Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : JURNAL AGRILAND

Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap mutu permen jelly buah nangka Miranti Miranti
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 1 (2020): AGRILAND: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i1.2592

Abstract

Permen jelly termasuk dalam produk pangan semi basah, karena bahan utamanya adalah air, bahan perasa atau bahan lain yang dapat membentuk gel. Oleh karena itu produk ini mudah mengalami keruskan, sehingga untuk memperpanjang daya simpan perlu dilakukan pengeringan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan dan lama pengeringan terhadap mutu permen jelly nangka. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dua ulangan dengan suhu dan lama pengeringan sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air, vitamin C, tekstur, dan organoleptic warna permen jelly terbaik pada suhu 60 ˚C dengan lama pengeringan 5 jam, sedangkan organoleptik rasa permen jelly terbaik pada suhu pengeringan 80 ˚C dengan lama pengeringan 20 jam.
Pengaruh jumlah gula dan CMC terhadap mutu sirup seledri Mahyu Danil; Nurul Sakinah; M Nuh; Wan Bahroni Jiwar Barus; Miranti Miranti; Susan Novrini
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 3 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i3.5004

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium THP Fakultas Pertanian UISU. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua (2) ulangan. Faktor I : Jumlah Gula (G) yang terdiri atas empat taraf : G1 (55%), G2 (60%), G3 (65%), G4 (70%). Faktor II : Jumlah CMC (C) yang terdiri atas empat taraf : C1 (0%), C2 (0,5%), C3 (1%), C4 (1,5%). Parameter yang diamati meliputi TSS, kadar vitamin C, tinggi endapan, organoleptik rasa, dan organoleptik aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah gula berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap TSS, kadar vitamin C dan nilai organoleptik aroma dan rasa, dan berbeda tidak nyata terhadap tinggi endapan
Peningkatan kualitas cincau hijau dengan pemberian jenis dan jumlah asam Miranti Miranti
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 1 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i1.3956

Abstract

Pangan fungsional merupakan makanan atau minuman yang mempunyai efek fisiologis bagi tubuh, meningkatkan kondisi tubuh, mengurangi resiko terhadap suatu penyakit, bahkan dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Salah satu produk olahan pangan yang digemari masyarakat adalah cincau hijau. Cincau hijau dapat diolah dari tanaman cincau hijau rambat (Cyclea Barbata), cincau perdu (Premna serratifolia atau Premna Integritifolia L.). Cincau hijau dibuat dengan cara mengekstrak daun dengan menggunakan pelarut dari air yang merupakan pelarut terbaik dalam ekstraksi daun cincau hijau. Dalam pembuatan cincau asm organik dapat mempercepat terbentuknya gel cincau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah asam terbaik yang dapat meningkatkan kualitas cincau hijau sebagai minuman fungsional. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian UISU. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan tiga ulangan. Dengan jenis asam dan jumlah asam sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu cincau hijau terbaik dengan pemberian asam sitat dengan jumlah asam 2%.
Peningkatan mutu apem labu kuning melalui metode pengolahan tepung labu kuning dan subtitusi tepung labu kuning dengan tepung terigu Miranti Miranti
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 2 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i2.4120

Abstract

Labu kuning merupakan salah satu jenis buah-buahan yang berasal dari tanaman yang menjalar yang dibudidayakan oleh masyarakat luas, labu kuning memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti menjaga kesehatan mata, mencegah penuaan dini, mengurangi resiko hipertensi, mencegah sembelit, memperkuat tulang, meningkatkan metabolisme dan sebagainya. Labu kuning banyak digunakan sebagai bahan makanan contohnya saja pada kue basah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui  metode pengolahan tepung labu kuning dan subtitusi tepung labu kuning dengan tepung terigu terbaik terhadap mutu apem labu kuning. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial tiga) ulangan dengan metode pengolahan tepung labu kuning dan  subtitusi tepung labu kuning dengan tepung terigu (sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengolahan tepung labu kuning dengan pemarutan dan substitusi tepung labu kuning dengan tepung terigu 125 g : 75 g menghasilkan mutu apem labu kuning terbaik dengan warna dan rasa yang paling disukai.
Pengaruh Konsentrasi Natrium Metabisulfit dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Tepung Biji Alpukat (Persea americana Mill) Miranti Miranti; Mahyu Danil; Dedi Suhardianto; Wan Bahroni Jiwar Barus; Aprilawati Sitompul
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 11, No 2 (2023): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v11i2.7718

Abstract

Biji buah alpukat sampai saat ini hanya dibuang sebagai limbah. Padahal didalam biji alpukat mengandung zat pati yang cukup tinggi, yakni sekitar 23%. Hal ini memungkinkan biji alpukat sebagai alternatif sumber pati. Biji alpukat mengandung polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinon, saponin, tannin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua (2) ulangan. Faktor I adalah konsentrasi natrium metabisulfit dengan sandi “K” terdiri atas 4 taraf : K1 = 0 ppm, K2 = 500 ppm, K3 = 1000 ppm, K4 = 1500 ppm. Faktor II adalah lama perendaman dengan sandi “L” terdiri atas  4 taraf : L1 = 2 jam , L2 = 4 jam,    L3 = 6 jam, L4 = 8 jam. Parameter yang diamati adalah  kadar air, rendemen, kadar protein, kadar abu, kadar serat dan nilai organoleptik warna. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman  dapat diambil kesimpulan bahwa konsentrasi natrium metabisulfit  berpengaruh  berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap nilai organoleptik warna, lama perendaman  berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap  kadar air, rendemen, kadar protein  dan  nilai organoleptik warna, dan interaksi perlakuan konsentrasi natrium metabisulfit dan lama perendaman berpengaruh berbeda sangat nyata (P0.01) terhadap nilai organoleptik warna. Untuk memperoleh tepung biji alpokat yang bermutu baik disarankan menggunakan konsentrasi natrium metabisulfit 1500 ppm  dan lama perendaman 8  jam karena menghasilkan rendemen yang tinggi dan warna yang disukai