Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI MTS AL WASHLIYAH TALUN KABUPATEN CIREBON khila liatusyiam; nuryana nuryana; nasehudin nasehudin
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 5, No 2 (2016): Inovasi Pembelajaran IPS
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.99 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v5i2.1170

Abstract

Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan observasi awal penelitian di  MTs Al Washliyah Talun Cirebon, guru mata pelajaran IPS, tidak sesuai dengan bidang keahlianya, cenderung monoton dalam proses pembelajaran siswa hanya ditugaskan menulis di buku dan menghafal apa yang sudah dicatat. Sehingga banyak siswa kurang fokus, merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang kurang di bawah KKM yang di terapkan di MTs Al Washliyah Talun Cirebon yaitu 70. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana implementasi model pembelajaran circuit learning, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam implementasi model pembelajaran circuit learning dan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam implementasi model pembelajaran circuit learning pada pembelajaran IPS di kelas VII A MTs Al Washliyah Talun-Cirebon. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan dalam penggumpulan data dilaksanakan dengan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan melaksanakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada tiap siklusnya. Pada pelaksanaan tindakan yang dilakukan secara tiga siklus, terjadi peningkatan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan bahwa 9 siswa (25%) dari 36 dinyatakan telah tuntas. Pada pelaksanaan siklus II, diperoleh 17 siswa  (57%) dinyatakan telah tuntas. Dan pada siklus III, di peroleh 34 siswa (94%) dinyatakan tuntas. Sedangkan rata-rata kelas siklus I sebesar 67.11, siklus II sebesar 73.61, dan siklus III sebesar 81,25 dari setiap siklus mengalami peningkatan. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I memperoleh 56% , siklus II sebesar 72% dan siklus III sebesar 94%. Pada hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh 58%, siklus II 76%, siklus III 96%.  Kata Kunci: Implementasi, Model Circuit Learning, Hasil Belajar, IPS 
MENGEMBANGKAN KECERDASAN SOSIAL DALAM PROSES PENDIDIKAN Nasehudin Nasehudin
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.512 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v4i2.656

Abstract

Abstrak Kecerdasan sosial terdiri dari aspek social sensitivity, social insight, dan social communication. Keterampilan-keterampilan sosial ini merupakan keterampilan elementer yang harus dimiliki siswa. Kecerdasan sosial mencakup sikap empati, prososial, kesadaran diri, pemahaman situasi sosial dan etika sosial, keterampilan pemecahan masalah, komunikasi efektif, mendengarkan efektif serta mampu memimpin kelompok. Keterampilan ini dapat diajarkan kepada anak-anak. Orang-orang yang dikuasai dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri, mereka menderita kekurangmampuan dalam pengendalian moral. Kecerdasan sosial tidak semata-mata dimiliki oleh setiap orang tetapi untuk memilikinya memerlukan proses pembelajaran sosial. Pembelajaran sosial pada zaman ini masih terus dikembangkan terutama dalam dunia pendidikan yang masih terus diterapkan di banyak sekolah.  Kata Kunci : kecerdasan, sosial, pendidikan
PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL MELALUI KOMUNIKASI DALAM KELUARGA Nasehudin Nasehudin
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.889 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v4i1.647

Abstract

AbstrakKeluarga pada hakikatnya merupakan ruang komunikasi yang humanis dan alami, sebagai tempat persemaian cinta kasih untuk menanamkan nilai-nilai dan sikap yang lebih utuh dan permanen.Keluarga adalah salah satu elemen pokok pembangunan identitas pendidikan, menciptakan proses-proses naturalisasi sosial, membentuk kepribadian-kepribadian serta memberi kebiasaan baik pada anak-anak yang akan bertahan selamanya. Dengan kata lain keluarga merupakan tempat belajar awal penyusunan sikap individu dan struktur kepribadian, melalui keluarga anak mendapatkan nilai-nilai kaidah etika dan moralitas. Komunikasi adalah kunci kesuksesan keluarga apabila dilakukan secara kontinu dan dipelihara dengan baik. Komunikasi dapat menjadi terapi untuk terbangunnya sikap dan kepribadian yang positif. Iklim komunikasi adalah kualitas pengalaman subjektif para anggota keluarga. Hanya dengan iklim komunikasi yang demikian, sikap anak yang positif akan tumbuh dan berkembang. Seorang anak akan memiliki kepercayaan diri yang kuat, mandiri, santun, menghormati sesama, tolong menolong, disiplin dan sifat-sifat positif lainnya. Dengan membangun komunikasi yang intensif dalam keluarga diharapkan sikap sosial anak remaja akan jauh lebih baik.Kata Kunci : komunikasi, sikap sosial, dan keluarga
KELUARGA DALAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN MANUSIA MANDIRI Nasehudin Nasehudin
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 5, No 1 (2016): Pendidikan Karakter
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.392 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v5i1.535

Abstract

Keluarga merupakan suatu kesatuan dan pergaulan hidup terkecil di dalam masyarakat. Dikatakan sebagai sebagai kesatuan hidup. Karena keluarga adalah kumpulan orang-orang yang diikat oleh tujuan bersama. Tujuan bersama yang tidak pernah dirumuskan namun terpatri di hati setiap anggotanya. Interaksi diantara anggota berlangsung secara tidak resmi (informal) Salah satu komponen dari proses pendidikan adalah masukan lingkungan. Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan utama yang berada dan terjadi di dalam lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan  keluarga punya andil besar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, apalagi untuk mewujudkan kemandirian sasaran didik. Mewujudkan proses pemandirian, membutuhkan wadah untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensinya. Wadah tersebut manusia dapat melakukan aktifitas serta hubungan dengan orang lain dalam sistem sosial. Kata Kunci: Keluarga, lingkungan, pendidikan, mandiri
ANALISIS KEHIDUPAN MASYARAKAT MELALUI PENDEKATAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN Nasehudin Nasehudin
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.844 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v3i2.356

Abstract

Abstrak Sosiologi pendidikan adalah studi tentang interaksi individu dan lingkungan kulturalnya yang terkandung di dalamnya individu-individu lain, kelompok sosial dan pola-pola tingkah laku, dimana seorang individu yang lain selalu dipengaruhi oleh orang dan kebudayaan di sekelilingnya. Sosiologi pendidikan tidak hanya berhubungan dengan tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum, metode dan pengukuran, tetapi juga berhubungan dengan sekolah dan seluruh masyarakat. Lingkungan sekolah itu seperti lingkungan sosial individu, lingkungan sosial yang bersifat intern dari sekolah dan lingkungan sosial yang bersifat ekstern. Ada tiga pendekatan dalam menganalisis kehidupan masyarakat yaitu melalui pendekatan individu, sosial dan interaksi. Dalam pendekatan individual menitikberatkan kepada faktor-faktor biologis dari psikologis yang mendeterminir tingkah laku seseorang, kedua faktor itulah yang primair sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan milieu sosial merupakan faktor sekunder, karena pendekatanindividual berpendapat bahwa individual yang primair, sedangkan masyarakat adalah sekunder. Pendekatan sosial ini adalah masyarakat dengan berbagai lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai aktivitasnya. Secara konkret aspek sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari pada kebudayaan manusia, misalnya keluarga, tradisi-tradisi, adat istiadatnya, moralitasnya, norma-norma sosialnya. Maka dalam pendekataninteraksional ini ingin mengetahui dalam konteks sosialnya dengan membahas interaksi antara masyarakat dengan negara. Pendekatan sosio-paedagogik itu ialah pendekatan interaksional itu. Persatupaduan antara pendekatan individual dan pendekatan sosial. Atau dengan perkataan lain sosio-paedagogik lingkungan sekitarnya, yang mencakup individu-individu lain, kelompok-kelompok sosial, pola-pola tingkah laku atau kebudayaannya. Kata Kunci : Kehidupan, Masyarakat, Sosiologi Pendidikan
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MELALUI INTERAKSI PEMBELAJARAN DAN PROSES KOMUNIKASI Nasehudin Nasehudin
Edueksos : Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Department of Tadris IPS FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.189 KB) | DOI: 10.24235/edueksos.v2i1.639

Abstract

AbstrakKetika proses pembelajaran berlangsung terjadilah interaksi antara guru dan siswa, namun interaksi ini bercirikan khusus, karena siswa menghadapi tugas belajar dan guru harus mendampingi dalam belajarnya. Keberhasilan proses belajar-mengajar akan dipengaruhi oleh fakktor-faktor yang mendukung interaksi belajar-mengajar dan erat bertalian dengan proses belajar-mengajar. Sistem pengajaran, baru dapat berlangsung dengan baik apabila guru mengetahui peranannya dan siswa menyadari kedudukannya, sehingga interaksi belajar-mengajar akan melahirkan hubungan yang manis, dan memungkinkan terjadinya peningkatan kualitas hasil belajar. Interaksi belajar-mengajar yang mampu melahirkan hubungan guru untuk menganalisis kebutuhan siswa, kemampuan guru memilih strategi  belajar-mengajar  dan model mengajar yang tepat serta mempunyai kemampuan untuk mengelola kelas. Penerapoan unsur-unsur komunikasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga menciptakan interaksi yang baik  antara guru-siswa, akan merangsang tumbuhnya semacam ‘dialog internal’ pada diri siswa yang belajar. Apabila situasi itu terbentuk maka interaksi yang terjadi akan meluas tidak hanya guru-siswa, akan tetapi interaksi siswa-siswa, siswa-materi, siswa-media, dan siswa-lingkungan. Kata kunci : interaksi, komunikasi, pembelajaran
Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Budaya Kritis Dan Motivasi Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus Peran Pemuda Sebagai Agen Of Change Di Desa Majasih Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu) Dani Faqih Andika; Cecep Sumarna; Nasehudin Nasehudin
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 8 No 2 (2022): Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan, is published twice a year by t
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v8i1.2734

Abstract

Abstrak Masa remaja merupakan masa dimana seseorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap selanjutnya atau biasa disebut sebagai perkembangan. Tetapi perkembangan ini ada yang selalu dipantau oleh orang tuanya sehingga berkembang kearah yang positif ataupun tanpa bimbingan atau pantauan orang tua yang ekstra sehingga berkembang kearah yang negative dan mengalami perubahan emosinya, minat, tubuh, pola prilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Budaya berpikir kritis adalah daya dari budi atau akal sehat manusia untuk menilai valid atau tidaknya suatu sumber berita atau informasi, membedakan mana yang relevan dan yang tidak, membedakan mana yang fakta dan yang tidak, atau daya dari akal budi untuk menganalisis fakta yang ada. motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam kepribadian seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh pergaulan bebas terhadap budaya kritis dan motivasi Pendidikan masyarakat di Desa Majasih Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. Agar mengetahui sejauh mana pengaruh dari pergaulan bebas tersebut. Berkembang kearah yang positif ataukah arah sebaliknya yaitu negative.
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIER SISWA DI SMK VETERAN Siti Faizah; Nasehudin Nasehudin; Yeti Nurizzati
Academy of Education Journal Vol 14 No 1 (2023): Academy of Education Journal
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.533 KB) | DOI: 10.47200/aoej.v14i1.1335

Abstract

This study aims to determine how big the relationship between locus of control and self-concept with career maturity of class XI students at SMK Veteran Cirebon City. This study uses a quantitative type by using an ex post facto research design, the sample used in this study was 62 respondents, the sample was taken using purposive non-random sampling. Data collection techniques in this study were carried out by means of observation, questionnaires, and documentation. Then analyzed by using multiple correlation hypothesis test to find out how big the relationship between locus of control and self-concept with students' career maturity. Based on the results of the study, it can be concluded that the results of the locus of control questionnaire recapitulation of students are 70.98% (good qualification), student self-concept is 75.65% (very good qualification) and student career maturity is 76.58% (very good qualification). The results of the correlation test between X1 and X2 with Y are 0.457 (sufficient correlation) with a significant level of 0.001 <0.05, it can be concluded that Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that there is a relationship between locus of control and self-concept with career maturity of class student. XI in the Cirebon City Veterans Vocational High School significantly.