EPF.Eko Yulipriyono
Departemen Teknik Sipil Jl.Prof.Ir. Soedarto, Tembalang Semarang. 50275

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERDASARKAN NILAI EKIVAEN MOBIL PENUMPANG (EMP) TERKOREKSI DAN MKJI 1997 (STUDI KASUS: SIMPANG DON BOSCO, KALIWIRU, SEMARANG, JAWA TENGAH) Nindita Sekar Pertiwi; Pratiwi Hayuningtyas; EPF.Eko Yulipriyono; Djoko purwanto
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.634 KB)

Abstract

MKJI 1997 merupakan pedoman rekayasa lalu lintas yang berkaitan dengan analisis, perencanaan, perancangan, operasi fasilitas dan model manajemen lalu lintas. MKJI 1997 merupakan hasil penelitian secara empiris yang dilaksanakan pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1996. Indonesia telah jauh berkembang dalam rentang waktu antara saat ini dengan studi empiris MKJI 1997, sehingga besar kemungkinan beberapa parameter analisis dalam formulasi MKJI 1997 sebagai faktor pembentuk kinerja lalu lintas sudah tidak sesuai dengan karakteristik lalu lintas dan kondisi saat ini. Salah satu faktor tersebut adalah nilai emp (Ekuivalen Mobil Penumpang). Emp merupakan faktor konversi berbagai jenis kendaraan bila dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai emp pada suatu simpang di Semarang dan melihat apakah nilai tersebut masih relevan dengan ketetapan MKJI 1997, serta mengevaluasi kinerja simpang bersinyal  berdasarkan nilai emp terkoreksi dan MKJI 1997, lalu membandingkannya dengan kondisi langsung di lapangan. Penelitian ini diterapkan pada Simpang Don Bosco, Kaliwiru, Semarang, Jawa Tengah. Hasil analisis menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil evaluasi kinerja simpang berdasarkan MKJI 1997 dengan emp terkoreksi dilihat dari panjang antrian dan rasio kendaraan henti, namun hasil kedua evaluasi tersebut berbeda dengan kondisi langsung di lapangan. Dalam meminimalkan perbedaan, rumus umum untuk Panjang Antrian Terkoreksi = Panjang Antrian Hitungan * (1- Faktor Koreksi), faktor koreksi untuk panjang antrian yaitu, untuk DS < 0,4 adalah y = 49067x4  – 63429x3  + 30347x2  – 6362,7x + 492,42 dan untuk DS > 0,4 adalah y = 30,88x4 – 105,49x3 + 128,27x2  – 64,292x + 11,422. Sedangkan rumus umum koreksi Rasio Kendaraan Henti Terkoreksi = Rasio Kendaraan Henti Hitungan * (1- Faktor Koreksi), faktor koreksi  untuk rasio kendaraan henti adalah sebagai berikut, untuk DS < 0,75 untuk DS > 0,75 adalah y = 1. Berdasarkan hasil penelitian perlu adanya evaluasi geomerti simpang untuk kinerja simpang yang lebih baik, seperti menggunakan median pada masing-masing pendekat, agar menghasilkan nilai emp simpang yang lebih sesuai dengan karakteristik simpang. Kemudian, perlu adanya pengelompokan nilai emp simpang berdasarkan masing-masing karakeristik simpang, agar hasil kinerja simpang menjadi lebih sesuai dengan kondisi lapangan.
EVALUASI SIMPANG TERDAMPAK SISTEM SATU ARAH JALAN IMAM BONJOL SELATAN, JALAN PIERRE TENDEAN, DAN JALAN PEMUDA SEMARANG Dwie Leonita Aulia; Nandana Shabila Hatta Rabbi; Epf.Eko yulipriyono; Djiko Purwanto
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPemerintah Kota Semarang sedang mencanangkan Kota Semarang sebagai kota tujuan wisata. Berbagai pembangunan dan perbaikan fasilitas penunjang program ini juga sedang dilakukan, salah satunya adalah sistem transportasi yang memadai. Terkait dengan kondisi kepadatan lalu lintas dan pertumbuhan ruas jalan yang tidak mampu memfasilitasi pertumbuhan jumlah kendaraan di Kota Semarang, maka Dinas Perhubungan Kota Semarang memberlakukan manajemen lalu lintas sistem satu arah (SSA) yang berlaku efektif mulai Februari 2017 pada beberapa ruas jalan, diantaranya: 1. Jl. Pemuda, satu arah dari depan Paragon Mall hingga Tugu Muda. 2. Jl Imam Bonjol, satu arah dari Tugu Muda hingga simpang Indraprasta/Pierre Tendean. 3. Jl. Pierre Tendean satu arah dari simpang Imam Bonjol/Indraprasta hingga Jl. Pemuda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja lalu lintas pada saat ini (kondisi SSA eksisting) di ruas jalan dan simpang-simpang yang terkait apakah lebih baik dibanding kondisi sebelum SSA, mengoptimasikan waktu siklus simpang terkait pada kondisi SSA eksisting untuk memberikan hasil kinerja yang lebih baik, membuat skenario alternatif lain dari kondisi SSA untuk dibandingkan kinerjanya dengan kondisi ssat ini (SSA eksisting). Metode yang digunakan yaitu didahului dengan melakukan kajian pustaka dan survei pendahuluan yang kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dengan cara traffic counting, observasi, dan pengukuran terkait. Sedangkan untuk data pada kondisi sebelum SSA didapatkan melalui sumber yaitu studi-studi terdahulu. Hasil analisis ruas jalan dan simpang pada kondisi SSA eksisting masih tergolong baik, namun masih terdapat beberapa ruas jalan dan pendekat pada simpang yang memiliki nilai derajat kejenuhan > 0,75. Solusi perbaikan kinerja yang diberikan adalah optimasi waktu siklus dan fase sinyal, dan skenario perubahan pergerakan arus menjadi berlawanan dengan kondisi SSA eksisting. Pada skenario dibuat dua buah kondisi yaitu skenario optimis dan skenario pesimis. Berdasarkan hasil analisis dengan penetapan skor apabila kondisi skenario dibandingkan dengan kondisi SSA eksisting di lapangan, kondisi skenario optimis memperoleh skor 4 dan kondisi skenario pesimis memperoleh skor 6 untuk ruas jalan dan untuk simpang kondisi skenario optimis memperoleh skor 32 dan kondisi skenario pesimis memperoleh skor 28, sedangkan apabila kondisi skenario dibandingkan dengan kondisi SSA eksisting optimasi, kondisi skenario optimis memperoleh skor 4 dan kondisi skenario pesimis memperoleh skor 6 untuk ruas jalan dan untuk simpang kondisi skenario optimis memperoleh skor 20 dan kondisi skenario pesimis memperoleh skor 14. Disimpulkan bahwa kinerja kondisi skenario optimis adalah yang terbaik.