Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : urnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi

Stereotipe Tentang Muslim Indonesia Dalam Pemberitaan Media Asing (Analisis Framing Terkait Pemberitaan Aksi 212 di Media Online Time dan Al Jazeera) Dini Wahdiyati; Said Romadlan
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v5i2.6878

Abstract

Penelitian ini fokus pada pemberitaan di media online asing tentang stereotipe muslim Indonesia yang dimunculkan dalam teks pemberitaan. Penelitian ini mencoba menguraikan teks pemberitaan melalui analisis teks media dengan menggunakan analisis framing. Inti dari framing adalah bagaimana sebuah fakta ditonjolkan dan dikaburkan. Pemberitaan media asing di antaranya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sentimen agama, ideologi, dan stereotipe yang tajam terhadap kelompok tertentu. Islam di Indonesia selalu menjadi sorotan media asing. Sorot mata media asing semua tertuju saat terjadinya aksi demo besar-besaran umat Islam sebagai respon penistaan agama yang dilakukan Ahok beberapa tahun silam yang dikenal dengan Aksi 212. Momen pemberitaan asing ini menjadi hal yang tercatat sejarah sebagai pemberitaan yang terintens diperhatikan pihak asing sepanjang isu terkait Islam di Indonesia Banyak sekali media asing turut memberitakan termasuk juga Time dan AL JAzeera turut memberitakan Aksi Damai Umat Islam tersebut. Namun pemberitaan-pemberitaan media tersebut muncul sarat dengan muatan yang mengarah pada stereotiping dan tendensi. Hasil penelitian ini menemukan adanya beberapa stereotipe tentang kelompok Islam dalam pemberitaan media asing tersebut; Time dalam bingkai pemberitaannya ditemukan memuat stereotipe yang kuat terhadap umat muslim Indonesia yaitu menyebut Islam mengacu pada; Kelompok muslim (konservatif, ultra konservatif, garis keras): rasis, intoleran dan jahat (berlaku tidak adil yang melampaui batas) terhadap Ahok. Dalam bingkai Time ditemukan memuat pernyataan-pernyataan tendensius yang mengarah kepada umat muslim. Al Jazeera ditemukan membingkai pemberitaan dengan menonjolkan nuansa politis yang dilakukan kelompok Islam adalah politik yang kotor, yakni semacam konspirasi yang diarahkan/dilakukan oleh kelompok umat muslim di Indonesia untuk mencekal kemenangan Ahok sebagai gubernur. Secara umum bingkai yang digunakan Al Jazeera lebih banyak menonjokan intrik-intrik yang disinyalir dilakukan kelompok muslim untuk mencekal Ahok terpilih menjadi gubernur. Hal ini ditemukan yaitu dalam frame Kelompok Muslim (Moderat, Konservatif, Radikal): Mempolitisir Isu Penghujatan Agama untuk Mencekal Ahok. Time maupun Al Jazeera memiliki kesamaan dalam menggunakan beberapa sebutan terhadap kelompok muslim di Indonesia yaitu Time menyebut kelompok muslim dengan konservatif, ultra konservatif dan garis keras. Sedangkan sebutan terhadap umat muslim dalam pemberitaan Al Jazeera ditemui sebutan moderat, konservatif dan radikal. Kedua media asing tersebut sama-sama mengidentifikasi kelompok Islam yakni  semua kalangan Muslim baik yang konservatif (ordinary), ultra konservatif (abangan/tradisionalis), moderat (modernis/menengah), garis keras (radikal) semua memerangi Ahok.
Framing Pemberitaan Media Online mengenai Bentrokan antara Anggota Front Pembela Islam (FPI) dan Anggota Kepolisian Said Romadlan; Dini Wahdiyati
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v6i2.10135

Abstract

Basically a news story must be objective, balanced, and unbiased. But in practice there is often a news story that is not objective, unbalanced, and biased. This is because there are interests that influence the pattern of media content so that the news tends to be biased. One form of media bias is framing, which is selecting certain issues and removing other issues, and highlighting certain facts and covering up other facts. With regard to framing practices, this article focuses on two issues, firstly, how to frame the news of clashes between members of the Islamic Defenders Front (FPI) and police members in the online media Kompas.com and Tirto.id? Second, what are the factors that influence the framing of the news of clashes between members of the Islamic Defenders Front (FPI) and members of the police in the online media Kompas.com and Tirto.id? To understand the framing of the two online media, used framing analysis model Robert Entman as research method. Data collection uses documentation in the form of news of clashes between FPI members and police in Kompas.com and Tirto.id. While the data analysis is text analysis and context analysis. The results of the study showed first, framing Kompas.com further highlight the fact of the attacks carried out by FPI members against members of the Police that resulted in 6 FPI members being shot dead. While framing the Tirto.id further highlights the fact of the shootings committed by police members against FPI members that led to the deaths of 6 FPI members. Second, the factor that influences framing is the practice of organizations (media routines) of both online media. Thus, the both of online media in their coverage of clashes between FPI members and police members tend to be biased because it is influenced by their respective of media practices.