Fikri Nizar Gustiyana
Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Quality of Service Comparison of LOS and NLOS Propagation in a LoRaWAN-Based Remote Monitoring System Fikri Nizar Gustiyana; Muntaqo Alfin Amanaf; Danny Kurnianto
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO Vol 10, No 2: July 2021
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.673 KB) | DOI: 10.25077/jnte.v10n2.781.2021

Abstract

Indonesia is an agricultural country with a wealth of natural resources. The agricultural sector is one of the natural resources with great potential. The processing and monitoring of very large agricultural land is currently a problem that must be resolved as soon as possible. The use of a remote monitoring system is the solution to this problem. The LoRa protocol is one of the communication protocols that can be used on large farms. This communication system is part of the low-power wide-area network communication system. The LoRaWAN communication system was implemented on agricultural soil moisture monitoring devices in this study. Based on the findings, it is possible to conclude that the propagation used at the time of transmission influences the success rate of data transmission via LoRaWAN communication. Line of Sight (LOS) propagation has a higher success rate than Non Line of Sight (NLOS) propagation. The LOS value is 17% greater than the NLOS at a distance of 100 meters. The LOS value is 24% greater than the NLOS at a distance of 150 meters. The LOS value is 3% greater than the NLOS value at a distance of 200 meters. LOS propagation measurement throughput is higher than NLOS propagation measurement throughputKeywords: LoRa, LoRaWAN, Wireless, Internet Of Things
Perancangan Sistem Optik DWDM 8 Kanal dengan Penguat EDFA Fauza Khair; Amiludin Amiludin; Angga Pratama; Fikri Nizar Gustiyana; Rizki Dwi Rahmawan; Yudo Reza
Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE) Vol 3 No 1 (2021): Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/jtece.v3i1.228

Abstract

Penguat EDFA dibutuhkan untuk permasalahan komunikasi di Indonesia yang terbatas jarak dan waktu. EDFA merupakan penguat optik yang dibuat dengan cara mencampurkan ion erbium ke dalam serat optik. Supaya EDFA digunakan dengan efisien maka diperlukan penelitian performansi yang sesuai untuk bit rate tertentu Pada Tugas Besar kali ini, akan dilakukan pemodelan dan simulasi link DWDM menggunakan software Optisystem 17.0, kemudian akan dilakukan simulasi link DWDM dengan 2 penguat erbium doped fiber amplifier (EDFA) ditambah menggunakan Single mode Fiber dan Dispersion Compensation Fiber. EDFA dipilih karena EDFA dapat menguatkan sinyal optik tanpa mengubahnya menjadi sinyal elektrik terlebih dahulu. Pada Tugas besar ini, serat optik akan diatur panjangnya dengan panjang Dispersion Compensating Fiber tetap yaitu 10 Km. Panjang link yang digunakan yaitu 50 Km, 60 Km, 70 Km, 80 Km dan 90 Km, bitrate yang digunakan yaitu 10 Gbps, 9 Gbps, 8 Gbps dan 7 Gbps, format modulasi yang digunakan yaitu NRZ. Selanjutnya, hasil dari simulasi akan dilihat nilai dari SNR, OSNR, Q faktor dan BER masing-masing skema EDFA, sehingga didapatkan nilai yang terbaik dari kelima jarak dan variasi bit rate yang digunakan. Dari hasil analisis yang dilakukan, penguat (EDFA) memiliki korelasi terhadap kinerja sistem DWDM ini, dimana didapatkan pada skema Bit rate 7 Gbps dan 8 Gbps dengan maksimal panjang fiber 100 Km penggunaan penguat EDFA sangat berpengaruh pada kelayakan BER dan Q-Factor dan pada skema Bit Rate 9 Gbps dan 10 Gbps terdapat nilai BER dan Q-Factor yang tidak memenuhi standar kelayakan pada jarak tertentu.