Dewasa ini, mulai banyaknya industri tahu bermunculan khususnya di dearah Banda Aceh. Sebagian besar penggunaan bahan baku pembuatan kedelai menggunakan jenis kedelai impor.Penggunaan kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tahu, karena tingginya harga kacang kedelai lokal. Namun sayangnya harga kedelai impor tidak stabil dan cenderung mahal dipasaran. Pada bulan April tahun 2019, harga kedelai impor mencapai 7.200/Kg padahal sebelumnya harga kedelai impor dapat diperoleh dengan harga 6.800/Kg.. Salah satu industri tahu yang ada di kota Banda Aceh adalah industri tahu Mandiri, industri tahu Mandiri ini menilai harga kedelai impor yang masih tidak stabil di pasaran, mempengaruhi pendapatan, mengingat industri tahu ini masih berskala tradisional, dengan modal sedikit dan pasar yang belum terlalu luas. Selain itu, produk tahu yang tinggi akan kandungan air membuat tahu mudah terserang mikroba. Pemilihan saluran pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu industri tahu agar produk sampai ke tangga konsumen dengan kualitas yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan dan efisiensi pemasaran industri tahu Mandiri. Metode penelitian ini adalah metode studi kasus dengan penentuan lokasi secara sengaja (Puposive) Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan industri tahu Mandiri adalah sebesar Rp. 26.886.000/Bulan. Berdasarkan hasil analisis kelayakan menunjukan nilai B/C Ratio sebesar 0,31, R/C Ratio 1,31 dan nilai BEP produksi sebesar 2.471 papan dan nilai BEP Harga 26.000/Papan. Saluran pemasaran industri tahu Mandiri terdiri dari dua jenis saluran pemasaran yaitu Saluran Pemasaran I dan saluran pemasaran II, dengan nilai efisiensi sebesar 0 % dan 4,61%, yang artinya dua jenis saluran pemasaran industri tahu Mandiri yang sudah terbentuk termasuk dalam katagori sudah efisien.