Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Asia Pacific Studies

KEBIJAKAN "OPEN SKY" BAGI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DARI PERSPEKTIF HUKUM DAN KERJASAMA INTERNASIONAL KAJIAN: INDONESIA, MALAYSIA, DAN VIETNAM Siti Merida Hutagalung; Ruth Hanna Simatupang; Sinta Herindrasti
Kajian Asia Pasifik Vol 2 No 1 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.525 KB) | DOI: 10.33541/japs.v2i1.670

Abstract

Ruang udara nasional negara-negara anggota ASEAN telah ditetapkan menjadi langit terbuka bagi penerbangan diantara sejak tahun 2010. Penerapan kebijakan open sky tersebut tidak seluruhnya dapat dilakukan serempak karena terkait dengan masalah regulasi, penyiapan dan kesiapan infrastruktur karena terkait dengan kondisi ekonomi masing-masing negara dan teknis penerbangan. Kebijakan open sky walau sarat dengan masalah regulasi dan kerjasama internasional dalam bidang bisnis dan ekonomi tetap harus diterapkan. Hal tersebut terkait dengan globalisasi dan peningkatan kesejahteraan regional di Asia Tenggara. Saat ini masalah tersebut dilakukan melalui perjanjian bilateral dan multilateral diantara negara-diantara anggota, termasuk Indonesia, Malaysia dan Vietnam. Praktik penerapan kebijakan open sky terbukti dapat mengembangkan industri penerbangan. Permasalahan ini diteliti dengan menerapkan metodologi penelitian analisis deskriptif dan yuridis normatif. Untuk membahas permasalahan diterapkan teori kedaulatan, teori kebijakan publik dan teori kerjasama internasional agar permasalahan terungkap dengan tuntas. Kata kunci: ASEAN, open sky, industri penerbangan Abstract The national air space of the countries members of ASEAN had been set to be open skies for flights between them since the year 2010. The application of the open sky policy is not entirely can be performed synchronously because of regulatory issues, related to the preparation and readiness infrastructure because economic conditions associated with each country and technical flight. The open sky policy although laden with regulatory issues and international cooperation in the field of business and economy should still be applied. It is associated with globalization and increased regional prosperity in Southeast Asia. Currently the issue is done through bilateral and multilateral agreements between the countries among the members, including Indonesia, Malaysia and Viet Nam. Practice of application of the open sky policy proved to be able to develop the aviation industry. This issue was examined by applying research methodology descriptive and normative juridical analysis. The problem is discussed by implementing the theory of sovereignty, public policy and the theory of international cooperation so that the problems unfold completely. Keywords: ASEAN, open sky, aviation industry
FENOMENA INDO-PASIFIK DAN DIPLOMASI INDONESIA Sinta Herindrasti
Kajian Asia Pasifik Vol 3 No 1 (2019): January - June 2019
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.902 KB) | DOI: 10.33541/japs.v3i1.965

Abstract

The emergence of the Indo-Pacific terminology since 2007 until 2013, which is still growing stronger up until now, has created a new “tension” dynamic among various actors in the region. The term Indo-Pacific at least reflects the exisiting new geopolitics transformation discourse in the regions between Indian and Pacific Oceans. With its strategic position, Indonesia is also active in the development of Indo-Pacific’s discourse and diplomacy. Considering the broad geographical area coverage of the Indo-Pacific concept and various state-actors including involvement of their power distribution and structure, comprehensive and critical analysis of Indo-Pacific phenomenon observation are therefore required. What is the purpose of Indonesia through its Indo-Pacific diplomatic action? Are there any current urgent needs which warrant involvement in these broad geopolitical issues? Does Indo-Pacific answer the needs of Indonesia and ASEAN in the middle of their various multilateral agendas? This paper would like to elaborate on the importance of Indonesia’s or ASEAN’s involvement in the Indo-Pacific by considering real situations, real needs and obstacles to be faced, especially in regards to politics-security challenges. Keywords: Indo-Pacific Phenomenon, Indonesia Diplomacy Abstrak Kemunculan terminologi Indo-Pasifik sejak tahun 2007 hingga 2013 yang menguat hingga sekarang telah menciptakan dinamika “ketegangan” baru antar berbagai aktor kawasan. Istilah Indo-Pasifik setidaknya mencerminkan adanya diskursus transformasi geopolitik baru di kawasan antara lautan Hindia dan Pasifik tersebut. Tidak ketinggalan Indonesia dengan posisi strategisnya juga terlibat aktif dalam pengembangan diskursus dan diplomasi Indo-Pasifik. Menimbang luasnya cakupan area geografis konsep Indo-Pasifik dan banyaknya aktor negara termasuk distribusi power dan struktur yang akan terlibat, maka diperlukan analisis komprehensif kritis dalam melihat fenomena Indo-Pasifik. Apa sebenarnya tujuan Indonesia melalui aksi diplomasi Indo-Pasifik? Apakah ada kebutuhan yang sangat mendesak saat ini untuk terlibat dalam isu geopolitik yang sangat luas ini? Apakah Indo-Pasifik menjawab kebutuhan Indonesia dan ASEAN di tengah agenda multilateral yang sudah sedemikian banyak? Paper ini ingin melihat urgensi keterlibatan Indonesia/ASEAN dalam Indo-Pasifik dengan mempertimbangkan situasi dan kebutuhan nyata serta kendala yang akan dihadapi terutama terkait tantangan dimensi politik-keamanan (security). Kata Kunci: Fenomena Indo-Pasifik, Diplomasi Indonesia