Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ANAK USIA DINI DI RAUDATUL ATHFAL DARUL TAQWA KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalena, Mardalena
Ruhama : Islamic Education Journal Vol 1, No 1 (2018): Volume 1 No 1 Mei 2018
Publisher : Ruhama : Islamic Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perlunya pembentukan karakter anak, apabila pembentukan karakternya terlanjur salah, maka akan berdampak terhadap karakternya di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sumber datanya adalah guru, orangtua, kepala sekolah dan wakil kesiswaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan pendidikan karakter terhadap anak usia dini di Raudatul Athfal Darul Taqwa adalah berupa penyusunan materi yang terdiri dari materi akidah, ibadah dan karakter, penggunaan metode pendidikan karakter seperti belajar sambil bermain seperti dongeng, nyanyian dan semboyan, memberi contoh teladan berkarakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter terhadap anak usia dini adalah menceritakan perilaku anak nakal dan akibatnya, memberikan contoh bersikap dan bertindak secara individual. Kendala guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter terhadap anak usia dini ialah rendahnya pendidikan orangtua dan kurangnya kepedulian orangtua terhadap pembinaan karakter anak,  lingkungan pergaulan anak. Upaya guru mengatasi kendala pelaksanaan pendidikan karakter adalah bekerjasama dengan orangtua dalam membinanya sehingga orangtua lebih peka terhadap karakter anak dan mengawasinya.Kata Kunci: Pelaksanaan, pendidikan karakter, anak usia dini
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN SEKOLAH EFEKTIF Mardalena, Mardalena
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2019: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 12 JANUARI 2019
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.582 KB)

Abstract

Effective schools show compatibility between the results achieved and those expected. In effective schools, all students not only students who have a high ability to learn, can develop themselves, but also students who have ordinary intellectual abilities can develop themselves as far as possible, especially when compared to the initial conditions when they just entered school. The principal is one of the important key factors in creating an effective school. Criteria that must be possessed by an effective principal: a) have a strong vision of the future of the school; b) have high expectations; c) ensure the learning runs effectively; d) efficient use of time and minimizing work stress and negative work conflicts; e) utilize and optimize various learning resources; f) utilizing information to direct learning planning; g) carry out continuous evaluation and improvement.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI BPM HUSNIATI PALEMBANG TAHUN 2017 Mardalena, Mardalena
Masker Medika Vol 6 No 1 (2018): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia pada kehamilan dapat dicegah dengan pemberian tablet tambah darah/tablet Fe. Depkes RI (2000) menetapkan bahwa pemberian tablet tambah darah diberikan minimal 90 tablet selama kehamilan dengan minimal 1 tablet sehari sesudah makan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik, dengan pendekatan Cross sectional yang dilakukan di BPM Husniati Palembang pada bulan Mei 2017 dengan jumlah sample sebanyak 30 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data secara Analisis Univariat dan Bivariat menggunakan Uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23,3% responden patuh mengkonsumsi tablet Fe dan 76,7% responden tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Dari hasil Uji Chi-Square menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah Pengetahuan (p = 0,001), Pendidikan ( p = 0,010), Dukungan Keluarga (p = 0,003) dan Paritas (p = 0,010). Berdasarkan penelitian ini disarankan agar ibu hamil lebih patuh dalam mengkonsumsi tablet fe serta diharapkan bagi pihak yang terkait agar lebih memberikan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi tablet Fe dan diperlukan pula strategi program pengawasan minum tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil.
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS KERTAPATI PALEMBANG TAHUN 2014 Mardalena, Mardalena
Masker Medika Vol 4 No 2 (2016): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih 4 kali pada bayi dengan konsistensi fases encer, dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.Adapun faktor penyebab diare seperti faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor makanan, dan faktor lingkungan.Angka kejadian diare di Indonesia yaitu terdapat sebanyak (49.5%). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, Populasinya adalah semua bayi yang berobat di Puskesmas Kertapati Palembang Tahun 2014. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini diambil dengan metode accidental sampling yang dilakukan dengan cara pengambilan data primer di peroleh sebanyak 31 responden yang di jadikan sampel yang di ambil melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh responden yang bayinya mengalami diare (77,4%), dan yang memiliki pendidikan rendah sebanyak (67,7%), sedangkan responden yang memberikan susu formula sebanyak (71,0%).Hasil analisis bivariat didapatkan pendidikan ibu rendah sebanyak (95,2%) yang mengalami kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan.Dari hasil uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan. Sedangkan yang melakukan pemberian susu formula sebanyak (95,5%) yang mengalami kejadian diare pada bayi usia 0-12bulan. Dari hasil uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan. Saran kepada petugas kesehatan Diharapkan untuk selalu memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada seluruh masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan yaitu tentang pendidikan ibu yang rendah berisiko terkena diare pada bayi usia 0-12 bulan dan pemberian susu formula status yang berisiko tinggi terkena kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan yaitu yang memberikan susu formula
PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERAWATAN KEPUTIHAN SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN KESEHATAN DI SMAN 1 RAMBUTAN TAHUN 2016 Mardalena, Mardalena; Apriani, Selvy
Masker Medika Vol 5 No 1 (2017): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keputihan merupakan suatu kondisi dimana cairan yang berlebihan keluar dari vagina. Keputihan sering dianggap hal yang normal terjadi pada wanita, yang terjadi menjelang, pada saat, dan sesudah menstruasi. Keputihan sering juga dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita apalagi remaja sehingga kurangnya pengetahuan tentang keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan rancangan penelitiannya adalah one-group pratest-posttest design. Jumlah populasi 169 siswi dan didapat sampel penelitian 119 siswi di SMA N 1 Rambutan Tahun 2016 dengan menggunakan teknik Random Sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Analisa data yang digunakan adalah analisa bivariat Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata skor responden mengenai pengetahuan tentang cara perawatan keputihan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan yaitu 5,21 dan rata-rata skor responden mengenai pengetahuan tentang cara perawatan keputihan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu 8,40 Hasil Uji Wilxocon dengan batas nilai kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p = 0,000, karena nilai p value ≤ α dapat diartikan terdapat perbedaan pengetahuan tentang cara perawatan keputihan pada remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pengaruh pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak penentu kebijakan dan instansi terkait untuk melakukan penyuluhan serta meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SMP NEGERI 31 PALEMBANG TAHUN 2018 Mardalena, Mardalena
Masker Medika Vol 6 No 2 (2018): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Menarche merupakan salah satu tanda bahwa remaja putri telah memasuki masa remaja sebagai proses yang normal, namun terkadang anak yang belum siap menghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut, mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan mengancam, keadaan ini dapat berlanjut ke arah yang lebih negatif dan menimbulkan ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi menarche. Kesiapan dalam menghadapi menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan dan peran ibu. Tujuan Penelitian : mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuandan peran ibu dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 31 Palembang. Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling adalah total sampling pada siswi kelas VII yang belum menarche di SMP Negeri 31 Palembang yang berjumlah 43 orang. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche (p value = 0,000), dan tidak ada hubungan antara peran ibu terhadap kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche (p value=0,055). Simpulan : ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche dan tidak ada hubungan antara peran ibu dengan kesiapan remaja putri dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 31 Palembang. Background : Menarche is one of the signs that an adolescent girl has entered adolescence as a normal process, but sometimes children who are not ready to face menarche will appear desire to reject the physiological process, they will consider the menstruation as something cruel and threatening, this situation will continue to a negative direction and lead to the unpreparedness of adolescent girls to face menarche. Readiness to face menarche is influenced by several factors such as knowledge and mother’s role. Research Objective : to know whether there is a correlation between knowledge and mother's role to the readiness of girls to face menarche in SMP Negeri 31 Palembang. Research Method: This research use correlational design with cross sectional approach. The sampling technique is the total sampling of the student grade VII who has not menarche in SMP Negeri 31 Palembang which are 43 people. Results: The results showed that there are correlation between knowledge with the readiness of adolescent girls to face menarche (p value = 0,000), and there is no correlation between maternal role in girls' preparedness to face menarche (p value = 0,055). Conclusion: there is a correlation between knowledge to girls' readiness to face menarche and there is no correlation between mother role to girls readiness to face menarche in SMP Negeri 31 Palembang.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENGENAI KANKER LEHER RAHIM DENGAN DETEKSI DINI KE PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLAJU RT 42 KELURAHAN PLAJU ILIR PALEMBANG TAHUN 2019 Mardalena, Mardalena
Masker Medika Vol 7 No 2 (2019): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Kanker leher rahim dapat dicegah melalui upaya deteksi dini melalui pemeriksaan sitologi secara berkala bagi perempuan usia produktif terutama perempuan yang aktif secara seksual. Walaupun pemeriksaan Pap smear dapat mendeteksi secara dini kanker leher rahim, namun masih banyak perempuan yang enggan untuk melakukan deteksi dini. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu mengenai kanker leher rahim dengan deteksi dini ke pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Plaju RT 42 Kelurahan Plaju Ilir Palembang tahun 2019. Meotde Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampelnya yaitu 30 ibu ibu yang sudah menikah. Hasil : penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kanker leher rahim kurang (30%), Sikap terhadap kanker leher rahim positif (60%) Sedangkan perempuan yang tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim (33,3%). Hasil analisis ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker leher rahim dengan deteksi dini ke pelayanan kesehatan diperoleh nilai signifikansi p=0,001 < p=0,05 dan tidak ada hubungan antara sikap ibu tentang kanker leher rahim dengan deteksi dini ke pelayanan kesehatan dengan nilai signifikansi p=0,429 > p=0,05. Background: Cervical cancer can be prevented through the efforts of early detection through regular cytologic examinations for women of childbearing age, especially women who are sexually active. Although the Pap smear can detect cervical cancer early, but still many women who are reluctant to do early detection.. Objective: This study aims to determine the relationship between maternal knowledge and attitudes about cervical cancer by early detection into health services in Puskesmas Plaju RT 42 Kelurahan Plaju Ilir Palembang in 2019. Research Methods: This research is survey method with cross sectional analytic. Sample of 30 married woman. The results showed that knowledge of less cervical cancer (30%), Attitudes toward positive cervical cancer (60%) while women who do not the early detection of cervical cancer (33%). Results : of analysis is the relationship between maternal knowledge about cervical cancer by early detection to healthcare acquired significance value p = 0.001 <p = 0.05 and there was no relationship between maternal attitudes about cervical cancer by early detection to healthcare with significance p value = 0.429> p = 0.05.
Membangun Perilaku Anti Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)- Human Immunodeficiency Virus (HIV) Pada Kelompok Remaja Mardalena, Mardalena; Apriani, Selvy
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 8, No 1 (2020): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bdr.8175

Abstract

Adolescent is the category of relatively young group with energetic, responsive, and highly curious characteristics. Effective adolescent guidance can guarantee better future of national generation. “Where there is a healthy body, there is a healthy mind” is the proverb that suits adolescent best, including those in Banyuasin. However, healthy physical and mind development should be in line with the control of high curiosity in several aspects. Uncontrolled curiosity may lead to inappropriate life choices among adolescent. Adolescent tends to be curious about new things, especially those related to pseudo satisfactions. Such behavior may lead adolescent to one infectious disease called Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). This disease is caused by a virus called Human Immunodeficiency Virus (HIV). This disease may drastically decrease human’s immune system, which eventually leads to death. This is the condition that adolescent must avoid and stay away from. Therefore, the development of understanding and awareness against AIDS through socialization and education among adolescent is necessary since there are potential risks that threaten the future of national generation. Anti-AIDS adolescent development program has been implemented through socialization and education on High School students. Implemented development has improved the adolescent’s understanding and awareness, especially among High School students in Banyuasin. This development program has become the pioneer of the anti-AIDS-HIV adolescent behavior development.
Membangun Perilaku Anti Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)- Human Immunodeficiency Virus (HIV) Pada Kelompok Remaja Mardalena, Mardalena; Apriani, Selvy
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 8, No 1 (2020): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bdr.8175

Abstract

Adolescent is the category of relatively young group with energetic, responsive, and highly curious characteristics. Effective adolescent guidance can guarantee better future of national generation. “Where there is a healthy body, there is a healthy mind” is the proverb that suits adolescent best, including those in Banyuasin. However, healthy physical and mind development should be in line with the control of high curiosity in several aspects. Uncontrolled curiosity may lead to inappropriate life choices among adolescent. Adolescent tends to be curious about new things, especially those related to pseudo satisfactions. Such behavior may lead adolescent to one infectious disease called Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). This disease is caused by a virus called Human Immunodeficiency Virus (HIV). This disease may drastically decrease human’s immune system, which eventually leads to death. This is the condition that adolescent must avoid and stay away from. Therefore, the development of understanding and awareness against AIDS through socialization and education among adolescent is necessary since there are potential risks that threaten the future of national generation. Anti-AIDS adolescent development program has been implemented through socialization and education on High School students. Implemented development has improved the adolescent’s understanding and awareness, especially among High School students in Banyuasin. This development program has become the pioneer of the anti-AIDS-HIV adolescent behavior development.
METAL OF IRON (Fe) AND MANGAN (Mn) FROM WASTE WATER COAL MINING WITH FITOREMEDIATION TECHNIQUES WITH USING FLOATING FERN (Salvinia natans), WATER LETTUCE (Pistia stratiotes) AND WATER-HYACINTH (Eichornia crassipes) Mardalena, Mardalena; Faizal, Muhammad; Napoleon, A
BIOVALENTIA: Biological Research Journal Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.116 KB) | DOI: 10.24233/BIOV.4.1.2018.107

Abstract

Coal mining activities can cause problems from for environment, especially the mining with surface mining method producing acid mine water. To solve these problems, we need to restore the output water conditionbefore it flows into the public waters so it can meet the environmental quality standard in accordance with the prevailing laws and regulations. In this research, coal mining waste management was done by phytoremediation technique. This technique is the use water plants to give wastewater treatment. Water plants was used in this study was Kiambang (Salvinianatans), Apu wood plant (Pistiastratatiotes), and water hyacinth (Eichhorniacrassipers). This research observed the effect of time on the absorption of iron (Fe) and manganese (Mn) and the species of plant was used as phytoremediation agent. The results of the study discovered that the highest metal absorption in plants (phytoremediation agents) for 30 days for Mangan (Mn) parameter was water hyacinth (Eichhorniacrassipers) and the most absorption agent for iron was Kiambang (Salvinianatans) while based on measurement of metal content in the wastewater of mining, water hyacinth (Eichhorniacrassipers) was the most effective agent to absorb the iron (Fe) and Kiambang (Salvinianatans) absorbed Mangan (Mn) the most.