Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKTIFITAS RAMUAN JAMU CABE JAWA, DAUN SENDOK DAN SELEDRI TERHADAP TIKUS HIPERURISEMIA ulfa fitriani; Enggar Wijayanti; Zuraida Zulkarnain
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.942 KB) | DOI: 10.22435/jtoi.v11i2.535

Abstract

Hiperurisemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah melebihi nilai normal. Cabe jawa (Piper retrofractum), daun sendok (Plantago major), dan seledri (Avium graveolens) diketahui memiliki khasiat sebagai penurun asam urat darah. Penggunaan kombinasi ketiga tanaman obat tersebut sebagai anti hiperurisemia belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan khasiat ketiga tanaman tersebut dalam satu ramuan jamu. Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni dengan pre and post test controlled design. Hasil intervensi selama 7 hari pada 30 ekor tikus putih jantan yang terbagi dalam 5 kelompok yakni kelompok kontrol (tanpa perlakuan), kelompok kontrol positif (allopurinol), kelompok ramuan jamu dengan 3 macam dosis masing-masing 0,2 g, 0,4 g dan 0,8 g, menunjukan bahwa kadar asam urat darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan. Pemberian ramuan jamu anti hiperurisemia dengan dosis 0,4 g mampu menurunkan kadar asam urat darah dengan rerata paling tinggi. Ramuan jamu yang terdiri dari cabe jawa, daun sendok dan seledri mampu menurunkan kadar asam urat darah pada tikus. Kata kunci: Cabe jawa, daun sendok, seledri, hiperurisemia
PROFIL KONSUMSI ZAT GIZI PADA WANITA USIA SUBUR ANEMIA Enggar Wijayanti; Ulfa Fitriani
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 11 No 1 (2019): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.21 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v11i1.2166

Abstract

Latar Belakang. Anemia merupakan salah satu permasalahan gizi yang banyak terjadi di negara berkembang. Faktor gizi yang turut berkontribusi terhadap kejadian anemia diantaranya adalah kurangnya asupan zat gizi yang memengaruhi pembentukan Hemoglobin (Hb) pada penderita anemia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi energi, protein, zat besi, asam folat, vitamin C, vitamin A, dan seng pada subjek penderita anemia dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) yang diduga menjadi faktor penyebab anemia. Metode. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dan merupakan bagian dari penelitian “Observasi Klinik Formula Jamu Anemia” yang dilakukan pada bulan Maret-Desember 2018. Jumlah subjek sebanyak 83 orang dengan rentang usia 16-49 tahun. Data konsumsi makanan dikumpulkan dengan wawancara menggunakan food recall 24 jam dan selanjutnya dianalisis dengan program Nutrisurvey. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki status gizi normal. Tingkat konsumsi zat besi, asam folat, dan seng subjek kurang dari AKG, konsumsi energi dalam kategori cukup, dan konsumsi protein, vitamin A serta vitamin C lebih dari AKG. Hasil uji bivariat chi-square menunjukkan tidak ada korelasi yang bermakna antara status anemia dengan konsumsi zat gizi (p>0,05). Kesimpulan. Wanita usia subur (WUS) yang menderita anemia rata-rata memiliki tingkat konsumsi zat besi, asam folat, dan seng kurang dari AKG
PENGARUH ASUPAN ZAT GIZI DAN JAMU PELANCAR AIR SUSU IBU (ASI) TERHADAP KADAR ZAT BESI (Fe) ASI IBU MENYUSUI Enggar Wijayanti; Zuraida Zulkarnain
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 12 No 2 (2021): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Juni 2021
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v12i2.3926

Abstract

Latar belakang. Air Susu Ibu (ASI) mengandung makronutrien dan mikronutrien yang sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Salah satu mikronutrien penting yang terdapat dalam ASI adalah zat besi (Fe). Asupan makanan ibu selama menyusui dan pemberian jamu pelancar ASI diduga berpengaruh terhadap kadar Fe pada ASI yang dihasilkan. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh zat gizi (makronutrien dan mikronutrien) dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu dan pemberian jamu pelancar ASI dengan kandungan Fe dalam ASI. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kohort intervensi dan merupakan bagian dari penelitian “Observasi Klinik Formula Jamu Pelancar Air Susu Ibu (ASI)” yang dilakukan selama bulan Maret sampai Desember 2018. Penelitian ini dilakukan di tempat praktik 6 orang dokter Saintifikasi Jamu (SJ) di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Subjek merupakan ibu menyusui berjumlah 34 orang berusia 17–40 tahun. Data kadar Fe dalam ASI dan konsumsi makanan ibu diambil pada hari sebelum perlakuan (hari ke-0) dan setelah 28 hari pemberian jamu pelancar ASI (hari ke-28). Data konsumsi makanan dikumpulkan melalui wawancara menggunakan formulir food recall 2X24 jam yang diambil pada satu hari kerja (Senin–Jumat) dan satu hari di akhir pekan (Sabtu–Minggu). Data selanjutnya, dianalisis dengan program Nutrisurvey 2007. Hasil. Penelitian ini mendapatkan tingkat konsumsi energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, dan seng kecuali vitamin C dari subjek lebih rendah dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk ibu menyusui. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan tidak ada perbedaan kadar Fe ASI sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil uji regresi linier menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar Fe dalam ASI dengan asupan zat gizi ibu (p>0,05). Kesimpulan. Asupan gizi ibu dan pemberian jamu pelancar ASI tidak berpengaruh terhadap kadar Fe dalam ASI.
Aktivitas Ramuan Daun Salam, Herba Pegagan, Akar Alang-Alang dan Biji Pala pada Tikus Hipertensi yang Diinduksi Prednison dan Garam Ulfatun Nisa; Ulfa Fitriani; Enggar Wijayanti
Jurnal Kefarmasian Indonesia VOLUME 7, NOMOR 2, AGUSTUS 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jki.v7i2.3496

Abstract

The prevalence of hypertension in Indonesia was 25,8%. As much as 70% types of hypertensive patients were mild hypertension. There were some medicinal plants contain single formulation could be used for lowering blood pressure but not in a herbal formulation. This study determined the efficacy of antihypertension herbal formulation that consists of Indonesian bay leaves, Centella herbs, blady grass roots and nutmeg seeds. This study was an experimental laboratory research with pre and post-test controlled design, used thirty Sprague-Dawley rats that were classified randomly into five groups (negative control group which didn't have treatment, positive control group which consumed captopril 0,25 mg, and three groups which consumed antihypertension herbal formulation with doses of 0,08 g; 0,16 g; and 0,32 g. The rats were induced by prednisone and NaCl 2,5 % for 21 days. The data were analysed using ANOVA test with CI 95%. After two weeks observation, the results showed that the blood pressure in the negative control group increased, but in the positive control and treatment groups decreased significantly (p=0,001). In conclusion, the herbal formulation could decrease rat's blood pressure
EFEK PEMBERIAN KAPSUL EKSTRAK JAMU HIPERGLIKEMI TERHADAP KUALITAS HIDUP: The Effect of Hyperglycemic Herbal Extract Capsules on Quality of Life Ulfa Fitriani; Agus Triyono; Danang Ardiyanto; Zuraida Zulkarnain; Peristiwan Ridha Widhi Astana; Ulfatun Nisa; Fajar Novianto; Enggar Wijayanti
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol. 16 No. 1 (2023): JURNAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jtoi.v16i1.600

Abstract

Quality of Life (QoL) in diabetes mellitus (DM) has become highly emphasized in recent years as health care outcome. Hyperglicemic herbs potio, one of scientific herbs, has been proven to be safe and efficacious. The use of extract capsules as an innovative form of herbal medicine continues to be developed. The study aimed to examine the effect of giving hyperglicemic herbal extract capsules on the QoL of hyperglycemic patients at Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus. The method used was pre and post-test design with quasi-experimental. A total of 60 patients followed the study during September-November 2019. The hyperglycemic herbs formula consisting of 5 grams daun Salam, 5 grams sambiloto, 7 grams kayu manis and 10 grams temulawak which converted to the one extract capsule. For the daily doses are two capsules twice a day. The Metformin 500 mg single dose as a control of the study. Before this study and on day 28th, the patients had been examined the QoL using the short form-36 (SF-36). The data were analyzed using the Wilcoxon and Mann Whitney test. The results showed that there was a significant increase in total score of SF-36 (p=0,000) between before and after taking extract capsules, especially for the general health domain (p=0,002). The total score of SF-36 between extract capsules and Metformin groups was not significantly difference (p=0,323). Hyperglycemic herbal extract capsules improved the QoL of the hyperglycemic patients.