<![CDATA[Abstrak: Penelitian ini berupaya menjelaskan makna dan fungsi kepunan dan malet dalam masyarakat Bangka dengan perspektif tafsir kebudayaan. Tulisan ini diawali dengan menelisik makna keduanya menurut pemahaman komunitas masyarakat Bangka. Pada tahap kedua, artikel ini akan memaknai kepunan dan malet tersebut dengan pendekatan tafsir kebudayaan. Dengan paradigma tafsir kebudayaan, kepunan yang umumnya dipahami oleh komunitas masyarakat Bangka sebagai adat istiadat, mitos, dan syirik, bahkan dianggap sebagai penyebab bala’ sebenarnya dapat ditafsirkan sebagai bentuk solidaritas sosial masyarakat Bangka. Sedangkan malet yang oleh komunitas masyarakat Bangka dipahami sebagai bentuk penolak bala’ dapat dipahami sebagai wujud etika sosial masyarakat Bangka dalam menghargai dan menghormati pemberian orang lain. Keywords: kepunan, malet, tafsir kebudayaan Abstract: This study is an attempt to unveil the meaning as well the function of kepunan and malet culture in Bangka society with a Qur’anic exegeses perspective. This research begins by examining the meaning of both (kepunan and mallet) and how they function according to the understanding of the Bangka community. In the second stage, this study will interpret the kepunan and malet with the cultural interpretation approach. With this cultural interpretation paradigm, the kepunan which is generally understood by the Bangka community as customs, myths, and syirk (an act and belief of polytheism), even considered as the cause of disaster is eventually interpreted as a form of social solidarity of the people of Bangka. While malet which is understood by the Bangka community as a form and means of rejection of disaster and bad things, could be understood as a form of social ethics of the Bangka community in respecting the gifts of others. Keywords: kepunan, malet, cultural interpretations]]>
