Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Substitusi Terigu Dengan Pati Sorgum Terfermentasi Pada Pembuatan Roti Tawar: Studi Suhu Pemanggangan Khistinah Haryani; Hargono Hargono; Noer Abyor Handayani; Putri Ramadani; Dikie Rezekia
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.045 KB) | DOI: 10.17728/jatp.197

Abstract

Roti tawar merupakan roti berbentuk sponge yaitu makanan yang sebagian besar volumenya tersusun dari gelembung-gelembung gas yang dihasilkan oleh yeast Saccharomyces cerevisiae pada saat proses fermentasi dan termasuk makanan penghasil energi yang banyak dikonsumsi. Pada umumnya bahan baku roti tawar adalah tepung terigu. Pemanfaatan sumber daya lokal seperti sorgum sebagai bahan pengganti atau substitusi tepung terigu diperlukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor gandum. Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tidak kalah tinggi jika dibandingkan dengan tanaman serealia lain seperti gandum, jagung, atau padi. Namun sorgum memiliki beberapa kelemahan jika dibandingkan dengan gandum. Protein dalam biji sorgum mengandung kafirin, yang cenderung membentuk ikatan disulfida yang bersifat hidrophobik, yang menyebabkan tepung sorgum sulit mengembang ketika difermentasi menjadi roti dan keadaan ini diperparah ketika sorgum dimasak. Hal ini juga menyebabkan protein dan pati sorgum menjadi sulit dicerna. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas serta daya cerna dari roti sorgum yaitu dengan cara fermentasi. Dalam penelitian ini dilakukan studi suhu pemanggangan terhadap karakteristik roti tawar . Ada dua macam roti tawar yang diteliti yang pertama dibuat dari tepung terigu  dicampur dengan pati sorghum merah terfermentasi sebanyak 60% , yang kedua tepung terigu dicampur pati sorghum putih terfermentasi sebanyak 40%. Dari kedua komposisi tersebut dilakukan studi pada suhu pemanggangan 180oC, 190oC, 200oC, 210oC dan 210oC. Dari hasil uji organoleptik terhadap rasa, warna dan aroma diperoleh roti yang dipanggang pada suhu 200oC yang paling disukai.
EKSTRAKSI SAPONIN DARI DAUN WARU BERBANTU ULTRASONIK SUATU USAHA UNTUK MENDAPATKAN SENYAWA PENGHAMBAT BERKEMBANGNYA SEL KANKER Herry Santosa; Widya Sari; Noer Abyor Handayani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2484

Abstract

Saponin adalah glikosida dengan berat molekul tinggi, sebagian tersusun dari gula yang terhubung dengan triterpen atau steroid aglikon. Saponin dapat digunakan pada berbagai bidang diantaranya perikanan, tekstil, kosmetik, dan kesehatan. Di bidang perikanan saponin digunakan sebagai pembasmi hama udang, dalam industri tekstil sebagai deterjen, dalam bidang kosmetik digunakan sebagai pembentuk busa pada sampo. Di bidang kesehatan saponin dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker. Penelitian dimaksudkan untuk mengekstraksi saponin dari daun waru dengan menggunakan bantuan ultrasonik. Lebih jauh sasaran yang diinginkan dalam penelitian ini adalah (1) menentukan variabel paling berpengaruh diantara perbandingan berat umpan tiap satuan volume solvent, ukuran bahan baku, dan frekuensi ultrasonik, (2) optimasi terhadap variabel berpengaruh tersebut untuk mendapatkan hasil terbaik.Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan. Tahapan pertama dimaksudkan untuk membuat tepung daun waru. Tahap kedua dimaksudkan untuk mengekstrak tepung daun waru dalam rangka menentukan variabel paling berpengaruh dan tahap optimasi untuk menentukan kondisi operasi yang relatif baik. Tahap ketiga adalah tahap uji hasil terhadap saponin yang terekstrak.  Saponin dapat diekstraksi dari daun waru menggunakan pelarut larutan 30% berat etanol dengan bantuan ultrasonik. Ukuran daun waru merupakan variabel yang paling berpengaruh diantara perbandingan berat umpan tiap satuan volume solvent dan frekuensi ultrasonik.  Ekstraksi lebih baik dilakukan pada daun waru dengan ukuran 0,2mm. Kata kunci: ekstraksi, hibiscus tiliaceus, saponin, ultrasound
PEMANFAATAN HATI AYAM SEBAGAI FORTIFIKAN ZAT BESI DALAM BUBUR BAYI INSTAN BERBAHAN DASAR UBI JALAR UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) Herry Santosa; Noer Abyor Handayani; Citra Nuramelia; Ninda Yunita Tunggal Sukma
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1641

Abstract

Anemia besi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Anemia besi disebabkan kekurangan zat besi dalam jangka panjang. Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah anemia besi adalah fortifikasi besi kedalam tepung ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) sebagai bahan dasar bubur bayi instan. Contoh bahan pangan yang dapat digunakan sebagai fortifikan besi diantaranya adalah hati ayam. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengkaji kadar Fe pada penambahan fortifikan yang bersumber hati ayam dalam bubur bayi instan dengan konsentrasi yang berbeda. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengkaji kadar proksimat (kadar karbohidrat, protein, lemak, kadar air, dan kadar abu), densitas kamba, dan daya rehidrasi pada bubur bayi instan dengan penambahan fortifikan hati ayam. Tahapan penelitian ini antara lain tahap pembuatan tepung ubi ungu, tahap pembuatan tepung hati ayam, tahap fortifikasi zat besi, tahap pembuatan bubur instan serta tahap analisa hasil. Variabel yang digunakan adalah penambahan fortifikan tepung hati ayam dengan kandungan Fe sebesar 4 mg/ 100 gr; 6 mg/ 100 gr; 8 mg/ 100 gr; 10 mg/ 100 gr; dan 12 mg/ 100 gr dari kadar Fe total dalam tepung hati ayam. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bubur bayi instan dengan penambahan fortifikan menghasilkan kadar besi yang lebih tinggi daripada bubur bayi instan tanpa. Analisa proksimat dilakukan pada bubur bayi instan fortifikasi hati ayam dengan kandungan zat besi sebesar 8 mg/100gr dan diperoleh hasil kadar karbohidrat, protein, lemak, kadar air, dan kadar abu secara berurutan sebesar 38,90%, 35,67%, 16,7%, 12,55%, dan 3,29%. Nilai densitas kamba bubur bayi instan tanpa fortifikan sebesar 0,781 gr/ml lebih tinggi daripada densitas kamba pada kelima produk bubur bayi instan terfortifikasi yang berkisar antara 0,69-0,752 gr/ml. Nilai daya rehidrasi pada bubur bayi instan dengan penambahan fortifikan hati ayam memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan bubur bayi instan tanpa fortifikan. Kata kunci: bubur bayi instan; fortifikasi; zat besi; ubi jalar ungu; hati ayam