This Author published in this journals
All Journal Publika
DIAZ ASTIZA
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IMPLEMENTASI KLINIK LAYANAN KONSULTASI PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA DAN DANA DESA (KLINIK LAKON PENGGODA) DI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN MOJOKERTO (STUDI PADA DESA KENANTEN) DIAZ ASTIZA; INDAH PRABAWATI
Publika Vol 8 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n3.p%p

Abstract

Klinik Layanan Konsultasi Penggunaan Alokasi Dana Desa dan Dana Desa (Klinik Lakon Penggoda) dibentuk oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mojokerto berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Mojokerto Nomor 118/110/416-112/2017 tentang Pembentukan Klinik Layanan Konsultasi Penggunaan Alokasi Dana Desa dan Dana Desa (Klinik Lakon Penggoda). Program ini dibentuk tahun 2017 dengan tujuan melayani konsultasi penggunaan ADD dan DD oleh 299 kepala desa dan perangkat desa di Kabupaten Mojokerto dengan harapan dapat mendorong peningkatan kapasitas kepala desa dan perangkat desa untuk membangun kapasitas desa yang berkelanjutan dan mewujudkan kemandirian desa dalam pengelolaan tata kelola pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan. Fokus penelitian yaitu implementasi Klinik Lakon Penggoda, menggunakan teori George Edward III dengan 4 indikator yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian yaitu Kepala dan Staf Pelaksana Klinik Lakon Penggoda, Kepala Desa Kenantem, Perangkat Desa Kenanten dan Pendamping Desa Kenanten. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sudah cukup baik dalam pelaksanaannya. Komunikasi yang dilakukan sudah baik dengan dilakukannya sosialisasi program melalui kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis. Komunikasi dilakukan secara langsung dan melalui media sosial. Sumberdaya pelaksana program berjumlah tiga konsultan. Namun terjadi ketimpangan antara jumlah kepala desa dan perangkat desa dengan jumlah pelaksana program. Untuk meningkatkan kualitas pelaksana program dilakukan kegiatan pelatihan secara rutin. Kesimpulannya adalah program berjalan dengan baik, namun terkendala dengan belum tercukupinya sumberdaya pelaksana program yang menghambat pelayanan konsultasi.