Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

IbM BIOGAS Mariawan, I Made
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.559 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v1i1.9115

Abstract

Krisis energi yang membuat harga minyak dunia melonjak semakin menghimpit kehidupan masyarakat tani di pedesaan. Dalam situasi seperti ini, pencarian, pengembangan, dan penyebaran teknologi energi yang ramah lingkungan menjadi hal yang sangat penting, terutama keluarga miskin sebagai golongan yang banyak terkena dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi energi yang sesuai dengan persyaratan tersebut adalah teknologi biogas. Kegiatan ini, membangun satu unit teknologi biogas yang dilakukan bersama masyarakat desa melalui kegiatan IbM. Kegiatan ini dilakukan di Desa Wongaya Betan dengan melibatkan 4 kelompok tani ternak yang masing-masing anggotanya terdiri dari 4 orang. Hasil yang diperoleh adalah rancangan satu unit biogas sederhana dengan memanfaatkan limbah ternak. Kegiatan ini diperkirakan bisa berkembang selanjutnya mengingat potensi desa yang cukup potensial
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI KEBENDESAAN MENGESTA Mariawan, I Made; Rapi, Ni Ketut; Yasa, Putu
International Journal of Community Service Learning Vol 1, No 1 (2017): May 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.971 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v1i1.11904

Abstract

Tujuan dari kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru dalam menyusun dan mengimplementasikan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan P2M ini melibatkan 32 orang guru SD dan Kepala sekolah di Kebendesaan Mengesta dalam bentuk pelatihan dan pendampingan. Dari 32 orang guru yang ikut pelatihan, dipilih 6 orang yang didampingi dalam mengimplementasikan PTK di sekolah masing-masing. Pelaksanaan kegiatannya, sebagai berikut: (1) Melaksanakan pelatihan tentang penyusunan proposal PTK selama satu hari. (2) Membimbing guru dalam mengimplementasikan PTK dalam kegiatan pembelajaran selama dua bulan. (3) Melakukan penilaian terhadap kemampuan guru dalam menyusun proposal PTK dan mengimplementasikan PTK dalam kelas. Hasil yang diperoleh dari seluruh kegiatan P2M ini adalah rata-rata kemampuan mengajar guru dalam mengimplementasikan PTK, berkualitas “ sangat baik”. RPP yang disusun guru, berkualitas “baik”. Rata-rata respon siswa “sangat baik” terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru.
KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DO TALK RECORD DALAM SAINS Mariawan, I Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Salah satu factor kesulitan siswa memecahkan masalah adalah adanya miskonsepsi terhadap konsep-konsep yang terkait dengan masalah sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah sains siswa. Pengembangan strategi pemecahan masalah telah dilakukan, seperti UQAPAC problem solving strategi, pemecahan masalah menggunakan DENT, dan pemecahan masalah Polya. Strategi pemecahan masalah tersebut, secara eksplisit tidak melakukan reduksi miskonsepsi dalam langkah-langkah pembelajaran sehingga miskonsepsi tetap terbawa dalam langkah-langkah memecahkan masalah selanjutnya. Model pembelajaran pemecahan masalah Do Talk Record merupakan model pembelajaran pemecahan masalah yang digunakan untuk mengakomodasi kelemahan-kelemahan dari model pembelajaran pemecahan masalah yang sudah ada. Karakteristik model pembelajaran do talk record adalah (a) berlandaskan teori belajar konstruktivisme, (b) menggunakan pendekatan saintifik, (c) mempunyai tujuan mereduksi miskonsepsi dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, (d) memiliki sintax do (melakukan) kegiatan eksplorasi konsep, identifikasi konsep, mengkaitkan antar konsep, rencana solusi, dan solusi, talk (mengungkapkan) hasil kegiatan eksplorasi, identifikasi, kaitan antar konsep, rencana solusi, dan solusi melalui diskusi, record (merekam/mendokumentasikan) langkah-langkah dan hasil pemecahan masalah.
DESAIN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SAINS SISWA SMP Mariawan, I Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendesain model pembelajaran sains (fisika) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan pendekatan research and development. Proses pengembangan model dilaksanakan melalui studi pendahuluan dan ujicoba terbatas pada siswa kelas VII SMP 3 Singaraja. Hasil ujicoba diperoleh simpulan, Pertama, desain model pembelajaran sains SMP dirancang dalam model pembelajaran pemecahan masalah do talk record (DTR). Model pembelajaran pemecahan masalah DTR dapat diterapkan pada mata pelajaran sains (Fisika) di SMP kelas VII dengan karakteristik materi dikemas dalam masalah kontekstual. Metode pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pemecah masalah serta guru sebagai fasilitator belajar. Implementasi model meliputi: (1) Pendahuluan, yaitu penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran, pengembangan suasana partisipatif, orientasi masalah kontekstual, dan pengorganisasian siswa; (2) Inti, yaitu kegiatan do, talk, record. Kegiatan do meliputi identifikasi dan pendefinisian konsep yg terkait dengan masalah, hubungan antar konsep, rencana solusi, dan solusi. Kegiatan talk meliputi diskusi kolaboratif dari hasil kegiatan do. Kegiatan Record meliputi memeriksa dan mendokumentasikan langkah-langkah dan hasil pemecahan masalah dalam bentuk catatan; serta (3) Penutup, yaitu kegiatan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dalam bentuk refleksi serta rekonstruksi pemikiran dan aktivitas proses pembelajaran. Kedua, implementasi model pembelajaran yang didesain dengan pemecahan masalah do talk record dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas proses dan kualitas kemampuan pemecahan masalah sains siswa SMP kelas VII. Dampak penggunaan model tersebut antara lain: (a) Meningkatnya aktifitas siswa dalam pembelajaran, (b) peningkatan kemampuan pemecahan masalah, penguasaan konsep, dan (c) menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.Kata-kata kunci: Desain Model Pembelajaran do talk rcord, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah,Abstract: The study was aimed to design of learning science (physics) model to improve the ability of junior high school students' problem solving. The study was development that uses research and development approach. The process of the development of model conducted through the preliminary study and the trial was limited to students of class VII SMP 3 Singaraja. The conclusions of the test results was obtained, The first, the design of the learning model was designed in the junior high school science teaching problem-solving models do talk record (DTR). The DTR problem solving learning model can be applied to the science subjects (Physics) in class VII SMP to the characteristics of the subject matter packed in contextual problems. The method of learning by placing the students as problem solvers as well as teachers voted facilitators of learning. The implementation of the model covering: (1) Introduction, which is a brief explanation about the purpose and process of learning, the development of participatory ambience, the orientation of the contextual issues, and the organization of students; (2) The core, which is activities of do, talk, record. The do activities include the identification and definition of concepts related to the problem, the relationships between concepts, plan solutions, and solutions. The talk activities covering of collaborative discussion as the results of do activities. The Record activities was covering checking and documenting the steps and the notes of problem solving results; and (3) concluding, which is analysis and evaluation activities of the problem solving process in the form of reflection and reconstruction of thinking and learning activities. The secondly, the implementation of the learning model is designed by problems solving do talk records can be used to improve the quality of the process and the quality of science problem solving ability students of class VII SMP. The impact of the models use, among others, (a) the student Increased of learning activity, (b) the increase in problem solving skills, mastery of concepts, and (c) foster the positive attitude toward students learning process.Keywords: Learning design models of do talk records, The problem solving upgrades
CRI SEBAGAI PENDETEKSI KARAKTERISTIK KONSEPSI SAINS SISWA Mariawan, I Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2012: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2012
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKarakteristik konsepsi sains siswa meliputi memahami konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep. Instrumen pendekteksi karakteristik konsepsi sains siswa adalah Certainty of Response Index (CRI). CRI merupakan ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden menjawab setiap item tes. Tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban setiap item tes digunakan criteria 0 = jawaban sama sekali ditebak, 1 = jawaban hampir ditebak, 2 = tidak yakin, 3 = yakin, 4 = hampir yakin, 5 = sangat yakin. Perbedaa karakteristik konsepsi sains siswa dicari menggunakan kriteria: jawaban benar dan CRI tinggi (>=2.5) berarti memahami konsep, jawaban salah tetapi CRI tinggi berarti miskonsepsi, jawaban benar atau salah dengan CRI rendah (<2.5) berarti tidak tahu konsep. Ujicoba terbatas dilakukan pada 22 siswa kelas IX SMP 3 singaraja dengan pokok bahasan gaya dan gerak, usaha, dan energi. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan bahwa (a) 12.50% siswa memahami konsep gaya dan gerak, 26,00% siswa memahami konsep energi, dan 40% siswa memahami konsep usaha, (b) 81.82% siswa miskonsepsi konsep gaya dan gerak, 50.00% siswa miskonsepsi konsep energi, dan 45.45% siswa miskonsepsi konsep usaha. (c) 10,23% siswa tidak tahu konsep gaya dan gerak, 24,65% siswa tidak tahu konsep energi, dan 15,91% siswa tidak tahu konsep usaha,
KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DO TALK RECORD DALAM SAINS I Made Mariawan
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Salah satu factor kesulitan siswa memecahkan masalah adalah adanya miskonsepsi terhadap konsep-konsep yang terkait dengan masalah sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah sains siswa. Pengembangan strategi pemecahan masalah telah dilakukan, seperti UQAPAC problem solving strategi, pemecahan masalah menggunakan DENT, dan pemecahan masalah Polya. Strategi pemecahan masalah tersebut, secara eksplisit tidak melakukan reduksi miskonsepsi dalam langkah-langkah pembelajaran sehingga miskonsepsi tetap terbawa dalam langkah-langkah memecahkan masalah selanjutnya. Model pembelajaran pemecahan masalah Do Talk Record merupakan model pembelajaran pemecahan masalah yang digunakan untuk mengakomodasi kelemahan-kelemahan dari model pembelajaran pemecahan masalah yang sudah ada. Karakteristik model pembelajaran do talk record adalah (a) berlandaskan teori belajar konstruktivisme, (b) menggunakan pendekatan saintifik, (c) mempunyai tujuan mereduksi miskonsepsi dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, (d) memiliki sintax do (melakukan) kegiatan eksplorasi konsep, identifikasi konsep, mengkaitkan antar konsep, rencana solusi, dan solusi, talk (mengungkapkan) hasil kegiatan eksplorasi, identifikasi, kaitan antar konsep, rencana solusi, dan solusi melalui diskusi, record (merekam/mendokumentasikan) langkah-langkah dan hasil pemecahan masalah.
CRI SEBAGAI PENDETEKSI KARAKTERISTIK KONSEPSI SAINS SISWA I Made Mariawan
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2012: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2012
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKarakteristik konsepsi sains siswa meliputi memahami konsep, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep. Instrumen pendekteksi karakteristik konsepsi sains siswa adalah Certainty of Response Index (CRI). CRI merupakan ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden menjawab setiap item tes. Tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban setiap item tes digunakan criteria 0 = jawaban sama sekali ditebak, 1 = jawaban hampir ditebak, 2 = tidak yakin, 3 = yakin, 4 = hampir yakin, 5 = sangat yakin. Perbedaa karakteristik konsepsi sains siswa dicari menggunakan kriteria: jawaban benar dan CRI tinggi (>=2.5) berarti memahami konsep, jawaban salah tetapi CRI tinggi berarti miskonsepsi, jawaban benar atau salah dengan CRI rendah (<2.5) berarti tidak tahu konsep. Ujicoba terbatas dilakukan pada 22 siswa kelas IX SMP 3 singaraja dengan pokok bahasan gaya dan gerak, usaha, dan energi. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan bahwa (a) 12.50% siswa memahami konsep gaya dan gerak, 26,00% siswa memahami konsep energi, dan 40% siswa memahami konsep usaha, (b) 81.82% siswa miskonsepsi konsep gaya dan gerak, 50.00% siswa miskonsepsi konsep energi, dan 45.45% siswa miskonsepsi konsep usaha. (c) 10,23% siswa tidak tahu konsep gaya dan gerak, 24,65% siswa tidak tahu konsep energi, dan 15,91% siswa tidak tahu konsep usaha,
IbM BIOGAS I Made Mariawan
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.559 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v1i1.9115

Abstract

Krisis energi yang membuat harga minyak dunia melonjak semakin menghimpit kehidupan masyarakat tani di pedesaan. Dalam situasi seperti ini, pencarian, pengembangan, dan penyebaran teknologi energi yang ramah lingkungan menjadi hal yang sangat penting, terutama keluarga miskin sebagai golongan yang banyak terkena dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi energi yang sesuai dengan persyaratan tersebut adalah teknologi biogas. Kegiatan ini, membangun satu unit teknologi biogas yang dilakukan bersama masyarakat desa melalui kegiatan IbM. Kegiatan ini dilakukan di Desa Wongaya Betan dengan melibatkan 4 kelompok tani ternak yang masing-masing anggotanya terdiri dari 4 orang. Hasil yang diperoleh adalah rancangan satu unit biogas sederhana dengan memanfaatkan limbah ternak. Kegiatan ini diperkirakan bisa berkembang selanjutnya mengingat potensi desa yang cukup potensial