar dihasilkan dengan pengelasan variasi kedalaman 7 mm yaitu sebesar 0.18 J.
Analisa Drag Force Pada Anoda Korban Variasi Bentuk Fin Shaped Menggunakan Metode Computational Fluid Dynamic Ridwan Muhammad; Ahmad Fauzan Zakki; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.745 KB)

Abstract

Perlindungan katodik pertama kali dipakai pada tahun 1824 sebagai perlindungan korosi pada pelapis tembaga di bagian lambung yang tercelup air sebuah kapal. Namun penggunaan anoda korban pada kapal menyebabkan timbulnya tonjolan (appendages) yang menyebabkan pengurangan axial loses pada gaya dorong propeller yang disebabkan oleh turbulensi air yang berakselerasi di belakang propeller. Perancangan desain model anoda korban lebih streamline diperlukan untuk mengurangi drag force pada anoda korban konvensional. Dalam penelitian ini, berfokus untuk mengetahui perbedaan nilai drag force antara anoda korban konvensional dan variasi anoda korban berbentuk fin shape dengan investigasi numerik. Sehingga dapat memberikan inovasi baru dalam dunia perkapalan terkhususnya pada perancangan geometri anoda korban yang ada di pasaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Computational Fluid Dynamic (CFD) yaitu dengan menggunakan software Tdyn. Hasilnya menunjukan dari 4 variasi anoda korban fin shape yang di kalkulasi secara perunit, model ke-1 dapat memberikan penurunan hambatan 51.2% dari bentuk anoda korban konvensional (original) pada kecepatan 5.144 m/s atau 10 knot. Simulasi buritan kapal pada kecepatan yang sama terjadi penurunan hambatan total sebesar 69.66% pada posisi pertama dan 64.51% pada posisi kedua. Dengan hasil ini, anoda korban berbentuk fin shape dapat menjadi alternatif desain dalam perancangan anoda korban.
Pengaruh Posisi Pengelasan dan Bentuk Kampuh Terhadap Kekuatan Tarik dan Mikrografi Sambungan Las Metal Inert Gas (MIG) Pada Aluminium 6061 Sebagai Bahan Material Kapal Ian Niko Sihombing; Sarjito Jokosiworo; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1303.563 KB)

Abstract

Aluminium 6061 merupakan paduan antara magnesium (Mg) dan silicon (Si) yang sangat cocok digunakan untuk rangka konstruksi, khususnya konstruksi dibidang perkapalan. Pada proses penyambungan menggunakan pengelasan, variasi posisi pengelasan dan variasi kampuh las menjadi faktor penting dalam menentukan kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kekuatan tarik, dan perubahan struktur mikro pada material aluminium 6061 setelah dilakukan pengelasan menggunakan pengelasan MIG dengan variasi posisi yang digunakan yaitu 2G (Horizontal) dan 3G (Vertical) serta variasi kampuh yang digunakan yaitu kampuh V dan kampuh U. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis posisi yang digunakan dan pemilihan kampuh yang tepat sangat berpengaruh untuk kualitas sambungan yang ditinjau dari kekuatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelasan paling baik adalah pengelasan MIG dengan posisi 3G (Vertical) menggunakan kampuh V yaitu memiliki rata-rata tegangan sebesar 164.49MPa, rata-rata regangan sebesar 0,0020 %, dan modulus elastisitas sebesar 51.94 GPa Untuk perubahan struktur mikro yang dihasilkan dari sambungan las aluminium 6061 menggunakan pengelasan MIG dengan posisi 3G (Vertical) menggunakan kampuh V memiliki tingkat kerapatan permukaan yang lebih halus dan lebih baik dibandingkan sambungan las dengan posisi 2G (Horizontal) menggunakan kampuh V, posisi 2G (Horizontal) menggunakan kampuh U, maupun posisi 3G (Vertical) menggunakan kampuh U. Kesimpulan umum yang dapat diambil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ditinjau dari posisi pengelasan, sambungan las menggunakan  posisi 3G (Vertical) menghasilkan kualitas sambungan yang lebih baik dari posisi 2G (Horizontal). Sedangkan ditinjau dari bentuk kampuh, sambungan las menggunakan kampuh V menghasilkan kualitas sambungan yang lebih baik dari kampuh U.
Analisa Pengaruh Perubahan Sudut Swept Fullysubmerged Foil Terhadap Gaya Angkat Dan Hambatan Pada Kapal Katamaran Menggunakan Metode CFD Muhammad Gama Damarjati; Deddy Chrismianto; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 2 (2019): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPengembangan teknologi transportasi laut tak terlepas dari kebutuhan perpindahan aktivitas yang semakin dinamis. Maka dari itu diperlukan inovasi dalam pengembangan kapal yang dapat memenuhi kebutuhan. Pemilihan kapal katamaran dikarenakan memiliki keunggulan berupa stabilitas yang baik hingga ruang deck yang luas. Kapal katamaran kemudian dilakukan modifikasi hydrofoil,berupa bangunan foil yang terpasang dibawah lambung kapal katamaran. Hal ini dilakukan agar kapal katamaran mendapatkan gaya angkat sehingga dapat mengurangi gesekan antara permukaan air dan badan kapal, Sehingga dapat mengurani hambatan kapal katamaran. Tipe foil yang akan digunakan berupa swept fullysubmerged foil,serta akan dilakukan analisa dengan menggunakan metode Computational Fluid Dynamic (CFD). Penelitian yang dilakukan berupa mencari nilai gaya angkat paling tinggi serta hambatan yang paling kecil. Analisa dilakukan dengan berbagai variasi swept foil serta kecepatan. Hasil analisa didapatkan nilai hambatan total dapat berkurang hingga 50,8% dari kapal original. Nilai EHP dapat berkurang hingga 50% dari kapal original. Hasil yang menunjukkan perubahan yang signifikan terjadi pada variasi swept fullysubmerged 10̊ angle of attack 3̊ dengan froud number 1,042.
Pengukuran Olah Gerak Ponton Tabung Akibat Penambahan Heaving Plate Berbentuk Lingkaran Pada Gelombang Reguler Menggunakan Mikrokontroler Berbasis Wireless Muhamad Zulkifli; Eko Sasmito Hadi; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 1 (2020): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.931 KB)

Abstract

Berbagai penelitian digencarkan guna menghasilkan ponton yang relatif stabil di berbagai keadaan gelombang laut. Salah satunya adalah penelitian mengenai olah gerak atau motion bangunan apung. Ponton  sendiri mempunyai enam gerakan yang disebut Six Degree of Freedom (DOF), yang terdiri dari gerakan rotasi dan translasi. Di antara dari enam gerakan tersebut, ada istilah seakeeping yang terdiri dari dua gerakan rotasi (rolling dan pitching) dan satu gerakan translasi (heaving). Penelitian mengenai inovasi ponton itu sendiri juga kiat digencarkan. Seperti halnya penggunaan heaving plate. Heaving  plate adalah pelat horizontal yang terpasang di bagian bawah bangunan apung pada kedalaman tertentu di mana keadaan air relatif tenang. Pelat tersebut memberikan tambahan massa yang dapat meningkatkan periode heaving natural dari bangunan apung dan menggerakkannya keluar rentang frekuensi gelombang. Penelitian tentang heaving plate difokuskan pada aspek geometrinya seperti rasio ketebalan terhadap lebar heaving plate dan jarak antar pelat pada heaving plate. Penelitian-penelitian tersebut digencarkan guna mendapat bentuk dan porsi ukuran heaving plate yang berdampak efisien terhadap seakeeping ponton.
Pengaruh Perbedaan Tool Tilt Angle terhadap Kekuatan Tarik, Impak, Pada Aluminium 6061 dengan Pengelasan Double Sided Friction Stir Welding Giyanda Vernoval; Sarjito Jokosiworo; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.532 KB)

Abstract

Aluminium 6061 merupakan paduan logam yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi di dalam berbagai bidang industri, salah satunya di dalam bidang industri perkapalan yaitu sebagai rangka konstruksi. Pengelasan Double Sided Friction Stir Welding  merupakan Teknik pengelasan dimana proses penyambungan menggunakan prinsip gesekan dari benda kerja yang berputar dengan benda kerja lain yang diam sehingga mampu melelehkan benda kerja dan akhirnya tersambung menjadi satu. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil kekuatan Tarik dan impak, dengan menggunakan variasi sudut Tool Tilt Angle (3°, 4°, dan 5°). Proses Double Sided Friction Stir Welding dilakukan dengan putaran tool 1640 RPM dan feed rate sebesar 10 mm/menit. Hasil penelitian menunjukkan sambungan las Double Sided Friction Stir Welding pada sudut Tool Tilt Angle 3° memiliki kekuatan uji tarik sebesar 85,96 Mpa dengan regangan sebesar 0,113% dan kekuatan uji impak sebesar 0,14 J/mm². Pada sudut Tool Tilt Angle 4° memiliki kekuatan tarik sebesar 57,25 Mpa dengan regangan sebesar 0,087 % dan kekuatan uji impak sebesar 0,11 J/mm². Pada sudut Tool Tilt Angle 5° memiliki kekuatan uji tarik sebesar 50,52 Mpa dengan regangan sebesar 0,076% dan kekuatan uji impak sebesar 0,13 J/mm². Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan pada percobaan  pengelasan Double Sided Friction Stir Welding dengan variasi Tool Tilt Angle yang memiliki kekuatan uji tarik paling besar terdapat pada pengelasan dengan variasi sudut 3° sebesar 85,96 Mpa dan percobaan  pengelasan Double Sided Friction Stir Welding dengan variasi Tool Tilt Angle yang memiliki kekuatan impak paling besar terdapat pada pengelasan dengan variasi sudut 3° sebesar 0,14 J/mm².
STUDI PENERAPAN ALAT POTONG KAIN MEKANIS UNTUK KELOMPOK KERAJINAN TANGAN DARI BAHAN KAIN FLANEL KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG Berlian Arswendo Adietya; Atiek Suprapti; Aulia Windyandari; Hartono Hartono
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 1 No 2 (2018): Februari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.351 KB) | DOI: 10.36341/jpm.v1i2.456

Abstract

Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan diskusi dengan kelompok pengrajin flanel yang tergabung dalam UKM “Toko Ijo Asesoris” yang berlokasi di Bukit Kencana Jaya, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang mengakui adanya beberapa persoalan yang dihadapi dikalangan pengrajin flanel yaitu: terjadinya ketidakakuratan dalam proses pemotongan dengan menggunakan gunting, sehingga menyebabkan banyak bahan flanel yang terpaksa harus dibuang atau dimanfaatkan untuk sesuatu menurunkan nilai produk.Upaya peningkatan produktivitas melalui pengembangan dan penerapan alat potong kain mekanik untuk bentuk pola akan menjadi fokus penelitian ini. Penerapan alat potong mekanik diharapkan dapat meningkatkan kecepatan potong dan menurunkan kesalahan akibat pemotongan secara manual dengan menggunakan gunting khusunya bagi pengrajin pemula