RR Yunita Bayu Ningsih
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Synthesis and Characterization Catalyst γ-Al2O3 and Al/γ-Al2O3 using XRD Analysis Selpiana Selpiana; David Bahrin; RR Yunita Bayu Ningsih; Aditia H Akbar; Ayu Permatasari
IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry) Vol 7, No 1 (2022): February 2022
Publisher : IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24845/ijfac.v7.i1.26

Abstract

Catalysts have an essential role in chemical processes because they can control reactions and produce the desired product. In general, catalysts function to speed up chemical reactions that can take place by lowering the activation energy. By decreasing the activation energy, the minimum energy required for the collision is reduced so that the reaction can occur faster. Selection of the suitable material to be used as a catalyst is an effort that must be made to achieve a successful process and obtain cost efficiency. The choice of material as metal and support was the aim of this research. Aluminum (Al) was the material chosen as metal and γ-Al2O as the support. The method used in the synthesis of this catalyst was dry impregnation. It is hoped that more metal will stick to the support. In this study, catalyst synthesis was carried out with two variations of treatment. The first treatment was using Al as metal and γ-Al2O3 as the support. The second treatment did not use metal only γ-Al2O3 as the support. The resulting material was characterized by XRD analysis. The analysis found that in the diffractogram pattern of Al /γ-Al2O3, the peaks appeared at 2θ = 37o; 46o and 67o. The impregnation process went well. Aluminum was evenly distributed (sticks) to the pore surface of the support and entered the poresKeywords: Catalyst, metal-support, Al/γ-Al2O3, dry impregnation, XRD
PENGARUH SUHU PEMANASAN PADA PROSES UPGRADING BATUBARA DENGAN PENAMBAHAN SARANG LEBAH TERHADAP KARAKTERISTIK BATUBARA RR. Yunita Bayu Ningsih; RR. Harminuke Eko Handayani; Adang Suherman; Syarifudin Syarifudin; Siti Rohma
Geosapta Vol 6, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v6i2.8376

Abstract

Karakteristik batubara yang dihasilkan oleh proses upgrading pada kondisi evaporasi dipengaruhi oleh suhu pemanasan yang digunakan. Disisi lain pemanasan pada kondisi evaporasi berdampak pada timbulnya rekahan pada permukaan batubara sehingga dapat menyerap air kembali ketika proses upgrading selesai. Untuk itu diperlukan bahan aditif yang bersifat hidrofobik untuk melapisi batubara sehingga dapat menutupi rekahan batubara. Salah satu material yang dapat digunakan adalah sarang lebah. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan penambahan sarang lebah terhadap karakteristik batubara. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium. Variabel yang digunakan adalah suhu pemanasan yaitu 0,100,150,200, 250 0C. Pada penelitian ini diamati karakteristik batubara yang dipanaskan pada beberapa kondisi suhu pemanasan dan akan dibandingkan karakteristik batubara tanpa dan dengan penambahan sarang lebah. Pengujian yang dilakukan meliputi proximate analisis, nilai kalori, lama pembakaran dan kemampuan penyerapan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu pemanasan dan penambahan sarang lebah berpengaruh terhadap karakteristik batubara. Semakin meningkatnya suhu maka kandungan moisture pada batubara cenderung semakin menurun sedangkan kandungan abu, lama penyalaan, kemampuan penyerapan air dan nilai kalori cenderung semakin meningkat. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa batubara dengan penambahan sarang lebah memiliki kandungan moisture dan kemampuan penyerapan air yang lebih rendah serta nilai kalori, kandungan abu dan lama pembakaran yang lebih tinggi daripada batubara tanpa penambahan sarang lebah. Kata kunci: Upgrading, batubara,pelapis, sarang lebah
PENGARUH SUHU PEMANASAN PADA UPGRADING BATUBARA DENGAN PENAMBAHAN PFAD TERHADAP PERILAKU PEMBAKARAN BATUBARA RR. Yunita Bayu Ningsih; Rr. Harminuke Eko Handayani; Diana Purbasari; Muhammad Fadhli
Geosapta Vol 4, No 01 (2018): Januari 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v4i01.4440

Abstract

Penambahan Palm Fatty Acid (PFAD) pada proses upgrading batubara berfungsi sebagai coating batubara. Adanya coating ini akan menyebabkan batubara tidak mudah menyerap air kembali sehingga kualitas batubara dapat terjaga. Penambahan PFAD ini akan berpengaruh terhadap karakteristik batubara tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan yang digunakan pada proses upgrading batubara dengan penambahan PFAD terhadap karakteristik pembakaran. Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mencampurkan batubara ukuran 30 mesh dengan PFAD sebesar 12% dari berat batubara. Selanjutnya campuran tersebut dicetak dan dipanaskan dengan lima variasi suhu yaitu 1000C, 1500C, 2000C, 2500C dan 300oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu pemanasan yang berbeda akan menghasilkan perilaku pembakaran yang berbeda pula. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa batubara yang ditambahkan PFAD dan yang telah dipanaskan pada suhu 2000C memiliki perilaku pembakaranyang paling baik dimana batubara tersebut memiliki waktu awal penyalaan 16,5047 menit dengan lama pembakaran adalah 3,133 menit. Kata- kata kunci : Batubara, Palm Fatty Acid Destilation, Perilaku Pembakaran, Kualitas Batubara
PENGARUH PENAMBAHAN PFAD TERHADAP KARAKTERISTIK BATUBARA KUALITAS RENDAH RR. Yunita Bayu Ningsih; Umar Rifaldy Pulakadang; Ocky Pradika Riadi
Geosapta Vol 3, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jg.v3i1.2921

Abstract

Upgrading batubara yang dilakukan dengan pemanasan akan menguapkan moisture yang ada didalam batubara sehingga nilai kalori batubara meningkat. Akan tetapi proses pemanasan ini akan menyebabkan pori-pori pada batubara semakin membesar. Akibatnya air dapat masuk kembali kedalam batubara ketika proses pemanasan selesai. PFAD dapat digunakan sebagai coating pada batubara yaitu dapat menutupi pori-pori batubara yang terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Patty Falm Acid Destilation (PFAD) terhadap kualitas batubara. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan proses karbonisasi dengan suhu 3000C pada batubara yang berukuran 30 mesh. Batubara yang telah dikarbonisasi selanjutnya ditambahkan PFAD sebesar 0%,4%,8% dan 12%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanpa penambahan PFAD kandungan moisture batubara adalah sebesar 5.5% adb, nilai kalori 4,607 kal/gr, zat terbang 41.87%adb dan abu sebesar 12.33%adb. Batubara yang telah ditambahkan PFAD sebanyak 12% dapat menurunkan kandungan moisture menjadi 3.47%adb dan menaikan nilai kalori menjadi 5,342 kal/gr. Zat terbang menjadi sebesar 40,94%adb dan abu menjadi 17.06%adb. Hasil uji SEM menunjukan bahwa batubara yang yang ditambahkan PFAD memiliki pori-pori yang lebih sedikit dan lebih kecil daripada batubara yang tidak ditambahkan PFAD. Penelitian ini menunjukan bahwa penambahan PFAD tidak hanya dapat berfungsi sebagai coating tetapi juga dapat mengubah kualitas batubara. Kata- kata kunci : Batubara, Palm Fatty Acid Destilation, Kualitas Batubara
Karakteristik Pembakaran Biobriket Batubara Campuran Batubara dan Ampas Tebu Rr. Harminuke Eko Handayani; RR. Yunita Bayu Ningsih; Canda Muammal
PROMINE Vol 5 No 2 (2017): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.108 KB) | DOI: 10.33019/promine.v5i2.915

Abstract

Coal is a kind of energy that really close to thermal properties. Low rank coal in Indonesia is hardly tobe used as a raw coal. The making of biobatubara briquette is one of a thing people managed to uselow rank coal. In this research talk about the influence of the pressure in making biobatubara briquetteto know the burning characteristic. The analysis is done by using Thermogravimetric Analyzer. Thepressure that used is 75, 100, 125 and150, in kg/cm2 units. The result of this research showed thattemperature of ITVM between 263-269 ºC , ITFC between 271-274 ºC, PT between 397- 404 ºC , BTbetween 288-290 ºC.
Kinerja Unit Crushing Plant dalam Pengolahan Batuan Andesit Di Pt Bukit Asam, Tbk. Tanjung Enim, Sumatera Meutia Diani Amdi; Mukiat S; Yunita Bayu Ningsih
PROMINE Vol 8 No 2 (2020): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/promine.v8i2.1986

Abstract

Meningkatnya pembangunan di kota Palembang beberapa tahun belakangan, membuat kebutuhan material konstruksi juga meningkat. Adanya andesit di daerah Tanjung Enim, seharusnya bisa menjadi pemasok batu split untuk daerah Palembang. Agar beton yang dihasilkan memiliki kualitas baik, ukuran batu split harus mengacu pada standar industri Indonesia. Untuk memenuhi standar tersebut, batu andesit hasil penambangan perlu diolah dan mengalami proses reduksi ukuran kemudian dianalisis agar memenuhi standar. Ukuran produk hasil pengolahan berkorelasi dengan kinerja unit crushing plant. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan batu andesit serta menganalisis produktivitas crushing plant dan menganalisis kualitas hasil pengolahan. Penelitian dilakukan dengan mengamati kinerja unit crushing plant serta dilakukan analisis uji ayakan untuk mendapatkan nilai modulus kehalusan. Kemudian membandingkan nilai modulus kehalusan yang diperoleh dengan standar indonesia yang berkisar antara 6-7,10. Dari hasil penelitian diketahui produktivitas aktual unit crushing plant sebesar 142,1685 ton/jam dengan nilai ketersediaan alat kurang dari 64%. Berdasarkan uji analisis ayakan, didapatkan nilai modulus kehalusan sebesar 7,66 dan belum memenuhi standar industri Indonesia. Hasil dari pemecahan sangat beragam sehingga pada pengolahan batu andesit diperlukan unit secondary crusher.