Dian Kusumawardani
Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Implementasi Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi Usia 6-11 bulan di Kelurahan Jenggot Kota Pekalongan Swasti Artanti; Hilda Prajayanti; Dian Kusumawardani
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan Vol 2 (2017): Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Publisher : LPPM Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.885 KB) | DOI: 10.37402/jurbidhip.vol2.iss2.20

Abstract

ASI merupakan sumber nutrisi bagi bayi yang diberikan sejak awal kelahirannya hingga berusia 6 bulan. Selain mendapatkan ASI , bayi yang berusia lebih dari 6 bulan akan diperkenalkan dengan makanan keluarga yang sudah dimodifikasi. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) inilah bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan. Namun pemberian MP-ASI di masyarakat tradisional mulai diperkenalkan kepada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk 1) 2) mengetahui pengetahuan, 3) kebiasaan ibu di Kelurahan Jenggot dalam memberikan MP-ASI kepada bayi, 4) mengetahui jenis MP-ASI yang diperkenalkan pertama kali kepada bayi, 5) jenis MP-ASI yang dikonsumsi bayi saat ini. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian kualitatif yang dilakukan secara deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 2 ibu di Kelurahan Jenggot yang memiliki bayi berusia 6-11 bulan dan sudah memberikan MP-ASI kepada bayinya. Informan triangulasi penelitian ini adalah bidan, kader kesehatan, dan dukun bayi setempat. ibu dengan bayi usia 6-11 bulan ada yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan mulai mengenalkan makanan pendamping ASI setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan. Namun, ada juga ibu yang memberikan MP ASI dini kepada bayi karena mengikuti budaya yang masih berkembang di masyarakat, yaitu sudah mulai memberikan pisang kerok kepada bayi yang berusa lebih dari 40 hari. Masyarakat di Kelurahan Jenggot masih berpegang erat pada budaya sehingga susah untuk merubah kebiasaan walaupun sudah diberikan pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan, kader, maupun dukun bayi. Pendidikan kesehatan mengenai MP ASI sudah diberikan sejak masa kehamilan ibu sampai masa nifas masih belum efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan merubah budaya di masyarakat yang memberikan MP ASI dini kepada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, sehingga disarankan adanya pendidikan kesehatan mengenai MP-ASI kepada keluarga untuk ikut serta memberikan dukungan.
Perbedaan Efek Pijat Oksitosin dan Perawatan Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Nifas di Kota Pekalongan Miftachul Jannah; Dian Kusumawardani; Ana Setyowati
Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan Vol 3 (2018): Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan
Publisher : LPPM Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.207 KB) | DOI: 10.37402/jurbidhip.vol3.iss1.27

Abstract

Masa nifas adalah periode penting seorang ibu yang disertai dengan penambahan tanggung jawabbaru, yaitu pemberian ASI kepada bayi yang dilahirkannya. Namun, masih banyak ibu yang mengalamikesulitan dalam menyusui bayinya karena kurangnya produksi ASI. Perawatan payudara dan pijat oksitosindiketahui dapat membantu ibu nifas mengatasi permasalahan produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui perbedaan efek perawatan payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas.Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi eksperiment dengan memberikan intervensi perawatanpayudara dan pijat oksitosin kepada 30 ibu nifas. hasil uji statistik Wilcoxon untuk data perawatan payudaramenunjukkan nilai p 0.001 dan uji statistik paired t-test untuk data pijat oksitosin dengan nilai p 0.000. keduahasil uji statistik menunjukkan adanya kesamaan peningkatan produksi ASI setelah tindakan perawatanpayudara dan pijat oksitosin pada ibu nifas.
ANALISIS UPAYA PENEMUAN KASUS HIV AIDS DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ida Baroroh; Millatin Puspaningtyas; Dian Kusumawardani; Putri Andanawarih
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v6i1.467

Abstract

HIV/AIDS merupakan penyakit menular seksual yang dapat menular seluruh lapisan masyarakat. Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan meningkat signifikan sepanjang tahun 2013 yaitu mencapai 26 orang. Salah satu upaya penanggulangan HIV/AIDS adalah dengan deteksi dini yang dilakukan secara sukarela, bukan dipaksa atau diwajibkan untuk mengetahui status HIV lebih dini dengan pemanfaatan layanan-layanan terkait dalam pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan sehingga konseling dan testing HIV/AIDS dapat berjalan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis upaya penemuan kasus HIV/AIDS di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.Metode penelitian ini adalah kualitatif, dengan Informan utama terdiri dari 2 orang konselor PICT dan Informan triangulasi yaitu Kepala PICT, kepala bidang pelayanan kesehatan dan kepala bidang keperawatan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam serta analisis dengan content-analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya penemuan kasus HIV/AIDS dilihat dari aspek individu yaitu ketrampilan yang dimiliki provider sudah cukup mendukung. Dari aspek organisasi yaitu kepemimpinan sudah baik, namun untuk sumber daya dan imbalan masih terbatas jumlahnya dan struktur organisasi belum dapat berjalan sesuai dengan tupoksi. Aspek Psikologi meliputi sikap provider sudah cukup baik dalam penemuan kasus HIV/AIDS berdasarkan pengalaman selama menjalankan program, sedangkan motivasi muncul dari dalam diri konselor sendiri sebagai wujud professionalisme dalam menjalankan tugas.Disarankan untuk dilakukan supervisi secara berkala oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dalam memantau kegiatan PICT, dan bagi RSUD Kraton Kabupaten Pekalonganuntuk dapat menyediakan klinik VCT sesuai dengan standar yang telah ditentukan.Kata Kunci: HIV, AIDS, Upaya Penemuan Kasus
ANALISIS UPAYA PENEMUAN KASUS HIV AIDS DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ida Baroroh; Millatin Puspaningtyas; Dian Kusumawardani; Putri Andanawarih
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v6i1.467

Abstract

HIV/AIDS merupakan penyakit menular seksual yang dapat menular seluruh lapisan masyarakat. Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan meningkat signifikan sepanjang tahun 2013 yaitu mencapai 26 orang. Salah satu upaya penanggulangan HIV/AIDS adalah dengan deteksi dini yang dilakukan secara sukarela, bukan dipaksa atau diwajibkan untuk mengetahui status HIV lebih dini dengan pemanfaatan layanan-layanan terkait dalam pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan sehingga konseling dan testing HIV/AIDS dapat berjalan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis upaya penemuan kasus HIV/AIDS di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.Metode penelitian ini adalah kualitatif, dengan Informan utama terdiri dari 2 orang konselor PICT dan Informan triangulasi yaitu Kepala PICT, kepala bidang pelayanan kesehatan dan kepala bidang keperawatan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam serta analisis dengan content-analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya penemuan kasus HIV/AIDS dilihat dari aspek individu yaitu ketrampilan yang dimiliki provider sudah cukup mendukung. Dari aspek organisasi yaitu kepemimpinan sudah baik, namun untuk sumber daya dan imbalan masih terbatas jumlahnya dan struktur organisasi belum dapat berjalan sesuai dengan tupoksi. Aspek Psikologi meliputi sikap provider sudah cukup baik dalam penemuan kasus HIV/AIDS berdasarkan pengalaman selama menjalankan program, sedangkan motivasi muncul dari dalam diri konselor sendiri sebagai wujud professionalisme dalam menjalankan tugas.Disarankan untuk dilakukan supervisi secara berkala oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dalam memantau kegiatan PICT, dan bagi RSUD Kraton Kabupaten Pekalonganuntuk dapat menyediakan klinik VCT sesuai dengan standar yang telah ditentukan.Kata Kunci: HIV, AIDS, Upaya Penemuan Kasus