Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL PANGAN

Budidaya Jamur Kuping Dan Tiram Dengan Teknologi Pengendalian Suhu Mad Yamin
JURNAL PANGAN Vol. 19 No. 2 (2010): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v19i2.137

Abstract

Pada umumnya budidaya jamur kuping dan tiram dilakukan pada dataran tinggi dengan ketinggian 800 m dpl (di atas permukaan laut). Oleh karena itu, sampai saat ini para petani jamur menggunakan lahan-lahan di dataran tinggi tersebut untuk pembudidayaan jamur kuping dan tiram. Perlu terobosan baru dalam melakukan budidaya jamur dengan menggunakan teknologi pengendalian suhu, sebagaimana yang sudah dilakukan di negara-negara maju seperti Jepang, yaitu budidaya jamur dengan pengendalian suhu pada 15o C menggunakan mesin pendingin. Dengan teknologi pengendalian suhu tersebut, budidaya jamur dapat dilakukan di dataran rendah. Pada tulisan ini akan diuraikan hasil hasil penelitian yang telah dilakukan di Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Bogor. Hasil Penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Daryani dkk (1999) dengan teknik pengendalian suhu pada rumah jamur,telah menghasilkan dalam skala laboratorium hasil panen jamur kuping mencapai 84.8 % dari berat media. Sedangkan hasil panen jamur tiram mencapai 78.2 %, dengan pengendalian suhu 17oC , juga menghasilkan panen yang terbesar, yaitu 424 gram untuk jamur kuping dan 391 gram untuk jamur tiram per bag log. Pertumbuhan jamur akan lebih cepat pada rumah jamur dengan suhu 21oC dan ada kecenderungan bahwa pertumbuhan jamur di dalam rumah jamur dengan suhu terkendali, memberikan hasil yang lebih baik yaitu diameter Pileus dan diameter Stipa yang lebih lebar dan lebih tebal. Dari uraian di atas, maka sudah saatnya bagi para pengusaha Jamur untuk menggunakan Teknologi pengendalian suhu dalam budidaya jamur.Cultivation of Tiram Mushroom and kuping Mushroom usually done at high land about 800 m above sea level . That’s why the Mushroom’s Farmers always using high land for example land at Puncak or at Dieng Mountain and another high land. We need new inovation, how the farmers could doing Tiram Mushroom and Kuping Mushroom cultivation at the lower land using temperature control technology which has done at Japan or western countries. Japan has developed Temperature control technology about 15oC for Mushroom cultivation using Refrigeration machine which temperature control at 15oC. There for the mushroom cultivation could be done at lower land. At this paper will describe about reseach which has done at Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agriculture Institute (IPB Bogor). Sri Daryani et al (1999) has found on her reseach that Mushroom in the green house which temperature control give harvest result about 84.8% of mushroom baglog weight. The result of Tiram Mushroom harvest is 78.2 %, at temperature control abaout 17oC. Also give the greatest harvest 424 gram of kuping Mushroom and 391 gram of Tiram Mushroom for every bag log, Mushroom grows faster at Green house by temperature of 21oC , diameter of Pileus wider and diameter of Stipa more thick. So, this time the mushroom farmers could do mushroom cultivation on the lower land by using temperature control green house. 
Agrobisnis Jamur Tiram sebagai Usaha Yang Mampu Menopang Ekonomi Keluarga Mad Yamin
JURNAL PANGAN Vol. 18 No. 3 (2009): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v18i3.245

Abstract

Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki nilai jual yang relatif tinggi. Halini karena kandungan senyawa yang bermanfaat pada jamur tiram membuat penggunaannya tidak hanya sebatas untuk bahan makanan bahkan telah meluas menjadi bahan baku obatobatan (Cahyana et at, 2004). Sebuah perusahaan jamur tiramskala menengah ke atas dapat memproduksi jamur tiram rata rata 650 kg jamur tiram segar per hari, sedangkan perusahaan jamur tiramdalam skala menengah ke bawah mampu memproduksi rata rata 100-250 kg jamur tiram segar perharinya (Suria wiria, 2001). Prospek melakukan bisnis jamur tiram di Indonesia sangat cerah, karena kondisi alam dan lingkungan Indonesiasangat cocok untuk budidayajamur. Selain itu permintaan pasar akan jamur tiram di Indonesia sangat tinggi sedangkan ketersediaan akan jamurtiram tersebut masih belum memenuhi, sebagai contoh, untuk daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Depok menurut manajer pemasaran sebuah perusahaan jamur tiram di desa Pandansari, kecamatan Ciawi tiap harinya memerlukan 40 ton jamur tiram segar, sedangkan perusahaannya hanyamampu memproduksi jamurtiram segar setiap harinya sebesar1 ton.Langkah awaldalam memulai bisnis jamurtiram adalah memahami budidaya jamur tiram, selanjutnya fokus pada pembesaran saja, yaitu dengan membangun sebuah kumbung jamur, lalu menjadi petani plasma, bergabung dengan petani jamur tiram inti yang sudah menguasai proses pembibitan jamur yang baik kualitasnya, serta menguasai pemasarannya. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan pemasaran, sekaligus menguasai budidaya jamur tiram secara keseluruhan sambil mulai membangun diri sebagai petani jamur tiram inti dengan mengembangkan petani plasma jamur tiram setelah mampu menguasai budidaya jamur dan pemasarannya, bukan hanya pasarlokal, bahkan pasar internasional, karena jamurtiram sangat disukai di Jepang, Taiwan, Singapore, TimurTengah, Amerika dan Australia. Memulai bisnis jamur tiram dengan pembesaran 10,000 baglog miselium jamur tiram akan dihasilkan sebanyak 4 ton jamur tiram segar dalam satu periode pembesaran jamur tiram, yaitu sekitar 4 bulan dan akan memberikan keuntungan yang mampumenambah penghasilan setiap bulannya.