Ria Apriani
Syiah Kuala University

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Jumlah Cemaran Mikroba dan Nilai Organoleptik Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Ria Apriani; Teuku Reza Ferasyi; Razali Razali
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 3 (2017): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.762 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i3.4223

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui jumlah cemaran mikroba dan nilai organoleptik ikan tongkol (Euthynnus affinis). Penelitian dimulai dengan pengambilan sampel ikan tongkol secara acak di Pasar Peunayong dan TPI Lampulo Kota Banda Aceh. Pengambilan ikan tongkol dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pada waktu pagi hari (pukul 07.00-09.00 WIB) dan waktu sore hari (pukul 16.00-18.00 WIB). Ikan kemudian disimpan dalam wadah steril dan selanjutnya dibawa ke Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Sampel ikan tongkol dianalisis nilai organoleptiknya yakni kenampakan (terdiri dari mata, insang dan lendir), bau, sayatan daging dan tekstur secara kualitatif oleh 14 orang responden. Selanjutnya sampel-sampel tersebut juga diperiksa jumlah cemaran mikroba menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian ditemukan bahwa jumlah cemaran mikroba pagi hari (1,2 x 10⁴) lebih rendah dibandingkan dengan jumlah cemaran mikroba sore hari (3,9 x 10⁴). Rata-rata nilai organoleptik ikan tongkol pada pengambilan pagi dan sore hari adalah kriteria ikan segar. Disimpulkan bahwa jumlah cemaran pada ikan tongkol yang dijual pagi dan sore hari di bawah standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Jumlah cemaran mikroba pada ikan tongkol yang dijual pagi hari lebih rendah (1,2x10⁴ CFU/gr) dibanding sore hari (3,9x10⁴ CFU/gr) dengan kriteria ikan dalam kondisi segar dengan rata-rata nilai organoleptik 7.ABSTRACTThis research aims to investigate of microbial contamination numbers and organoleptic value of tuna fish (Euthynnus affinis). The research started was conducted by obtaining random sample of tuna fish in Peunayong Market and TPI Lampulo, Banda Aceh. The tuna fish was obtained twice a day, in the morning (07.00-09.00 a.m.) and in the afternoon (16.00-18.00 p.m.). The obtained fish then stored in a sterile container and later was carried to Veterinary Public Health Laboratory (Kesmavet) of Veterinary Faculty, Syiah Kuala University. The tuna fish sample was analysed qualitatively for its organoleptic values of appearance (consisted of eyes, the gills and mucus), odours, cuts and texture by 14 respondents. Furthermore, those samples were also examined for its microbial contamination level by using Total Plate Count (TPC) method. This research found that the number of microbial contamination from the fish that took in the morning (1,2 x 10⁴) are less than the fish that took in the afternoon (3,9 x 10⁴). The average organoleptics value of the tuna fish that took in the morning and afternoon categorized in fresh criteria. It was concluded that the contamination numbers of tuna fish that sold in the morning and in the afternoon are under Indonesia National Standard (SNI). Microbial Contamination numbers of tuna fish that sold in the morning was less then the tuna fish that sold in the afternoon and categorized in fresh criteria with an average organoleptic value of 7.