Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Five-Tier Geometrical Optics Test Feasibility to Identify Misconception and the Causes in High School Students Farah Salmadhia; Heni Rusnayati; Winny Liliawati
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bipf.v9i2.8874

Abstract

This research aimed to test the feasibility of a geometrical optics instrument to identify the misconception and its causes. The instruments used in this research were question validation sheet and five-tier geometrical optics test (FIGOT) with 14 items of questions and consisted of 48 concepts tested. FIGOT obtained from the existing four-tier test research before which was then modified by adding one more tier about the causes of misconception. FIGOT validated by six experts, in which one the aspect assessed was the suitability of the items with alternative conceptions.  The analysis of construct validity tested using CVR (almost all items have a CVRAverage value of ≥ 0.67) and the reliability was using Cronbach’s Alpha (r ≥ 0.62 for each or both tier). The identification results processed using CDQ (Confidence Discrimination Quotient). The study was conducted in two public high schools located in Bandung and two public high schools located in Jakarta with 109 students (34 males and 75 females). The result showed that most senior high school students still experienced misconceptions related to the topic of geometrical optics, 17 misconceptions from 48 concepts about geometrical optics. The biggest percentage was 81% and CPM (Confidence of Percentage Misconception) was 4,75 about plane mirror. The most dominant causes of misconception in the material of geometrical optics were due to teachers, school books, and internet. The results of the FIGOT feasibility test showed that the items of questions were possible to use to identify misconceptions and the causes of misconceptions on optical geometry. 
DESAIN DIDAKTIS PADA MATERI USAHA BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS Alfia Fitrianti; Parsaoran Siahaan; David Edison Tarigan; Heni Rusnayati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 8 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.039 KB) | DOI: 10.21009/03.SNF2019.01.PE.20

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya hambatan belajar yang dialami siswa kelas X pada materi usaha. Dari hasil studi pendahuluan didapatkan: 91,3% siswa tidak mampu menentukan besar usaha oleh gaya yang membentuk sudut, 100 % siswa tidak dapat mengaplikasikan persamaan matematis usaha pada bidang miring. Salah satu upaya untuk mengatasi hambatan belajar yang dialami siswa yaitu dengan menyusun suatu rancangan pembelajaran berdasarkan hambatan belajar siswa sebagai prediksi respon baik pada saat pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran yang kemudian disebut dengan Penelitian Desain Didaktis atau Didactical Design Research (DDR). Dalam merancang desain dilakukan analisis hambatan epistimologis dan ontologis, hambatan epistomolgis digunakan tes kemampuan responden, sedangkan ontologis dianalisis melalui angket kesiapan belajar. Desain yang telah dirancang dan diimplementasikan di kelas X dalam pembelajaran yang menghasilkan: 20 % siswa tidak mampu menentukan besar usaha oleh gaya yang membentuk sudut,17 % siswa tidak dapat mengaplikasikan persamaan matematis usaha pada bidang miring. Hal ini menunjukan terjadi penurunan hambatan belajar, dengan kata lain desain didaktis yang dikembangkan pada penilitian ini mampu meminimalisir hambatan belajar. This research is backed by the high learning barriers experienced by grade X students on business materials. From preliminary study results obtained: 91.3% of students are not able to determine the large efforts by the style that makes up the corner, 100% of students cannot apply mathematical equations of business to the slope. One of the challenges to overcome the learning barriers experienced by students is to arrange learning designs for learning participants in response to learning and after the learning process which is then called the Didactic Design Research (DDR). In designing design carried out analysis of epistimological and ontological barriers, the resistance of Epistomolgis used test of respondents ability, while ontologically analyzed through the questionnaire of learning readiness. Design that has been designed and implemented in class X in learning that generates: 20% of students are not able to determine the effort of the style of the force forming an angle of 17, 10% of students are not able to apply mathematical equations of business on slope. This indicates a decline in learning barriers, in other words the didactical design developed in the study was able to minimize learning barriers.
PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA Melli Melli; Heni Rusnayati; Hera Novia
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) Vol 5, No 2 (2020): WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika) 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.169 KB) | DOI: 10.17509/wapfi.v5i2.6969

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan penguasaan konsep fisika siswa yang ditandai dengan perolehan nilai rata-rata 48, dimana nilai tersebut masih di bawah nilai KKM yaitu 70. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan kemampuan penguasaan konsep fisika siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran cooperative learning tipe think pair share terhadap kemampuan penguasaan konsep fisika siswa. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA yang berada di Kota Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah siswa dalam satu kelas X MIA D. Metode Penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimental Designs dengan rancangan One-Group Pretes-Posttest Designs. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes kemampuan penguasaan konsep fisika yang berupa soal pretes dan postes dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan penguasaan konsep fisika siswa meningkat setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share dengan perolehan nilai rata-rata 73,30 yang juga terlihat dari nilai effect size sebesar 0,52 yang termasuk dalam kategori sedang. Simpulan dari penelitian ini model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share berpengaruh terhadap kemampuan penguasaan konsep fisika siswa.  Kata Kunci:  Pembelajaran Cooperative Learning; Think Pair Share; Kemampuan Penguasaan Konsep Fisika