Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERAN KYAI DALAM PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN KOTA CIREBON (Studi Multisitus di Pondok Pesantren Jagasatru, Al-Istiqomah, Ulumuddin, dan Madinatunnajah Kota Cirebon ) Jaja Suteja
ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.492 KB) | DOI: 10.24235/orasi.v6i1.1406

Abstract

Maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja, sebagian besar kerena disebabkan oleh beberapa faktor, dan faktor yang berperan sekali dalam hal ini adalah dari faktor lingkungan keluarga yang kurang memberikan perhatian kepada anak-anaknya, sehingga banyak anak yang kehilangan arah dalam bergaul dan tidak mampu memilih teman yang baik dan mana teman yang tidak baik. Dari sederet masalah remaja tersebut, tentunya membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak baik itu dukungan keluarga, pemerintah, aparat penegak hukum, maupun para kyai-kyai yang berada di lingkungan pesantren agar dapat memberikan pembinaan mental spiritual kepada para remaja tersebut.Kata Kunci : Kyai, Pembinaan Mental, Spiritual
DAMPAK POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL ANAK Jaja Suteja; Yusriah Yusriah
AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan PIAUD IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.118 KB) | DOI: 10.24235/awlady.v3i1.1331

Abstract

Orang tua sebagai pendidik pertama, mempunyai kewajiban membimbing, melindungi serta membesarkan anak. Keberadaan orang tua sangatlah penting, sehingga peran orang tua merupakan dasar pertama dalam pembentukan pribadi anak. Upaya tersebut dapat terwujud apabila orang tua menerapkan pola asuh yang tepat, karena pola asuh yang diberikan kepada anak akan mempengerahui pekembangan sosial-emosional anak. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman orang tua yang lebih terhadap perkembangan sosial-emosional anak, agar perkembangan sosial-emosional anak berkembang baik dan diterima dilingkungan masyarakat.Hasilpembahasan ini menunjukkan bahwa terdapat  tiga tipe pola asuh yang diterapkan orang tua di dalam mendidik anak yaitu demokratis, otoriter dan permisif. Ketiga pola asuh tersebut memiliki dampak yang berbeda terhadap perkembangan sosial-emosional anak. perbedaan tersebut ialah pola asuh demokratis lebih banyak memiliki dampak positif, sedangkan pola asuh otoriter dan permisif lebih banyak memiliki dampak yang negatif. Sehingga disarankan agar orang tua memimbing anak dengan pola asuh demokratis. 
Konseling Pendidikan Seks dalam Pencegahan Kekerasan Seksual Anak (KSA) Ruwanti Wulandari; Jaja Suteja
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 2, No 1 (2019): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v2i1.4751

Abstract

Kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia akhir-akhir ini semakin marak terjadi. Kekerasan seksual, tidak saja terjadi pada laki-laki namun juga pada anak perempuan. Pelaku dari kekerasan seksual dapat berasal dari orang lain yang tidak di kenal anak, namun juga terkadang justru dari keluarga dekat. Kasus kekerasan seksual di Kabupaten Cirebon sendiri setiap tahun mengalami peningkatan. Berdasar data Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Cirebon, pada tahun  2015 setidaknya terjadi 49 kasus kekerasan terhadap anak. Jumlah itu meningkat dibanding 2014 yang tercatat 34 kasus. Dalam kebanyakan kasus tersebut, para pelaku mayoritas merupakan orang yang dikenal korban seperti tetangga, teman, hingga saudara korban.Dari masalah di atas, salah satu penyelesaiannya melalui kegiatan konseling pendidikan seks. Pendidikan seks pada anak dilaksanakan meliputi beberapa aspek antara lain : pertama, pengajaran yakni penjelasan tentang organ reproduksi laki-laki dan perempuan, kehamilan, ihtilam (mimpi basah), haid dan keputihan. Kedua,  Penyadaran yakni menanamkan rasa malu pada anak, mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata, mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat  dan khalwat, memilihkan tayangan televisi yang baik buat anak. Ketiga, penerangan yakni menjelaskan tentang IMS. Kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan konseling pndidikan seks yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap klien memiliki peranan yang sangat penting dalam prevensi kekerasan seksual anak. Kegiatan konseling pendidikan seks dilakukan tidak hanya sebagai upaya membantu mengatasi masalah klien yang berkaitan dengan seksualitasnya, melainkan berkaitan juga dengan upaya-upaya pendidikan dalam meningkatkan kesadaran akan masa depannya. Kata Kunci: Konseling Pendidikan Seks; Prevensi; Kekerasan Seksual Anak.
Implementasi Pendidikan Seks bagi Remaja dalam Perspektif Islam dan Psikologi Pendidikan Jaja Suteja; Komariah Komariah
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 2, No 2 (2019): Desember
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v2i2.5812

Abstract

Maraknya penyimpangan-penyimpangan seksual di kalangan remaja yang terjadi di masyarakat merupakan suatu fenomena alamiah yang tidak bisa dihindari baik bagi orang tua, guru, kepala sekolah, tokoh agama  maupun masyarakat. Hal ini disebabkan, karena kurangnya pembinaan dan bimbingan secara khusus oleh pihak-pihak terkait terutama bimbingan dari kedua orang tuanya. Pendidikan seks yang benar perlu diajarkan oleh setiap orang tua kepada anak-anaknya sejak anak mengenal lingkungan, sampai menginjak dewasa. Pendidikan seks bagi anak dan remaja tidak harus merasa ditabukan lagi sepanjang pada garis yang telah ditentukan oleh kaidah-kaidah Islam dan norma yang berlaku di masyarakat.Pendidikan seks banyak dikaji oleh berbagai tokoh intelektual muslim. Sebagian besar, berpendapat bahwa penerapan pendidikan seks bagi remaja penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena pendidikan seks merupakan salah satu solusi alternatif dalam mengurangi perilaku penyimpangan-penyimpangan seksual khususnya di kalangan remaja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pendidikan seks bagi remaja dalam tinjauan psikologi pendidikan Islam sangat penting untuk diterapkan dan dilaksanakan oleh para orang tua, guru, dan para pendidik lainnya baik di rumah maupun di sekolah. Karena dengan adanya pendidikan seks, bagi remaja akan mampu mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpagan seksual yang sering terjadi di kalangan remaja. Pendidikan seks ini tidak mengajarkan tentang bagaimana caranya berhubungan intim antar lawan jenis khususnya kepada para remaja, melainkan merupakan bagian dari upaya preventif dalam mencegah penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di kalangan remaja, termasuk di dalamnya penyimpangan seksualitas.
Revitalisasi Pendidikan Seks dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual Anak Jaja Suteja; Adang Djumhur; Dedi Djubaedi; Ahmad Asmuni
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 4, No 2 (2021): Desember
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v4i2.9658

Abstract

Fenomena kekerasan seksual yang menimpa anak-anak saat ini semakin marak terjadi yang disebabkan karena kurangnya edukasi seks yang diberikan guru pada siswa. Meningkatnya kasus kekerasan seksual anak merupakan bukti nyata kurangnya pengetahuan anak mengenai pendidikan seks, yang seharusnya sudah diperoleh anak sejak memasuki bangku sekolah dasar. Pendidikan seks yang berbasis pada nilai-nilai keislaman menjadi pondasi penting untuk diberikan kepada anak-anak di tingkat sekolah dasar karena mengingat banyaknya kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research)  fenomenologi. Data yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah, gejala, maupun fenomena di lapangan secara cermat, faktual, dan sewajarnya. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini,  untuk melihat gambaran pelaksanaan pendidikan seks di tingkat sekolah dasar yang ada di Kabupaten Cirebon baik sekolah dasar negeri, SDIT maupun Madrasah Ibtidaiyah. Setelah itu peneliti mengidentifikasi proses revitalisasi pendidikan seks berbasis nilai-nilai keislaman dan untuk mengoptimalkan kontribusi pendidikan seks berbasis nilai-nilai keislaman dalam pencegahan kekerasan seksual. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan;  Pertama,  pelaksanaan pendidikan seks berbasis nilai-nilai keislaman saat ini terintegrasi di dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi materi, metode, proses pelaksanaan dan nilai-nilai pendidikan seks berbasis nilai-nilai keislaman di tingkat sekolah dasar.  Kedua, proses revitalisasi pendidikan seks berbasis nilai-nilai keislaman diberikan pada siswa dalam upaya pembentukan kepribadian anak, mengurangi penyimpangan seksual dan mencegah kekerasan seksual. Unsur-unsur yang direvitalisasi di dalam pendidikan seks berbasis nilai-nilai keislaman meliputi revitalisasi materi pembelajaran, metode pembelajaran, kerjasama sekolah dengan orang tua siswa, sarana prasarana sekolah, dan revitalisasi di dalam proses pelaksanaan pendidikan seks di sekolah. Ketiga, kontribusi pendidikan seks berbasis nilai-nilai keislaman mempunyai kontribusi di dalam sistem pembelajaran, perbaikan perilaku seksual dan di dalam pencegahan kekerasan seksual anak.
Menatap Prospek Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam Di Tengah Tantangan Global Aep Kusnawan; Jaja Suteja
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 1, No 01 (2018): Desember
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v1i01.3476

Abstract

Jurusan Bimbingan Konseling Islam sebagai salah satu Jurusan yang relatif masih baru di Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, sangat merespon adanya perubahan paradigma pendidikan dari mulai input, output sampai out come bagi mahasiswanya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perubahan mulai dari penataan kurikulum, kelengkapan administrasi, kegiatan mahasiswa dan jurusan serta melaksanakan program-program kerja lainnya. Selain itu, kesiapan mahasiswa dalam menyiapkan dirinya untuk menghadapi tantangan global mutlak dilakukan oleh mahasiswa. Dalam upaya mempersiapkan mahasiswa BKI yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam bidang bimbingan (penyuluhan) dan konseling dibutuhkan kurikulum dan sarana laboratorium konseling yang menunjang di dalam penguatan kompetensi mahasiswa. Prospek mahasiswa Jurusan bimbingan konseling Islam ke depan memiliki banyak tantangan terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Di samping memiliki kemampuan keterampilan (skill) terkait dengan konseling, mahasiswa juga harus menguasai bahasa dan ilmu pengetahuan teknologi untuk menunjang masa depannya.
Proses Layanan Rehabilitasi Sosial dalam Memberikan Bimbingan Karier pada Klien Binaan di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Mandiri Palimanan Cirebon Ririn Desiani Ridwan; Jaja Suteja
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 3, No 2 (2020): Desember
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v3i2.7592

Abstract

Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan proses layanan bimbingan karier dan hasil dari rehabilitasi sosial yang dilakukan di Bina Mandiri Palimanan Cirebon. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa obervasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan melalui pengaturan data secara logis dan sistematis. Hasil penelitian ini menunjukkan pembimbingan karier dilakukan melalui tahap awal, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Hasil yang tampak dari bimbingan tersebut adalah adanya perubahan dari aspek keterampilan dan semangat kerja. Perubahan itu muncul dari segi jenis keterampilan, penguasaan keterampilan, kesungguhan, dorongan semangat kerja, disiplin, tanggung jawab, produktivitas, dan kualitas kerja. Selain itu, klien binaan menjadi lebih memahami tentang potensi yang ada pada dirinya. Terutama pada hal memahami minat dan bakat yang ada pada diri klien.
Pengembangkan Kompetensi Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam melalui Peningkatan Laboratorium Konseling Jaja Suteja
Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal Vol 1, No 01 (2018): Desember
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/prophetic.v1i01.3481

Abstract

Setiap Perguruan Tinggi harus memiliki Standar Pendidikan Nasional  di dalam memaksimalkan kompetensi mahasiswa yang meliputi; Standar Isi, Proses, Kompetensi Lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Salah satu upaya dalam memaksimlakan kompetensi mahasiswa yaitu dengan adanya laboratorium sebagai penunjang dalam menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkan skill atau keterampilan konseling mahasiswa. Kondisi rill saat ini Jurusan BKI belum memiliki sarana laboratorium konseling, di dalam mengembangkan skill mahasiswa padahal sudah hampir 4 (empat) tahun jurusan BKI ini berdiri di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Saat ini, baik mahasiwa maupun dosen yang mengajar di Jurusan BKI sudah sangat membutuhkan tempat laboratorium sebagai tempat Praktikum Kuliah mahasiswa. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif/naturalistik dengan sumber datanya diambil dari respon mahasiswa, dosen BKI dan pimpinan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui kegiatan observasi partisipan, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa BKI saat ini sangat membutuhkan laboratorium konseling BKI, oleh karena itu untuk terwujudnya laboratorium konseling yang berkualitas dibutuhkan perhatian dan dukungan dari semuanya baik itu dari lembaga, fakultas maupun dosen-dosen yang ada di jurusan Bimbingan Konseling Islam.
PENGABDIAN MASYARAKAT MELALUI KONSELING KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI KABUPATEN CIREBON Jaja Suteja; Muzaki Muzaki
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : PABKI (Perkumpulan Ahli Bimbingan dan Konseling Islam) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.702 KB) | DOI: 10.15575/alisyraq.v2i1.26

Abstract

Pada penelitian ini metode yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif lapangan (field research) dengan jenis deskriptif agar lebih dapat menggali informasi secara lebih luas dan detail dalam penjelasannya, dimana data yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah, gejala, maupun fenomena di masyarakat secara cermat, faktual, dan sewajarnya. Teknik pengumpulan datanya yakni dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi dengan informan yang dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria dan pertimbangan (purposive sampling) yakni warga masyarakat di Desa Kepuh Kecamatan Palimanan, Desa Kedungdawa Kecamatan Kedawung dan Desa Bojong Gebang Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yakni bahwa kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kabupaten Cirebon semakin hari, semakin meningkat. Bahkan dalam kebanyakan kasus, pelaku yang menjadi penyebab kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh pasangannya. Hanya saja, tidak sedikit pasangan yang sebenarnya menjadi korban KDRT akan tetapi masih enggan untuk melaporkannya kepada pihak yang berwajib dengan alasan masih mencintai pasangannya. Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam keluarga tersebut, salah satunya dilakukan melalui konseling keluarga.Konseling keluarga bertujuanuntuk membantu anggota keluarga belajar menghargai secara emosional bahwa dinamika  keluarga adalah kait-mengait diantara anggota keluarga yang lainnya. Konseling keluarga Juga bertujuan untuk membantu anggota keluarga agar menyadari tentang  fakta, jika satu anggota  keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi, ekspektasi dan  interaksi anggota-anggota lain.Kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pelaksanaan konseling keluarga yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap klien memiliki peranan yang sangat penting dalam pencegahan sekaligus tindakan kuratif dalam penyelesaian KDRT di masyarakat. Kata Kunci: Pengabdian Masyarakat, Konseling Keluarga, Pencegahan, KDRT
Dampak Kekerasan Orang Tua terhadap Kondisi Psikologis Anak dalam Keluarga Jaja Suteja; Bahrul Ulum
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v1i2.5548

Abstract

Abstract: Violence against a child is one of the most dominant cases and is found anytime, anywhere, almost everywhere in all provinces in Indonesia. This becomes very ironic, considering that children who are in fact the next generation of the nation, should get parental love, guidance and education that is full of love.Methodology This study uses descriptive qualitative methods with data collection techniques through observation, in-depth interviews and documentation studies while the research analysis is used through the analysis of Miles and Huberman. The results of this study indicate that the most frequent impact of parental violence on children in society is psychological violence. Psychological violence is violence perpetrated by an offender against a victim's mentality by yelling, swearing, threatening, demeaning, commanding, harassing, stalking, and spying, or other acts that cause fear (including those directed at close people victims, such as family, children, husband, friends, or parents). Acts of psychological violence experienced by students have not yet ended. In reality we still see a lot of shouting, ridicule and even punishment given by educators against students who commit violations of discipline. Another impact of cases of violence against children is the inhibition of psychological development of children both cognitive, affective and psychomotor.Keywords: Violence, Parents, Psychological, Children Abstrak: Kekerasan terhadap seorang anak merupakan salah satu kasus yang paling dominan dan banyak dijumpai kapanpun, dimanapun, hampir disetiap tempat di seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi sangat ironis, mengingat anak yang- notabene generasi penerus bangsa, seharusnya mendapatkan kasih sayang orangtua, bimbingan serta pendidikan yang penuh cinta kasih.Metodologi Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan datanya melalui observasi terlbat, wawancara mendalam dan studi dokumentasi sedangkan analisis penelitian yang digunakan melalui analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dampak dari kekerasan orang tua terhadap anak yang paling banyak terjadi di masyarakat adalah kekerasan secara psikologis. Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap mental korban dengan cara membentak, menyumpah, mengancam, merendahkan, memerintah, melecehkan, menguntit, dan memata-matai, atau tindakan-tindakan lain yang menimbulkan rasa takut (termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, teman, atau orangtua).Tindak kekerasan psikologis yang dialami oleh anak didik ternyata belum berakhir. Dalam kenyataan masih banyak kita lihatadanya bentakan, ejekan dan bahkan hukuman yang diberikan oleh para pendidik terhadap anak didik yang melakukan pelanggaran tata tertib. Dampak lainnya dari kasus kekerasan terhadap anak yaitu terhambatnya perkembangan psikologis anak baik itu secara kognitif, afektif maupun psikomotor.Kata Kunci: Kekerasan, Orang Tua, Psikologis, Anak