Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Manajemen Investasi Wakaf Uang Maksum, Muhammad
MUQTASID Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : STAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The expansion of cash waqf is constrained of the legal status still be debatable and the investment of waqf limited only on Islamic banking. MUI fatwas can be used as the basis of money in addition to the validity of the practice of cash waqf in the early Islamic period. Waqf investment money needs to be developed not only through Islamic banking as currently practiced. Cash waqf can be invested directly to the real sector, especially to finance small and medium enterprises. Islamic instruments such as Islamic bonds, stocks, mutual funds, and Islamic financial institutions such as cooperatives sharia, Islamic insurance, Islamic financing, Islamic leasing can be used as a means of investing waqf. Importantly, any type of investment must be secured to keep the cash waqf guaranteed.   Keywords: cash waqf, investment, sharia principle
Model-model Kontrak dalam Perbankan Syariah Maksum, Muhammad
Al-Adalah Vol 12, No 1 (2014): Volume XII, No. 1, Juni 2014
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model akad yang digunakan dalam produk keuangan syariah dapat dipetakan dalam tiga bentuk, yaitu akad tunggal (basîth), akad berganda (‘uqûd mujtami’ah), dan akad berbilang (‘uqûd muta’addidah). Akad berganda dan akad berbilang merupakan bentuk pengembangan dari akad tunggal karena akad tunggal tidak mampu mewadahi transaksi modern yang kompleks. Ada perbedaan konsep, prosedur, dan pihak-pihak yang terlibat antara akad-akad yang dikembangkan dalam fikih dengan transaksi modern. Model akad tersebut disimpulkan dari fatwa-fatwa yang dikeluarkan DSN yang menjadi pedoman bagi lembaga keuangan syariah. Fatwa-fatwa DSN dipilah dalam kategori-kategori akad yang membangunnya dan ditemukanlah tiga bentuk model akad tersebut. Rumitnya penerapan kontrak (akad) pada transaksi modern memerlukan terobosan dari otoritas fatwa untuk menyesuaikan akad-akad tersebut (takyîf) dengan transaksi modern, salah satunya dengan mengkombinasi akad-akad tunggal.
ECONOMICS ETHICS IN THE FATWA OF ISLAMIC ECONOMICS Maksum, Muhammad
Al-Ulum Vol 15, No 1 (2015): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The fatwa by the National Sharia Board (Dewan Syariah Nasional/DSN) of Indonesian Ulema Council (Majlis Ulama Indonesia/MUI) and The Sharia Advisory Council of Central Bank of Malaysia/Bank Negara Malaysia (BNM) on Islamic economics is dominated by its ethical aspects. The prohibition of riba (interest), for instance, is an Islamic ethic which is mostly set in both institutions. In this case, the Legal consideration contains more ethics than fatwa verdicts. The ethics in the legal consideration is commonly based on the basic ethical principles of The Noble Quran, the hadith and the Islamic jurisprudence. In the meantime, the ethics for the object of contract in DSN is mentioned more in the fatwa verdict than in their legal consideration while the ethics for contract performer is equally found in both areas. This thesis is discovered by reading the DSNs fatwa from 2000 t0 2010 and the MPAs fatwa from 1997 to 2010. Once identified, the ethics in both institutions is classified into a particular category. As the result, this research generates a great implication on the dominant aspect of Islamic ethics in its legal formal.-----Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Majelis Penasihat Syariah (MPS) Bank Negara Malaysia (BNM) tentang ekonomi syariah didominasi aspek etika Syariah. Larangan riba merupakan etika syariah yang paling banyak ditetapkan dalam dua fatwa tersebut. Bagian konsideran hukum lebih banyak memuat etika ketimbang bagian putusan fatwa. Etika dalam konsideran hukum umumnya menyangkut prinsip-prinsip dasar etika yang bersumber dari Alquran, hadis, dan kaidah fikih. Etika untuk objek akad dalam fatwa DSN lebih banyak disebutkan pada putusan fatwa dari pada konsideran hukumnya. Etika untuk pelaku akad dalam fatwa MPS ditemukan hampir seimbang dalam konsideran dan putusannya. Tesis tersebut ditemukan melalui pembacaan terhadap fatwa DSN tahun 2000-2010 dan fatwa MPS tahun 1997-2010. Setelah diidentifikasi, etika-etika yang terdapat dalam fatwa DSN dan MPS dikelompokkan dalam kategori tertentu. Penelitian ini berimplikasi pada kuatnya aspek etika syariah yang dominan pada sisi legal formalnya.
Manajemen Investasi Wakaf Uang Maksum, Muhammad
Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 1, No 1 (2010): MUQTASID: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/muqtasid.v1i1.139-158

Abstract

The expansion of cash waqf is constrained of the legal status still be debatable and the investment of waqf limited only on Islamic banking. MUI fatwas can be used as the basis of money in addition to the validity of the practice of cash waqf in the early Islamic period. Waqf investment money needs to be developed not only through Islamic banking as currently practiced. Cash waqf can be invested directly to the real sector, especially to finance small and medium enterprises. Islamic instruments such as Islamic bonds, stocks, mutual funds, and Islamic financial institutions such as cooperatives sharia, Islamic insurance, Islamic financing, Islamic leasing can be used as a means of investing waqf. Importantly, any type of investment must be secured to keep the cash waqf guaranteed.   Keywords: cash waqf, investment, sharia principle
Penerapan Hukum Secara Gradual Melalui Konsep Makkiyah dan Madaniyyah Muhammad Maksum
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 14, No 1 (2018): Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan Islam
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.56 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v14i1.95

Abstract

The concept of the Makkiyyah and Madaniyyah is not sufficiently understood as the classification of verses based on time, place, or substance of the verse revealed. The concept of Makkiyah and Madaniyyah also contains the graduation of society development and the determination of law. Society development starts from an uncivilized society towards civilized society (Medina). The graduation of law starts from the conception of a general arrangement towards a more detailed and specific arrangement along with the progress of human growth. The conception of the Makkiyyah and Madaniyyah is thus a legal and social conception, in the sense of showing the existence of graduation. Keywords: Makkiyyah, Madaniyyah, Preaching, Gradually Konsep Makkiyyah dan Madaniyyah tidak cukup dipahami sebagai klasifikasi ayat berdasarkan waktu, tempat, ataupun substansi dari ayat yang diturunkan. Konsep Makkiyah dan Madaniyyah mengandung pula graduasi pembangunan masyarakat dan penetapan hukum. Pembangunan masyarakat berawal dari masyarakat yang tidak beradab menuju masyarakat beradab (madinah). Graduasi hukum berawal dari konsepsi pengaturan umum menuju pengaturan yang lebih detil dan spesifik seiring dengan majunya pertumbuhan manusia. Konsepsi Makkiyyah dan Madaniyyah dengan demikian merupakan konsepsi hukum dan sosial, dalam arti menunjukkan adanya graduasi. Kata Kunci: Makkiyyah, Madaniyyah, Dakwah, Gradual
The Relationship Model of Sharia and Financial Authorities Muhammad Maksum
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.16235

Abstract

Political economy and religious policies affect the relationship between sharia and financial authorities. Countries that make Islam as the official religion put Sharia authorities within the scope of the state. Malaysia is one of the countries that put Sharia authorities in the structure of state authority, although it is subject to independency. In the meantime, Indonesia combines the two models of relationship: 1) granting broader independence to sharia authority (the Indonesian Ulema Council) and 2) forming sharia board to deal with sharia finance, among others. The comparison of Indonesian, Malaysian, and the Middle Eastern countries’ system shows that the independence and the effectiveness of sharia economic fatwa application are found to attract each other. This, in turn, influences the supervision of Islamic financial institutions.  AbstrakPolitik ekonomi dan kebijakan agama memengaruhi hubungan antara otoritas syariah dan otoritas keuangan. Negara yang menjadikan Islam sebagai agama resmi menempatkan otoritas syariah dalam ruang lingkup negara. Malaysia adalah salah satu negara yang menempatkan otoritas Syariah dalam struktur otoritas negara, meskipun tetap independen. Sementara itu, Indonesia menggabungkan dua model hubungan: 1) memberikan independensi yang lebih luas kepada otoritas syariah (Majelis Ulama Indonesia) dan 2) membentuk dewan syariah untuk menangani hal yang berkaitan dengan keuangan syariah. Perbandingan sistem Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Timur Tengah menunjukkan bahwa independensi dan efektivitas penerapan fatwa ekonomi syariah terbukti saling berhubungan satu sama lain. Ini, pada gilirannya, memengaruhi pengawasan lembaga keuangan Islam.
PERTUMBUHAN ASURANSI SYARIAH DI DUNIA DAN INDONESIA Muhammad Maksum
Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah Vol 3, No 1: Januari 2011
Publisher : Faculty of Shariah and Law, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.499 KB) | DOI: 10.15408/aiq.v3i1.2495

Abstract

The movement of Islamic insurance growth as one of an Islamic finance instruments is not as fast as the growth of Islamic  banking. Nevertheless, it shows a significance growth wether in the world or Indonesia. In the debate over the legal status of insurance, the insurance based on mutual help and free of ribâ can be an alternative for those who want a lawful economic  transactions. The increasing public appreaciation of the Islamiceconomic system allows the growth of Islamic insurance in the future rapidlyDOI: 10.15408/aiq.v3i1.2495
In Vitro Sensitivity of Phytophthora infestans (Mont.) de Bary Isolated from Cikajang, Garut, to Several Fungicides Widiantini, Fitri; Maksum, Muhammad; Dono, Danar
Agrikultura Vol 33, No 2 (2022): Agustus, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i2.40357

Abstract

Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh oomycete Phytphthora infestans merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kentang. Metode pengendalian utama yang digunakan oleh petani adalah dengan menggunakan fungisida sintetis. Akan tetapi, penggunaan fungisida secara terus menerus dapat menyebabkan timbulnya populasi patogen yang resisten sehingga dapat menurunkan keefektifan fungisida tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi sensitivitas P. infestans yang diisolasi dari pertanaman kentang di Desa Cikajang, Kabupaten Garut terhadap beberapa fungisida berbahan aktif metalaksil, mankozeb, dimetomorf, klorotalonil dan oksatiapiprolin. Eksperimen dilaksanakan dengan menggunakan metode makanan beracun dan detached-leaf assay. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa P. infestans sensitif terhadap metalaksil dan mankozeb pada konsentrasi 2000 ppm dengan penghambatan pertumbuhan koloni masingmasing mencapai 93,3%. Lebih lanjut, berdasarkan hasil detached leaf assay, penghambatan terbentuknya lesi mencapai 100% pada perlakuan fungisida berbahan aktif metalaksil. Sementara penghambatan sebesar 70% diperoleh pada perlakuan fungisida berbahan aktif mankozeb. Sensitivitas P. infestans dikategorikan sebagai sedang terhadap fungisida berbahan aktif dimetomorf pada konsentrasi 1000 ppm dan klorotalonil pada konsentrasi 2000 ppm dengan penghambatan koloni masing-masing sebesar 65,5% dan 75,8% serta penghambatan pembentukan lesi 54,7% dan 59,1%. Eksperimen ini juga menemukan adanya indikasi penurunan sensitivitas P. infestans terhadap oksatiapiprolin yang ditunjukkan dengan rendahnya penghambatan pertumbuhan yang hanya sebesar 8,5% dengan penghambatan pembentukan lesi sebesar 48,8% ketika dibandingkan dengan keempat jenis fungisida lainnya.
Model-model Kontrak dalam Perbankan Syariah Maksum, Muhammad
al-'adalah Vol 11, No 1 (2014): Al-'Adalah
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/adalah.v12i1.174

Abstract

Model akad yang digunakan dalam produk keuangan syariah dapat dipetakan dalam tiga bentuk, yaitu akad tunggal (basîth), akad berganda (‘uqûd mujtami’ah), dan akad berbilang (‘uqûd muta’addidah). Akad berganda dan akad berbilang merupakan bentuk pengembangan dari akad tunggal karena akad tunggal tidak mampu mewadahi transaksi modern yang kompleks. Ada perbedaan konsep, prosedur, dan pihak-pihak yang terlibat antara akad-akad yang dikembangkan dalam fikih dengan transaksi modern. Model akad tersebut disimpulkan dari fatwa-fatwa yang dikeluarkan DSN yang menjadi pedoman bagi lembaga keuangan syariah. Fatwa-fatwa DSN dipilah dalam kategori-kategori akad yang membangunnya dan ditemukanlah tiga bentuk model akad tersebut. Rumitnya penerapan kontrak (akad) pada transaksi modern memerlukan terobosan dari otoritas fatwa untuk menyesuaikan akad-akad tersebut (takyîf) dengan transaksi modern, salah satunya dengan mengkombinasi akad-akad tunggal.