Edward KSL Edward KSL
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA BODY MASS INDEX DENGAN Q ANGLE : STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Helen Malinda Kurniawan; Amin Husni; Edward KSL Edward KSL
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.329 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23330

Abstract

Latar Belakang: Mahasiswa Fakultas Kedokteran diduga mempunyai faktor risiko obesitas atau overweight. Body Mass index adalah salah satu tolak ukur massa tubuh, dimana BMI yang tinggi dapat meningkatkan beban sendi penopang tubuh. Beban art. genu yang meningkat dapat menyebabkan instabilitas os. Patellae yang bermanifestasi pada peningkatan q angle. Tujuan: Mengetahui korelasi antara Body Mass Index terhadap Q Angle. Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 64 mahasiswa usia 18-22 tahun Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk menghitung BMI. Dilakukan pengukuran q angle sampel dalam posisi duduk dan berdiri menggunakan goniometer standar. Uji statistik menggunakan, uji Spearman dan uji Chi Square (signifikan bila p<0,05). Hasil: Hubungan antara BMI dengan Q angle dalam posisi berdiri adalah p<0,001 dan r=0,812 dan posisi duduk adalah p<0,001dan r=0,826. Hubungan antara jenis kelamin dengan Q angle dalam posisi berdiri adalah p=0,424 dan r=0,099 dan posisi duduk adalah p=0,434dan r=0,097. Kesimpulan: BMI berkorelasi signifikan positif sangat kuat terhadap Q angle. Jenis kelamin tidak berhubungan dengan q angle.Kata Kunci: Body Mass Index, Q Angle posisi berdiri, Q angle posisi duduk.
PERBEDAAN KADAR MAGNESIUM DAN KLORIDA PRE DAN POST HEMODIALISIS Darali Noya Kireina Mahardhika; Indranila K. Samsuria; Edward KSL Edward KSL
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.692 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23463

Abstract

Latar Belakang: Gagal ginjal merupakan suatu kondisi patologis yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara progresif dan dapat mengganggu keseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh. Hemodialisis merupakan salah satu terapi untuk menggantikan fungsi ekskresi ginjal. Magnesium merupakan salah satu elektrolit penanda tingkat mortalitas tubuh. Kegagalan ekskresi pada klorida dapat meningkatkan resiko kejadian asidosis metabolik pada tubuh. Tujuan: Mengetahui perbedaan kadar magnesium dan klorida pre dan post hemodialisis. Metode penelitian: Penelitian merupakan mengunakan pendekatan belah lintang pada 19 subyek penelitian usia 18 sampai 60 tahun. Penelitian dilakukan dari bulan april 2018 hingga Oktober 2018 di RSUD dr. Soetijono Kabupaten Blora dan di Laboratorium CITO Semarang. Pemeriksaan menggunakan metode ion selektive elektrode. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan paired T test. Signifikansi jika p< 0,05. Hasil: Rerata kadar magnesium dan klorida berturut-turut sebelum hemodialisis adalah 2,29 ± 0,453 mEq/L dan 82 (110–59) mEq/L . Setelah dilakukan hemodialisis rerata kadar magnesium dan klorida berturut-turut menjadi 1,80 ± 0,503 mEq/L dan 100 (110-74) mEq/L. Terdapat perbedaan yang bermakna kadar magnesium sebelum dan sesudah hemodialisis (p= 0,009) juga klorida sebelum dan sesudah hemodialisis (p= 0,007). Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna menurun kadar magnesium dan klorida pre  dan post hemodialisis Kata kunci: Gagal Ginjal, Hemodialisis, magnesium, klorida