Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Jamu Obesitas terhadap Indeks Massa Tubuh, Lingkar Perut, dan Lingkar Lengan dibandingkan dengan Orlistat dan Evaluasi Keamanannya Danang Ardiyanto
Buletin Penelitian Kesehatan Vol 46 No 3 (2018)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.811 KB) | DOI: 10.22435/bpk.v46i3.900

Abstract

Obesity could be a risk factor for other diseases, especially degenerative diseases. The prevalence of obesity is beginning to elevate at developing countries. Indonesia has some traditional ingredients that can be used for alternatives in obesity problems. But there isnot valid evidence for the efficacy and safety of traditional herbs. This study was conducted to evaluate efficacy of Jamu formulation in comparison with orlistat and evaluate its safety. Jamu formula contains Guazuma ulmifolia dried leaves, Murraya paniculata dried leaves, Rheum officinale dried roots, and Sonchus arvensis dried leaves. The present study was an randomized clinical trial open label undertaken in 242 subjects of obesity for 56 days. The Jamu group received a glass twice daily and orlistat group received a capsule twice daily. Efficacy was assessed by the changes in body mass index, waist and mid-upper arm circumference. Safety was evaluated by SGOT, SGPT, ureum, dan creatinine. There was a significant decrease (p<0,05) in body mass index, waist and mid-upper arm circumference after intervention in both group. Changes of those parameters were not significantly different (p>0,05) between both groups. No significant alteration was seen in most of the SGOT, SGPT, ureum, dan creatinine in Jamu formula groups. This study showed Jamu formula was an equally effective, but safe alternative for obesity management. Abstrak Obesitas dapat menjadi faktor resiko penyakit lain khususnya penyakit degeneratif. Prevalensi obesitas mulai mengalamai peningkatan di negara berkembang. Indonesia memiliki beberapa ramuan tradisional yang dapat digunakan untuk alternatif dalam masalah obesitas. Namun belum ada bukti yang kuat mengenai khasiat dan keamanan dari ramuan tradisional yang ada. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manfaat dan keamanan ramuan jamu yang terdiri dari simplisia daun jati belanda, daun kemuning, akar kelembak, dan daun tempuyung dibandingkan orlistat. Penelitian ini menggunakan randomized clinical trial (RCT) open label dengan 242 subyek selama 56 hari.. Kelompok jamu diberikan segelas jamu 2 kali sehari, sedangkan kelompok orlistat diberikan satu kapsul sehari dua kali. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi khasiat formula jamu dan orlistat adalah indeks masa tubuh (IMT), lingkar perut (LP), lingkar lengan atas (LLA). Sedangkan penilaian keamanan digunakan parameter SGOT, SGPT, BUN, dan kreatinin. Pemberian jamu dan orlistat dapat menurunkan IMT, LP, LLA secara bermakna (p<0,05) jika dibandingkan dengan hari ke-0. Penurunan IMT, LP, LLA kelompok jamu dibandingkan orlistat dapat dikatakan setara (p>0,05). Kelompok jamu menujukkan nilai SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin dalam rentang normal. Penelitian ini menunjukkan bahwa ramuan jamu obesitas secara klinis, khasiatnya sebanding dengan orlistat dan aman setelah intervensi selama 56 hari.
KUALITAS HIDUP PASIEN BATU SALURAN KEMIH YANG MENGGUNAKAN RAMUAN JAMU DI KLINIK JEJARING SAINTIFIKASI JAMU Ulfatun nisa; Peristiwan R Widhi Astana; Wayan Dani M Jannah; Agus Triyono; Danang Ardiyanto; Zuraida Zulkarnain; Ulfa Fitriani; Fajar Novianto
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 14 No 1 (2021): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jtoi.v14i1.4365

Abstract

ABSTRACT Urinary tract stone (UTS) is a condition caused by stone formation throughout the urinary tract which can lead to pain, bleeding, and infection. UTS affects the quality of life (QoL), both in the short and long term. This study was conducted to assess QoL of a patient with UTS that using urolithiasis jamu potion therapy (treated group) compared to a patient who used existing jamu extract (control group). The study was conducted in the clinic “Saintifikasi Jamu” network during March-December 2017, using a QoL questioner (SF-36). The sampling method used purposive randomized open-label, end blinded observation. After randomization, respondents who had signed informed consent and matched the inclusion criteria were women and men aged 17 to 60 years, patients with UTS of size <2 cm with no impairment of kidney and liver function. There were 97 patients in each group. SF-36 measurements were carried out at day 0, 28, and 56. Data were analyzed using SPSS, different tests using the Mann-Whitney Test. A total of 191 respondents followed the study with 97 people in the simplicia group and 94 people in the control group. The control group showed an increase in mean SF-36 score by 20.03% on 56th day, compared to 14.58% in the control group. There was no significant difference of the mean SF-36 score between treated and control group (p>0.05). Significant differences of mean SF-36 score were observed between before and after therapy in each group (p=0.012). Jamu potion can improve the quality of life of patients with urinary tract stones comparable to herbal extract available in market. Keywords: jamu, quality of life, SF-36, urolithiasis ABSTRAK Batu saluran kemih (BSK) adalah suatu kondisi yang disebabkan adanya batu di sepanjang saluran kemih yang dapat menimbulkan rasa nyeri, perdarahan, dan infeksi. BSK memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup (Quality of Life [QoL]) pasien baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kualitas hidup pasien BSK yang menggunakan terapi ramuan jamu BSK dibandingkan dengan pasien yang menggunakan jamu ekstrak yang sudah beredar. Penelitian dilakukan di jejaring klinik Saintifikasi Jamu pada bulan Maret-Desember 2017, menggunakan kuesioner QoL (SF-36). Metode sampling menggunakan purposive randomized open label, end blinded observation. Subyek adalah responden yang telah mendatangani informed consent dan sesuai kriteria inklusi antara lain perempuan dan laki–laki usia 17 sampai 60 tahun, penderita BSK, ukuran BSK <2 cm dengan tidak ada gangguan fungsi ginjal dan liver. Berdasarkan randomisasi diperoleh masing-masing 97 subyek untuk kelompok jamu dan 94 subyek untuk kelompok kontrol (jamu ekstrak). Pengukuran SF-36 dilakukan pada hari ke-0, hari ke-28 dan hari ke-56. Data dianalisis menggunakan SPSS, uji beda menggunakan Mann-Whitney Test. Pada kelompok jamu mengalami peningkatan rerata skor SF-36 20,03% dan pada kelompok kontrol hanya sebesar 14,58% pada hari ke-56. Tidak ada perbedaan rerata skor SF-36 antara kelompok jamu dan kontrol (p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna rerata skor SF-36 antara sebelum dan sesudah perlakuan intervensi pada tiap kelompok (p=0,012). Ramuan jamu dapat meningkatkan kualitas hidup pasien batu saluran kemih sebanding dengan jamu ekstrak yang beredar di pasaran. Kata kunci: batu saluran kemih, jamu, kualitas hidup, SF-36
EFEK PEMBERIAN KAPSUL EKSTRAK JAMU HIPERGLIKEMI TERHADAP KUALITAS HIDUP: The Effect of Hyperglycemic Herbal Extract Capsules on Quality of Life Ulfa Fitriani; Agus Triyono; Danang Ardiyanto; Zuraida Zulkarnain; Peristiwan Ridha Widhi Astana; Ulfatun Nisa; Fajar Novianto; Enggar Wijayanti
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol. 16 No. 1 (2023): JURNAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jtoi.v16i1.600

Abstract

Quality of Life (QoL) in diabetes mellitus (DM) has become highly emphasized in recent years as health care outcome. Hyperglicemic herbs potio, one of scientific herbs, has been proven to be safe and efficacious. The use of extract capsules as an innovative form of herbal medicine continues to be developed. The study aimed to examine the effect of giving hyperglicemic herbal extract capsules on the QoL of hyperglycemic patients at Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus. The method used was pre and post-test design with quasi-experimental. A total of 60 patients followed the study during September-November 2019. The hyperglycemic herbs formula consisting of 5 grams daun Salam, 5 grams sambiloto, 7 grams kayu manis and 10 grams temulawak which converted to the one extract capsule. For the daily doses are two capsules twice a day. The Metformin 500 mg single dose as a control of the study. Before this study and on day 28th, the patients had been examined the QoL using the short form-36 (SF-36). The data were analyzed using the Wilcoxon and Mann Whitney test. The results showed that there was a significant increase in total score of SF-36 (p=0,000) between before and after taking extract capsules, especially for the general health domain (p=0,002). The total score of SF-36 between extract capsules and Metformin groups was not significantly difference (p=0,323). Hyperglycemic herbal extract capsules improved the QoL of the hyperglycemic patients.