Aras Utami
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CORRELATION BEHAVIOR OF MANTAINING ORAL AND DENTAL HEALTH AND ENVIRONMENTAL FACTORS WITH DENTAL CARIES IN 11-12 YEARS OLD CHILDREN IN SD NEGERI 1 AND MI NEGERI KALIKURMO BRINGIN SUBDISTRICT Dandy Iqbal Saputra; Arwinda Nugraheni; Aras Utami; Avina Anin Nasia
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v10i1.30009

Abstract

ABSTRACT Background: Oral and dental health problems in Indonesia still  occur a lot. Poor oral and dental health will impact the individual by causing pain, reducing quality of life and decrease individual productivity. Caries is serious oral and dental health problem in society, therefore it needs attention and involvement from all parties to overcome it. Environmental factors are very important in maintaining oral and dental health and teaching healthy living behaviors.Objective: To determine the correlation behavior of maintaining oral and dental health and environmental factors with caries incidence in 11-12 years old children in Bringin Subdistrict. Methods: This study was an analytic observational study with cross sectional study approach. This research sample method using total sampling method. The sample used is all members of the population  as many as 60 research subjects. This study consist of 4 assessment factors, there are the consumption level of cariogenic foods, tooth brushing habits, parents income level, and parents education. The results of this study are the scores of these four factors and the DMF-t index. Before participating In this research, subjects were asked to fill out a questionnaire and informed consent. Examination performed by using a sonde and mirror mouth. Results: There was a correlation on the results of chi square test on the level of education and cariogenic food consumption with caries status in 11-12 years old children in Bringin Subdistrict. P = 0.001 (P<0.05).Conclusion: There is a correlation on behavior of maintaining oral and dental health and environmental factors with dental caries in 11-12 years old children in SD 1 and MI N Kalikurmo, Bringin Subdistrict.
PERSEPSI DOKTER DALAM MERUJUK PENYAKIT NONSPESIALISTIK DI LAYANAN KESEHATAN PRIMER DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (Studi di Daerah Istimewa Yogyakarta) Aras Utami; Yulita Hendrartini; Mora Claramita
Media Medika Muda Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang:Dokter layanan primer berperan sebagai gatekeeper untuk mengurangi biaya dengan membatasi rujukan ke pelayanan spesialis yang tidak sesuai. Pembatasan penggunaan pelayanan spesialis yang tidak perlu bisa meningkatkan kualitas pelayanan.Pembatasan rujukan dalam jaminan kesehatan nasional (JKN) antara lain dengan diberlakukannya 144 diagnosis penyakit level kompetensi 4 yang harus dilayani di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).Ada 13 kasus terbanyak dari 144 diagnosis penyakit nonspesialistik yang dirujuk ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut (FKTL) berdasarkan hasil monitoring BPJS Kesehatan Jawa Tengah-DIY tahun 2014.Meningkatnya kasus penyakit yang dirujuk ke FKTL meningkatkan biaya pelayanan kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dokter merujuk 13 penyakit nonspesialistik berdasarkan persepsi dokter.Metode:Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan “grounded theory”. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2015 di DIY.Sampel dipilih secara purposive.Jumlah sampel 20 FKTP.Responden adalah dokter.Pengumpulan data dengan wawancara mendalam.Triangulasi dilakukan kepada sumber yang berbeda dan observasi.Hasil:Faktor yang mempengaruhi dokter dalam merujuk penyakit meliputi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang menurut dokter dirasa cukup dominan meliputi kurangnya ketersediaan obat seperti obat-obat yang masuk dalam program rujuk balik (PRB); kurangnya ketersediaan alat medis seperti alat fisioterapi, alat pemeriksaan mata, alat penyedot serumen, permintaan pasien; kebijakan BPJS tentang penjaminan resep kacamata hanya bisa di dokter spesialis mata di FKTL; dan perilaku dokter spesialis rumah sakit yang tidak mengembalikan pasien PRB ke FKTP. Faktor internal antara lain faktor penyulit penyakit seperti tidak respon dengan pengobatan, multidrug resistan tuberculosis (MDR-Tb); dan kompetensi dokter yang kurang pada penyakit Bell’s palsy dan presbiopia.Kesimpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi dokter merujuk penyakit adalah kurangnya alat medis, kurangnya ketersediaan obat, permintaan pasien, kebijakan BPJS Kesehatan, perilaku dokter spesialis, dan faktor penyulit penyakit, serta kompetensi dokter yang kurang. Kata kunci: dokter layanan primer, rujukan, pelayanan kesehatan primer, jaminan kesehatan nasional