Teresia Maharani Paramita
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GASTER MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN Teresia Maharani Paramita; RB Bambang Witjahjo; Akhmad Ismail
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.025 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23397

Abstract

Latar Belakang: Rifampisin menimbulkan efek samping pada saluran cerna diantaranya yaitu anoreksia, mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Rifampisin diduga dapat mempengaruhi gaster dengan mekanisme yang sama dengan kerusakan gaster akibat obat anti-inflamasi non steroid. Temulawak memiliki zat yang bermanfaat sebagai gastroproteksi, antioksidan, antiinflamasi. Temulawak berpotensi mencegah kerusakan gaster yang disebabkan oleh paparan rifampisin. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak dosis bertingkat terhadap gambaran mikroskopis gaster mencit balb/c jantan yang diinduksi rifampisin. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian True Experimental Laboratorik dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel 25 mencit balb/c jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diadaptasi selama 7 hari, diberi pakan dan minum standar. Kelompok kontrol negatif tidak diberi perlakuan apapun, kontrol positif diberi rifampisin per oral 7mg/20grBB/hari. Kelompok PI, PII, dan PIII diberi rifampisin 7mg/20grBB/hari dan ekstrak temulawak per oral dosis bertingkat yaitu 2mg/20grBB/hari, 4mg/20grBB/hari, dan 8mg/20grBB/hari. Perlakuan diberikan selama 14 hari. Pada hari ke-15, mencit diterminasi, diambil organ gasternya, dan dilakukan pembuatan preparat menggunakan pengecatan HE. Hasil: Rerata kerusakan mukosa gaster tertinggi pada kelompok kontrol positif. Uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,001). Uji Mann Whitney menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) antara K(+) dan K(-), serta K(+) dan PI, PII, PIII. Simpulan: Pemberian ekstrak temulawak dosis bertingkat berpengaruh terhadap gambaran mikroskopis gaster mencit balb/c jantan yang diinduksi rifampisin.Kata Kunci : ekstrak temulawak, mukosa gaster, rifampisin, skor Barthel Manja