Albertus Ari Adrianto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KESESUAIAN TERMOMETER INFRAMERAH DENGAN TERMOMETER DIGITAL TERHADAP PENGUKURAN SUHU AKSILA PADA USIA DEWASA MUDA Faiz Muhammad Al As'ady; Albertus Ari Adrianto; Edwin Basyar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.205 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20851

Abstract

Latar  Belakang:  Termometer Digital yang sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil pengukurannya. Sedangkan termometer inframerah dengan metode pengukuran yang baru dan waktu pengukuran yang cepat menjadikan termometer inframerah sebagai pilihan alternative yang digunakan untuk mengukur suhu aksila.Tujuan: Membuktikan adanya kesesuaian termometer inframerah dengan termometer digital dalam melakukan pengukuran suhu aksila pada usia dewasa muda.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik menggunakan desain cross-sectional. Subjek penelitian sebanyak 32 mahasiswa berusia 18-22 tahun. Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap termometer, diambil nilai rata-rata hasil pengukuran kemudian diolah dengan menggunakan uji Interclass Correlation Coefficient (ICC) for Absolute Agreement.Hasil: Nilai rata-rata suhu aksila pada termometer inframerah 37,09 oC, sedangkan suhu rata-rata dengan termometer digital adalah 36,02 oC. Dengan uji ICC didapatkan nilai kesesuaian kurang dari sedang yaitu ICC = 0,296 (0,21-0,40).Kesimpulan: Termometer inframerah dengan termometer digital tidak memiliki kesesuaian dalam melakukan pengukuran suhu aksila pada usia dewasa muda, sehingga kedua alat tersebut tidak dapat saling menggantikan dalam melakukan pengukuran suhu aksila.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER KOLOREKTAL STADIUM III DI RSUP DR KARIADI SEMARANG Kevin Putra Pratama; Albertus Ari Adrianto
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.396 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23798

Abstract

Latar Belakang: Kanker kolorektal (KKR) adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon dan/atau rektum. Di Indonesia KKR merupakan keganasan yang sering terjadi baik pada pria dan wanita setelah kanker prostat dan kanker payudara dengan persentase 11,5% dari jumlah. Kekambuhan lokal setelah terapi dilaporkan mencapai 3-32% penderita. Beberapa faktor seperti letak tumor, penetrasi dinding usus, keterlibatan kelenjar limfa, perforasi rektum pada saat diseksi dan diferensiasi tumor diduga sebagai faktor yang mempengaruhi rekurensi lokal. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian rekurensi KKR stadium III di RSUP dr. Kariadi Semarang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan deskriptif analitik. Data diambil dari catatan medik di RSUP dr. Kariadi Semarang (n=60). Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji chi square. Apabila tidak memenuhi syarat uji Chi square maka dilakukan analisis dengan menggunakan uji Fisher. Hasil: Pada tahun 2012-2017, didapatkan 60 subjek yang memeuhi kriteria inklusi penelitian. Hasil analisis bivariat dari usia, jenis kelamin, lokasi tumor, pemeriksaan histopatologi, kemoterapi dan transfusi darah memiliki hasil tidak bermakna. Sedangkan stadium tumor primer, perbesaran kelenjar getah bening, dan serum Carcinoembrionic Antiagent (CEA) memiliki hasil bermakna. Berdasarkan hasil uji regresi logistik, stadium tumor primer memiliki hasil signifikan. Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi kekambuhan kanker kolorektal adalah stadium tumor primer berdasarkan hasil uji regresi logistik.Kata kunci: Kanker kolorektal, faktor risiko rekurensi
TIROIDEKTOMI MENINGKATKAN IMT ( INDEKS MASSA TUBUH ) PADA PASIEN HIPERTIROID DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Reyhan Zuhdi Gofita Widyawigata; Yan Wisnu Prajoko; Endang Mahati; Albertus Ari Adrianto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.979 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25369

Abstract

Latar belakang : Hipertiroid merupakan peningkatan kadar hormon tiroid bebas secara berlebihan dalam sirkulasi peredaran darah dan dapat menyebabkan peningkatan laju metabolisme yang pada akhirnya menyebabkan penurunan berat badan. Kondisi ini masih banyak dijumpai di Indonesia. Tiroidektomi merupakan satu bentuk pilihan terapi hipertiroid. Data dalam penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pasien yang diterapi dengan tiroidektomi mengalami peningkatan berat badan dibandingkan dengan pasien yang diterapi dengan pengobatan antitiroid lainnya. Tujuan : Mengetahui perbedaan status IMT pada pasien hipertiroid pada periode pra- dan pascaoperasi tiroidektomi. Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik retrospektif dengan pendekatan Crossectional. Data didapatkan dari rekam medik pasien dengan diagnosis hipertiroid secara laboratoris yang dilakukan tiroidektomi di RSUP Dr. Kariadi 1 Januari 2015 - 31 Desember 2017 sejumlah 62 pasien dengan metode consecutive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon, Mann Whitney dan Kruskal Wallis. Hasil : Rata-rata status IMT praoperasi tiroidektomi adalah 23,01 dan rata-rata status IMT pascaoperasi tiroidektomi adalah 24,46. Terdapat kenaikan bermakna pada IMT pascaoperasi tiroidektomi dan jenis kelamin juga berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan IMT pascaoperasi tiroidektomi. IMT praoperasi dan usia tidak berpengaruh terhadap perubahan IMT pascaoperasi tiroidektomi. Kesimpulan: Tiroidektomi meningkatkan IMT pascaoperasi pasien hipertiroid dan kenaikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin.Kata kunci : Hipertiroid, Tiroidektomi, IMT.